Aku tidak mengira kedatangan adikku ke rumahku, menjadi Mala petaka di rumah tanggaku.Dia yang polos,dia yang sederhana,dia yang sangat peduli kepadaku ternyata menyimpan rasa iri yang sangat dalam kepadaku.
Hancur sudah perasaan ku saat aku tau semua kebusukannya dan juga suamiku,hancur dan kecewa perasaan ku,akan kah aku melepaskan suamiku dan membiarkan dia bahagia dengan adikku atau aku bertahan dengan suami yang sudah sangat kotor bagi ku??
ikuti kisah sedih ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agustina Pandiangan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 ~ Kamu tega mas ~
Raisa memeriksa seluruh isi lemari Naila,dia cukup kaget saat menemukan begitu banyak lingerie di lemari adiknya dari berbagai warna.Raisa langsung duduk di pinggiran ranjang lalu menangis sesenggukan ternyata selama ini dia sudah memelihara ****** di rumahnya sendiri.
Tubuh Raisa begitu gemetaran rasanya dia tidak sanggup lagi untuk menjalani hidup bersama suaminya yang selama ini begitu dia cintai dan bahkan dia sangat mempercayai suaminya itu selama ini.
Raisa perlahan beranjak dari ranjang milik Naila,lalu dia mengelus perutnya yang buncit,seluruh tubuhnya gemetaran bahkan kakinya tidak sanggup untuk menahan bobot tubuhnya hingga dia hampir terjatuh untungnya dia langsung berpegangan dengan pintu.
Raisa kemabli ke kamarnya,lalu merebahkan tubuhnya dia menghabiskan malam hannya untuk menangis bahkan hari sudah mulai subuh dia sama sekali belum juga tidur.
"Dasar lelaki murahan,aku kira kamu pria yang baik yang tidak tergoda dengan wanita mana pun ternyata kamu hannya lelaki kotor dan sampah,aku tidak Sudi memiliki suami seperti mu." Ucapnya dalam hati.Raisa beranjak dari tempat tidur lalu turun ke lantai bawah dan mulai mencari makanan.
Sudah cukup untuknya,menyakiti dirinya dan juga bayinya selama dua hari ini,Raisa merasa bersalah kepada bayinya,dia menyiksa bayinya secara tidak langsung dengan tidak makan selama dua hari ini.
"Raisa akhirnya kamu sarapan juga,ibu hampir ketakutan,kamu kan sedang hamil apa pun yang membuatmu frustasi kamu tidak boleh menyiksa bayimu." Ucap Deden sambil melayani putrinya itu.
"Tidak kok Bu,aku tidak ada masalah apa pun,aku baik-baik saja."Ucapnya lalu dia menghabiskan dua piring nasi hingga membuat Deden kaget melihat nafsu makan Raisa.
Sepanjang hari Raisa menghabiskan waktu hannya santai sambil makan,satu harian ini begitu banyak makanan yang datang melalui online.Deden tau kalau Raisa banyak masalah tapi dia tidak mau menanyakan apa pun untuk Raisa.
"Bu...Aku sedikit heran dengan begitu banyaknya perubahan Naila akhir-akhir ini,dia baru beberapa Minggu tinggal di rumah ini tapi penampilannya begitu jauh berubah." Ucap Raisa tiba-tiba memancing pembicaraan dengan ibunya.
"Ibu juga kaget,awalnya aku mengira kamu memberi dia uang banyak,tapi sebelum dia pergi kemarin aku tanya katanya dia ada pacar dan pria itu yang membiayainya,ibu udah menasehatinya agar tidak salah jalan tapi sepertinya dia tidak bisa di nasehati."
"Hati-hati Lo Bu mana tau dia simpanan pria lain,karena kalau masih anak lajang tidak mungkin pria itu mau membelikan apa pun yang dia mau."
"Huss....Kamu tidak boleh menuduh sembarangan,dia itu adikmu tidak mungkin adikmu melakukan hal serendah itu." Ucap Deden.Raisa menghela napas berat dia juga tidak yakin kalau adiknya itu akan melakukan hal rendahan seperti sekarang ini.
Saat mereka berdua sedang duduk sambil mengobrol tiba-tiba mobil suaminya masuk ke bagasi rumah,jantung Raisa berdebar sangat kencang tapi dia sudah berjanji dalam hati kalau dia harus menyelidiki semua ini sampai dia memiliki bukti yang jelas dan pasti.
"Sayang...." Irwan masuk ke dalam rumah dengan wajah yang sangat bahagia,wajahnya terlihat berseri-seri.
"Wah....Ternyata ibu kesini juga terima kasih ya Bu sudah menemani Raisa selama aku dinas luar kota!!" Ucap Irwan dengan senyuman yang tidak hilang dari wajahnya.
"Iya nak ibu datang kemari karena ibu tau Naila juga pergi ke Bandung dia menemui teman-temannya,katanya besok dia baru pulang." Ucap Deden mereka bertiga duduk di atas sopa.
Irwan memberikan oleh-oleh yang di bawanya ke pada Raisa yaitu sebuah kalung berlian yang sudah lama dia inginkan.
"Bu...Sebentar lagi Naila pasti juga kemari,apalagi dia tidak melihat ibu di rumah." Jawab Raisa akhirnya dia membuka mulut setelah beberapa saat suaminya sampai.
"Tidak hari ini Raisa besok kata dia."
"Tidak Bu lihat saja sebentar lagi dia pasti akan kemari." Raisa tetap kukuh memaksakan ucapannya membuat Irwan sedikit curiga dengan tingkah Raisa yang sesikit cuek.
