Karya ini hanya imajinasi Author, Jangan dibaca kalau tidak suka. Silahkan Like kalau suka. Karena perbedaan itu selalu ada 🤭❤️
Perjodohan tiba-tiba antara Dimas dan Andini membuat mereka bermusuhan. Dimas, yang dikenal dosen galak seantero kampus membuat Andini pusing memikirkan masa depannya yang harus memiliki status pernikahan.
Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Star123, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Citra kembali ke apartemennya, sudah tidak ada Linda, sang manager di kamar berarti dia sudah kembali ke rumahnya. Citra langsung membanting tasnya kesembarang arah.
"Arrrggghhh" Citra menjambak kasar rambutnya dan menangis. Rasa penyesalan menggerogoti hatinya.
"Kenapa kamu tega, Dim? Katamu kamu cinta sama aku. Katamu kamu mau menungguku.. Hu..hu...hu" Citra masih menangis sambil menutup wajahnya dengan tangan.
Hari ini, Citra patah hati. Laki-laki yang dikiranya akan setia menunggu kepulangannya ternyata sudah menikah dengan wanita lain. Citra merasa dirinya bodoh.
***
"Halo, Din?" Rony menelpon Dini.
"Halo. Ada apa, Ron?"
"Jalan Yuk. Gue bete nih dirumah. Kalo Lo oke Gue telpon Gina"
"Heum, jalan kemana?" Dini melirik Dimas yang sedang menonton tv diruang keluarga.
"Ke mall X"
"Oke, ketemu disana aja ya"
"Ga usah, Din. Gue jemput Lo aja"
"Ehhh, ga usah repot-repot. Lo jemput Gina aja kalau Lo jemput gue segala ntar malah muter-muter" ide Dini. Arah rumah mereka bertiga sebenarnya tidak ada yang searah. Namun, dengan kepindahan Dini dirumah yang dibeli Dimas, Dini malah searah dengan Rony.
"Baiklah, ntar Gue info kalau sudah pergi"
"Oke, Ron" Panggilan telepon pun berakhir. Dini dengan takut-takut mendatangi Dimas yang masih fokus nonton.
"Pak" ucap Dini pelan.
"Heum"
"Saya boleh pergi ke mall bareng Gina dan Rony?"
Dimas menoleh menatap Dini yang sedang memainkan jari-jarinya, Dimas tersenyum ada perasaan ingin mengganggunya.
"Boleh, tapi ada syaratnya"
"Syarat apa, Pak?" Dini bertanya karena penasaran.
"Saya antar"
"Ha? Kok diantar, Pak. Ntar kita malah ketahuan. Ga ada syarat lain?"
"Heum, apa ya" Dimas coba berfikir dan kemudian Dimas menyentuh bibirnya "Cium saya disini"
Dini jelas membulatkan matanya. "Bapak mesum"
"Mesum juga sama istri sendiri, halal. Gimana? Kamu mau pilih syarat pertama atau kedua" Dimas menaikkan ujung bibirnya. Mengganggu Dini adalah hal yang menarik.
"Bapak sudah cinta ya sama saya" gantian Dini yang usil.
"Ha? Siapa yang bilang?" Dimas malah grogi.
"Itu Bapak sekarang malah minta saya cium, dibibir lagi"
"Sudahlah, kalau mau pergi. Pergi aja" Dimas berdiri dan langsung ke dapur untuk mengambil minum. Dimas harus menetralkan rasa gugupnya. Dini tersenyum, tukang jahil mau dijahilin.
Setelah puas mengganggu Dimas, Dini langsung pergi ke kamar untuk bersiap-siap. Dini menggunakan rok pink selutut dipadukan dengan tanktop berwarna putih dan cardigan warna pink. Untuk rambut Dini mengurainya.
"Saya pergi dulu ya, Pak" pamit Dini. Dimas menoleh.
Uhuuukkk.. Uhuuukk..
"Bapak kenapa?"
"Ga papa"
"Owh, oke. Assalamualaikum"
"Walaikumsalam" jawab Dimas.
Dini langsung masuk ke dalam mobil. Setelah memanasi mobil sebentar, Dini langsung meninggalkan perkarangan rumah mereka berdua.
"Cantik, sayang bukan buat aku" keluh Dimas.
***
"Hai, guys" sapa Dini ketika Dini sudah sampai ditempat mereka janjian. Disana, sudah ada Rico dan Gina yang menunggunya.
"Hai, mau pesan apa?" Gina menyodorkan menu ke tangan Dini, setelah Dini duduk. Dini melihat-lihat menu. Dini memanggil waitress.
"Ada yang bisa dibantu, mbak?" tanya waitress tersebut.
"Pesan bakso dan es hazelnut latte 1 ya mbak"
"Baik, mbak" Waitress tersebut pergi setelah membacakan kembali pesanan Dini.
"Lo cantik banget, Din. Apa kita telpon Alvin ajak kesini" seru Rony.
"Eh, jangan. Ga usah bawa-bawa Alvin" tolak Dini.
"Sudah ga papa, biar rame kita" gantian Gina yang bicara. Dini sudah tidak bisa berkutik lagi.