NovelToon NovelToon
MY HOT AND SEXY HUBBY

MY HOT AND SEXY HUBBY

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor
Popularitas:20.6k
Nilai: 5
Nama Author: yaya_tiiara

Jingga yang sedang patah hati karena di selingkuhi kekasihnya, menerima tantangan dari Mela sahabatnya. Mela memintanya untuk menikahi kakak sepupunya, yang seorang jomblo akut. Padahal sepupu Mela itu memiliki tampang yang lumayan ganteng, mirip dengan aktor top tanah air.
Bara Aditya memang cakep, tapi sayangnya terlalu dingin pada lawan jenis. Bukan tanpa sebab dia berkelakuan demikian, tapi demi menutupi hubungan yang tak biasa dengan sepupunya Mela.
Bara dan Mela adalah sepasang kekasih, tetapi hubungan mereka di tentang oleh keluarganya. Mereka sepakat mencari wanita, yang bersedia menjadi tameng keduanya. Pilihan jatuh pada Jingga, sahabat Mela sendiri.
Pada awalnya Bara menolak keras usulan kekasihnya, tetapi begitu bertemu dengan Jingga akhirnya dia setuju.
Yuk, ikuti terus keseruan kisah Jingga dan Bara dalam membina rumah tangga. Apakah rencana Mela berhasil, untuk melakukan affair dengan sepupunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yaya_tiiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 : Curiga

Kembali Jingga termenung di balkon kamar tidurnya, sambil menyesap teh hangat yang di buatkan bi Minah. Sejak di cafe hingga pulang, belum ada kabar dari suaminya. Entah sesibuk apa Bara Aditya? Sampai-sampai lupa menghubungi istrinya. Mungkinkan dia terkena penyakit lupa ingatan? Atau memang sengaja mengabaikan.

Jingga jadi curiga, kepergian Bara ke luar negeri hanya untuk mendampingi Mela. Kenapa mereka harus sembunyi-sembunyi? Padahal ia akan mengabulkan permintaan mereka jika ingin bersama, dengan syarat harus berpisah dengannya dulu. Lamunan Jingga terganggu, ketika ponselnya berteriak-teriak memanggil. Di ambilnya benda pintar itu dari atas meja, di lihatnya siapa yang menghubungi? ketika nama Bara terpampang sebagai pemanggil, buru-buru Jingga me-reject nya. Hatinya terlanjur kesal, ia lebih baik mengabaikan. Namun benda pipih itu tak berhenti berbunyi, hingga dengan terpaksa mengangkatnya.

"Jingga...!" panggilnya keras, ketika tombol on di pijitnya.

Ia segera menjauhkan ponsel dari telinganya, ketika suara menggelegar Bara terdengar memanggilnya.

"Salamnya dulu, hubby" ucapnya berusaha tenang, seharusnya ia yang marah bukan sebaliknya. "Jangan teriak-teriak, saya belum tuli!"

"Assalamualaikum" ujar Bara, menuruti perintah istrinya. "Maaf, saya bukan bermaksud berkata demikian. Tapi foto-foto yang kamu kirimkan membuat saya gak bisa konsentrasi. Saya gak tau, kalau Mela juga ada di negara yang sama. Saya pergi hanya. bersama tim dari kantor, bukan dengan yang lain apalagi bersama Mela. Kami memiliki kepetingan yang berbeda, jangan di sangkut pautkan. Mengenai foto yang kamu kirimkan, yang pasti itu bukan saya. Banyak cara licik, orang-orang di luar sana untuk mengelabui. Jika ingin lebih terperinci, tunggu kepulangan saya. Jangan merajuk, dan berusaha pergi lagi dari rumah. Saya pasti akan menemukan mu, walau di lubang semut sekali pun."

Singkat jelas dan padat, keterangan dari Bara tanpa memberi Jingga untuk berbicara. Setelah itu telponnya di matikan, tanpa mau mendengarkan penjelasannya.

'Ish, dasar egois!' gerutu Jingga, memandangi layar ponsel yang berubah menjadi gelap.

Jingga jadi pusing sendiri, siapa yang mengirimkan pesan nyasar ke hapenya? Sudah dapat di pastikan, orang yang kenal dengan dirinya yang mengirimkan. Bisa saja itu sepupu Bara atau Tante Dilla mamanya Mela, yang mengetahui pernikahan mereka atau bisa juga Mela sendiri. Argh...! Kenapa jadi begini? Rasa cemburu telah merasuki pikirannya di luar kemauannya, seharusnya itu gak pernah ada dalam pikirannya. Bagaimana tanggapan Bara?

