NovelToon NovelToon
Tawanan Cinta Pria Lumpuh

Tawanan Cinta Pria Lumpuh

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:154.4k
Nilai: 4.6
Nama Author: Susilawati_2393

Kecelakaan menjadikan tertulisnya takdir baru untuk seorang Annasya Atthallah. Berselang dua bulan setelah kecelakaan, gadis yang biasa dipanggil Nasya itu dipinang oleh orang tua lelaki yang merupakan korban kecelakaan.

Airil Ezaz Pradipta, terpaksa menyetujui perjodohan yang diam-diam dilakukan oleh kedua orang tuanya. Tidak ada yang kurang dari seorang Nasya. Namun dirinya yang divonis lumpuh seumur hidup menjadikan Airil merasa tidak pantas bersanding dengan perempuan yang begitu sempurna.

Lelaki yang dulunya hangat itu berubah dingin ketika bersama Nasya. Mampukah Nasya meruntuhkan tembok es itu dan melelehkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susilawati_2393, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 14

Ingat suaminya yang belum makan malam Nasya mengganti pakaiannya dengan piyama kemudian memasak. Tidak ingin jadi istri durhaka karena tidak memperhatikan kebutuhan suaminya sendiri.

Sedang Airil mencari udara segar di balkon untuk menyegarkan pikirannya yang telah diracuni Nasya. Tentu saja dia merasa bersalah setelah mengatakan kalimat pedas seperti itu.

"Mas aku bawakan makan," Nasya mengetuk pintu sebelum masuk.

"Masuk," Airil menyahut dengan napas kembali memburu.

Pikirnya Nasya masih menggunakan pakaian haram itu. Namun ternyata sudah berganti dengan piyama lengan panjang. Menutupi semua lekuk tubuh yang telah berhasil membuatnya frustasi.

"Tadi lapar kan? Sini aku suapin," ikut duduk di balkon Nasya menyuapi suaminya.

Airil bisa melihat bulu mata yang masih basah itu, rasa bersalahnya jadi berlipat-lipat ganda. "Tidurlah malam ini di kamarku," katanya mengusap kepala Nasya yang menyuapinya dengan lembut.

"Iya Mas," Nasya mengangguk kecil. Kenapa dia punya suami yang bisa sekali membuat hatinya bahagia dan kacau secara bersamaan.

Ingin Airil memuji kalau tubuh istrinya ini terlalu indah, tapi ditahannya.

"Kau suap dulu baru aku, kita makan sama-sama."

Nasya menurut, menyuapkan nasi ke mulutnya sendiri kemudian menyuapi suaminya. Begini saja hatinya sudah bahagia.

"Tangannya masih sakit digerakkan Mas?"

"Paling beberapa hari nanti sudah sembuh, nggak akan ngerepotin lagi." Katanya mencubit hidung Nasya pelan.

"Aku suka kamu repotin gini Mas, biar jadi istri berguna." Balas Nasya dengan bibir yang mengerucut tajam.

"Sejak kapan aku minta kamu jadi produk serba guna, heh."

Perempuan itu menggeleng dengan bibir tersenyum menatap rembulan. Akhirnya mereka makan bersama sampai nasi di piring itu ludes. Tanpa sadar Nasya menyandarkan kepalanya di bahu sang suami dengan nyaman.

"Asya," panggil Airil.

"Em, panggilannya berubah lagi." Nasya menyahut tanpa menoleh.

"Biar gak sama kayak abi manggil ummi." Airil menggeser posisi duduk Nasya ke pangkuannya dengan tangan kiri, lalu membawa masuk ke kamar.

"Mas awas jatuh!" Pekik Nasya terkejut ketika kursi roda itu berjalan.

"Kalau kau duduk manis dan diam tidak akan jatuh."

"Kaki kamu sakit nanti Mas, badanku berat."

"Kakinya sudah mati rasa. Pindah sendiri, tanganku sakit mengangkat tubuhmu tadi."

"Sok-sokan sih." Gerutu Nasya turun dari kursi roda dan membantu suaminya berpindah ke tempat tidur. Akhirnya dia bisa merasakan melayani suaminya sendiri.

"Mas, kita coba jalan sebentar ya." Nasya memapah tubuh Airil tanpa kursi roda. Tapi kaki itu kaku untuk digerakkan. Ia yang memapah hampir ikut terjatuh.

"Kita istirahat saja." Nasya tidak memaksakan lagi, membawa suaminya berbaring dan menyelimuti. Dapat jackpot apa dia hari ini sampai diajak tidur bersama.

"Tidurlah duluan." Airil membawa laptop ke pangkuannya.

Nasya menurut, berada di kamar sang suami ternyata membuatnya lebih tenang dan cepat mengantuk.

Setelah memastikan Nasya tertidur pria itu mulai melakukan aksi nakalnya.

"Aku mana mungkin tidak tergoda dengan tubuhmu Sya," Airil menempelkan bibirnya lalu melakukan sesapan lembut. Nasya yang tertidur bibirnya bergerak-gerak seperti bayi, membuat gairah Airil semakin menjadi saja.