Raisa tiba-tiba bangkit dari atas sopa lalu dia meninggalkan ibu dan mertuanya di ruang tamu tanpa pamit sama sekali membuat Irwan sedikit salak tingkah dengan sikap istrinya.
"Bu aku menyusul Raisa dulu ya." Ucap Irwan lalu membawa tas yang berisi pakaiannya dan juga kotak perhiasan yang tidak di ambil sama sekali oleh Raisa.
Raisa mempercepat langkahnya naik ke lantai atas,dia sudah berjanji untuk tidak marah atau memancing keributan dengan Irwan suaminya tapi entah kenapa membayangkan suaminya dengan wanita lain membuatnya sangat kecewa.
"Raisa....Raisa tunggu kamu kenapa?" Irwan mengejar Raisa yang sudah sampai di depan pintu kamarnya lalu menarik pergelangan tangan Raisa dengan kasar.
"Kamu kenapa Raisa...Apa yang terjadi kenapa kamu terlihat marah?"
"Kamu bertanya aku kenapa mas.....Tanya sama diri kamu karena jawabannya ada sama kamu mas..Puas kamu mas pergi jalan-jalan dengan wanita lain puas kamu....Tega kamu mas,kamu memilih pergi dengan wanita lain dari pada memilih pergi memeriksa kehamilan ku.."
"Kamu gila ya Raisa...Kenapa sejak kamu hamil besar kamu selalu curiga tidak jelas seperti ini."
"Kamu yang gila mas,mungkin hari ini kamu masih bisa mengelak karena aku belum punya bukti yang cukup tapi ingat sepintar-pintarnya kamu menyimpan bau bangkai suatu saat semua akan terbongkar." Ucapnya dengan nada tinggi.
"Terserah lama-lama aku muak dengan sikapmu,sejak kamu hamil besar pikiran mu semakin gila." Irwan keluar dari dalam kamar dengan amarah yang sangat tinggi.
Dia hampir saja melayangkan pukulan keras di wajah Raisa tapi tiba-tiba dia ingat kalau Raisa sedang hamil anaknya.
Raisa kembali menangis hatinya masih rapuh,dia belum bisa seperti yang dia inginkan untuk tidak peduli nyatanya dia masih menangis saat Irwan membanting kotak perhiasan yang di belinya entah dari mana.
Raisa keluar dari kamar,dia ingin mengintip ke ruang tamu untuk memastikan suaminya pergi atau tidak pada saat itu dia sangat kaget saat melihat Naila sudah sampai di rumahnya dengan penampilan yang cukup mengagetkan dirinya.
Raisa menyeka air mata yang membasahi wajahnya lalu dia turun kebawah,di sopa dia melihat ibunya dan juga Naila serta suaminya duduk bercerita.
Dari atas Raisa melihat tatapan indah suaminya terhadap adiknya,ibunya mungkin tidak akan curiga tapi tidak untuknya karena dia tau arti tatapan itu.
Lama sekali Raisa berdiri jauh dari mereka,Raisa menatap adik dan suaminya bergantian rasanya sakit sekali membayangkan adiknya memeluk suaminya.Raisa mencoba untuk mengingat kesalahan apa yang dia lakukan terhadap adiknya di masa lalu hingga adiknya dengan tega merampas suaminya.
"Cantik sekali kamu Naila,kamu pasti punya pacar yang kaya ya hingga kamu bisa bergaya sangat hebat saat ini bahkan wah....Ponselmu sangat cantik kalau tidak salah harga ponsel ini mencapai dua puluh juta rupiah, kamu hebat sekali,sementara aku sudah menikah dengan mas Irwan dari satu tahun yang lalu dia belum pernah memberiku ponsel semahal itu kamu sangat hebat." Sindir Raisa.
Tiba-tiba wajah Naila berubah merah padam,sementara Irwan menunduk,dia takut kalau Raisa akan curiga apalagi ucapannya tadi semua benar kalau Raisa akan segera sampai.
"Naila apa pekerjaan pacar kamu,aku tidak percaya kalau kamu pacaran sama supir tetangga kita mana mungkin supir mampu membeli ponsel semahal itu.Satu hal yang kamu harus tau ya adikku sayang sesuatu yang kamu rampas dari orang lain tidak akan memberi mu kebahagian." Ucap Raisa membuat wajah Naila semakin pucat pasi.
"Bu...aku pergi dulu ya...Kebetulan ada urusan kantor,kalau aku disini aku bisa emosi sejak kehamilan Raisa dia selalu berbicara yang aneh." Ucap Irwan lalu dia pergi dari rumahnya.
Naila juga demikian,setelah irwan pergi dia masuk ke dalam kamarnya dia sedikit kaget saat melihat kamarnya yang berantakan.
"Dasar pembantu kurang ajar aku tau dia pasti mengobok-obok kamar ini hingga berantakan seperti ini."Sungutnya.Naila menyusun semua pakaiannya ke dalam lemari lalu dia membuka bajunya lalu dia hannya memakai kaos tali satu.
Raisa berdiri di depan cermin lalu menatap tubuhnya yang penuh tanda biru,Irwan benar-benar meninggalkan banyak tanda di tubuhnya bahkan di pahanya yang mulus.
"Hahahaha apa katanya barang rampasan,aku tidak merampas suami mu kakak sayang tapi maaf aku mencintainya juga dan aku tidak bisa lagi berpisah darinya." Ucapnya dalam hati sambil tersenyum penuh bahagia.
💗💗💗bersambung 💗💗💗