"Tok...tok...tok!" ketukan pintu terdengar, di ikuti suara bik Minah yang memanggilnya. "Non Jingga ada tamu, di luar" ucapnya begitu pintu terbuka lebar.

"Siapa bik?" tanyanya, sembari mengerutkan keningnya. "Perasaan, saya gak punya janji dengan orang lain."

"Itu non, sepupunya tuan Bara" katanya setelah berpikir agak keras, untuk mengingatnya. "Non Jingga mau menemuinya atau enggak, biar bibi sampaikan."

"Saya turun sebentar lagi, bibik siapkan minuman juga suguhannya dulu" Jingga akhirnya bersedia keluar, walaupun enggan.

Ada kepentingan apa coba? Disaat suaminya tidak berada di rumah, dan ia hanya di temani para pekerja saja. Jika menuruti kemauannya, ia hanya ingin sendiri tak ingin orang lain mengganggunya. Ketika hatinya gundah dan batinnya tidak baik-baik saja, inginnya ia mengurung diri di dalam kamar.

Mengenakan dress motif bunga-bunga dengan panjang di bawah lutut, Jingga menemui tamunya. Penampilannya cukup sopan dan sederhana, untuk ukuran seorang istri pengusaha. Ia juga hanya memakai aksesoris seadanya, cincin kawin juga anting-anting yang menghiasi telinganya.

Tamunya sedang duduk memandang ke halaman, melalui kaca besar yang tembus pandang. Ketika langkah kakinya mendekat, laki-laki itu mengalihkan perhatiannya.

"Hai, saya Davin sepupu Bara" ucapnya, memperkenalkan diri dengan ramah. Ia berdiri dari duduknya, dan mengangsurkan tangannya.

Mau tidak mau, Jingga menerima uluran tangannya demi kesopanan.

"Hai juga, nama saya Jingga" ucapnya lembut, tangannya terasa hangat juga senyumnya yang menawan membuatnya tenang. "Silahkan duduk!" lanjutnya. "Anda sepupu Bara, yang mana ya?"

"Terimakasih, tapi saya tau nama mu. Ketika kalian menikah, saya hadir sebagai tamu undangan. Saya keponakan Om Prabu suami Tante Aminah."

"Maaf, saya benar-benar lupa. Saya lumayan pusing, dengan silsilah keluarga Bara. Saya juga kaget, dengan kedatangan anda" ujar Jingga meringis malu.

"Yah, jangan begitu di pikirkan. Saya juga maklum, karena kamu orang baru dilingkungan keluarga" tuturnya menenangkan. "Jangan panggil saya dengan anda, cukup nama saja biar terdengar akrab. Lagipula, umur kita gak berbeda jauh."

"Oke! Maafkan saya. Saya takut menyinggung perasaan kamu."

"Enggak pa-pa, santai aja kali!"

"Oo ya, ada keperluan apa datang ke sini? Kalo cari Bara, dia belum pulang dari luar negeri."

"Saya hanya ingin berkunjung saja, kebetulan rumah Astri pacar saya hanya berbeda blok. Jadi sekalian mampir dan berkenalan dengan kamu, karena kita saudara sekarang."

"Kenapa gak ajak pacar kamu sekalian ke sini?" tanya Jingga curiga.

"Saya baru pulang dari rumah Astri, dia belum mau bertemu kamu."

"Kenapa? saya senang, kalo banyak teman atau saudara."

"Astri itu anaknya pemalu, dan sedikit rendah diri" ujar Davin. "Maklum kedua keluarga, menentang keras hubungan kami ini" lanjutnya lagi. "Sorry, jadi curcol."

"Non, ini airnya" bi Minah muncul dengan nampan dan kudapan di atasnya. "Buat Mas Davin kopi hitam tanpa gula seperti biasanya, kalo non Jingga coklat espresso."

"Oh ya bi, makasih ya" ucap Jingga, begitu bibi selesai menyuguhkan minumannya. "Silahkan di minum, Davin."

Jingga mengambil cangkir porselen dengan susu coklat hangat di dalamnya, di ikuti oleh tamunya.

"Rupanya kamu sering bertemu Bara, terbukti dengan bi Minah yang hafal kesukaan mu."