Keesokan paginya Nasya terbangun lebih dulu. Ia tidak langsung bangkit, mengamati wajah tampan suaminya yang masih terlelap.

"Semoga perlahan hatimu terbuka untuk menerimaku Mas," gumam Nasya mengecup kening suaminya lalu beranjak ke kamarnya untuk mandi dan bersiap.

"Jadi ini yang kamu lakukan setelah mengatakan tidak tertarik dengan tubuhku," Nasya geleng-geleng kepala melihat tanda kemerahan di lehernya. Ia tidak sepolos itu tidak tahu siapa pembuat tanda ini.

Usai bersiap Nasya membangunkan suaminya dan sengaja hanya menggunakan ciput agar lehernya bisa terlihat jelas.

"Sudah mandi?" Tanya Airil ketika kelopak matanya terbuka dan mendapati istrinya yang tersenyum manis.

Bibir ranum itu mengingatkannya dengan ciuman Nasya yang kaku. Mungkin dia harus lebih rajin mengajari istrinya ini.

"Iya Mas, kamu belum sholat. Ayo mandi dulu."

Airil mengangguk, tersenyum puas melihat hasil karyanya yang terukir indah di leher Nasya.

"Mas, aku tadi malam digigit hantu penghisap darah tidur disini." Adu Nasya seperti gadis yang benar-benar polos.

"Hantu penghisap darah?" Bingung Airil dengan kening berkerut.

"Iya, kamu lihatkan leher aku ini. Terus disini ada juga," ujar Nasya membuka dua kancing kemejanya.

Airil menelan saliva susah payah, nalurinya sebagai lelaki saat bangun tidur langsung bangkit meronta-ronta.

"Jadi hantu penghisap darah itu nyata?" Airil bertanya dengan wajah lugu, menekan tanda kemerahan di leher Nasya pelan.

"Auw ini sakit Mas, giginya pasti menancap disini. Ada bekas gigitan juga," jelas Nasya seraya mengulum senyum.

"Sini aku tiup biar hilang sakitnya," ujar Airil yang dituruti Nasya dengan senyuman licik.

Namun sialnya hembusan napas suaminya itu justru membuat Nasya menegang. Airil tidak hanya meniup, setelahnya pria itu memberikan kecupan di tempat itu.

"Sebentar lagi sembuh," Airil meyakinkan kemudian berpindah ke kursi roda.

Nasya yang di tinggalkan suaminya ke kamar mandi geleng-geleng kepala. Mau-mau tapi malu, gumamnya. Ternyata tidak sesulit itu meluluhkan hatinya.

Hari berganti hari hubungan keduanya semakin membaik. Meskipun masih sering bertengkar tapi kadang keduanya terlihat akur saat keluar bersama. Kalau tidak Nasya yang menyusul ke kantor, maka Airil yang menjemput pulang.

"Alhamdulillah, akhirnya tidak ada lagi drama perpisahan." Nefa tersenyum lega melihat abang sepupunya yang menggandeng tangan sang istri dengan mesra.

...🍀🍀🍀...

"Malam ini jangan tunggu aku pulang. Kamu tidur duluan saja, aku banyak kerjaan. Mungkin nggak akan pulang malam ini." Airil memberitahu Nasya ketika mengantarkannya ke kantor.

"Sibuk banget? Aku takut tidur sendirian. Nanti kalau ada hantu penghisap darah datang dan kamu nggak ada, siapa yang mengusirnya Mas." Rengek Nasya manja.

"Kalau aku tidak ada, tidak akan ada hantu penghisap darah."

Supir yang mengantarkan mereka sampai senyam-senyum sendiri mendengarnya.

"Iyalah, kan kamu hantu penghisap darahnya." Nasya terkekeh mencium pipi suaminya lalu keluar mobil sambil melambaikan tangan.

1
Rumini Parto Sentono
Luar biasa
e fr
seruu.. romantis..lucu.. konflik tdk terlalu berat.. jd gak cape mikir😂
Kiki
Lumayan
Rswt Slv
Biasa
Nani Suryani
ah ga oernah sijawab
Linda Wati
next
Tiwik
Luar biasa
Nani Suryani
ceritaa ttg keluarhaa ofion ga ada?
Nani Suryani
novel ttg hubungan nefa dan Arazz apa judulnya?
Nani Suryani
cerita tentang keluarga Orion di bab berapa ya?
Adinda Bramantio
Luar biasa
Nur Solihat
baru mampir setelah baca novel sebelah 🤭
Nani Suryani
kameknya Airiil daro pihak ibjnya siapa namanya.
Nani Suryani: mira, kskeknya erwan
total 1 replies
Arindaa
wkkwkw
sabar ya sa
Arindaa
aduhh abiii
Arindaa
wkwkkw
key diamm
Arindaa
waduhh waduhhh
Arindaa
hohoo
Arindaa
saya
sblm.terkmabat
Arindaa
akankah Nasya dalam bahaya?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!