"Saya memang dekat dengan Bara, setelah Mela tentunya. Kami bertiga akrab dan selalu pergi bersama, bahkan berkencan bareng" tutur Davin menerawang. "Tapi sayangnya, Bara malah menikahi perempuan lain. Mereka seharusnya jadi pasangan serasi, yang pria tampan dengan pekerjaan mentereng dan wanitanya cantik seorang model ternama."

"Apakah kamu merasa menyesal? Mela gak jadi bersanding dengan Bara" tanya Jingga menelisik raut wajah Davin.

Lelaki di hadapannya hanya mengangkat bahu, tanda ia tak perduli. "Jadi pasangan atau enggak, mereka berdua masih bisa bersama. Hati-hati aja, siapa tau mereka sedang merencanakan sesuatu?"

"Apa maksudmu?" tanya Jingga cepat. "Apakah mereka masih menjalin asmara?" tanyanya lagi.

"Kenapa harus tanya saya? Kamu lebih tau, bagaimana sifat sahabat dan suami mu? Mereka pasangan manipulatif, di depan keluarga saling acuh tapi di belakang masih sepasang kekasih" ujar Davin memanas-manasi. "Lihat saja diri mu, seorang istri dari pengusaha terkenal hanya tinggal di sebuah rumah sederhana. Sementara Mela yang mendiami penthouse mewah milik Bara, yang harusnya jadi hunian mu dengan suami mu" lanjutnya mencemooh.

"Apa kamu ke sini hanya untuk memberitahu saya? Tentang tingkah laku mereka berdua" tanya Jingga menahan diri. "Jawaban saya adalah, terserah mereka. Jadi dengan sangat menyesal, saya mohon tinggalkan rumah ini. Saya gak akan menerima aduan apapun, menyangkut suami juga mantannya atau masih kekasihnya" pungkasnya mengakhiri pembicaraan mereka.

Jingga merasa hari ini adalah hari ter-sialnya, dimana ia mendapatkan tamu yang di luar ekspektasinya. Di permukaan seperti ingin menjalin persahabatan, tetapi ternyata bermaksud menyingkirkannya.

...    ****...

1
Kaifa Banova
up nya kurang banyak
nanik sriharyuniati
Luar biasa
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Jangan dulu kasih harapan Laki macam entu mah Jingga kasih dulu pelajarn Laki Lw masih pinpalan gk punya pendirian.
Alin Norshalsabilla Alkhatir
next
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Nah entu baru God..
beri plajaran tuk Laki leya leye gtu mh Laki gk punya pendirian hampas aja
Mundri Astuti
lah itumah pada egois semua, yg jadi korban jingga, kalau masih ngurusin si Mela bukannya malah nengiyakan berita yg tersebar, lagi ngga mikir banget kakeknya
Mundri Astuti
kakeknya begitu amat ya
Mundri Astuti
nah gitu dong jingga, tegas biar ngga disakiti berulang kali, dimanfaatkan pula, bara plin plan tinggalin aja mendingan
Desi Irawati
semangat jingga. good job
Desi Irawati
kalo aku jd jingga sdh gua tinggalin
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Laki gak punya pendirian tenggelamkan di markas buaya aja punya Laki Dan sahabat bgtu mah jingga..

Menjauhlah bila prelu pergi ke dasar bumi biar tidak ketemu lagi sama laki biadab entu.
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Laki gak punya pendirian tenggelamkan di markas buaya aja punya Laki Dan sahabat bgtu mah jingga..

Menjauhlah bila prelu pergi ke dasar bumi biar tidak ketemu lagi sama laki biadab entu.
Alin Norshalsabilla Alkhatir
next
Kaifa Banova
upnya kurang ....
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Hadeuh ratu ular kadut ngapain ikut campur...
si Jingga harusnya gk baper di pernikahan itu kan pernikahan hitam di atas putih bukan di dasari suka sama suka..
Mundri Astuti
ngga tau dah mo ngomong apa, baranya begitu, jingga mesti tegas, klo memang ngga serius dng pernikahannya lepaskan
Mundri Astuti
pergi menjauh lebih baik
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Menjauh aja dulu Jingga..
biar jdi penonton dulu , dema apa lgi yang mereka mainkan.
Alin Norshalsabilla Alkhatir
Napa gk nikahi aja tuh sepup lw Bara sebelum jingga jatuh cinta beneran ma Lw
Alin Norshalsabilla Alkhatir
pesanagn manis snerarnya.. tp sayang harus ada si luman ular.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!