Istri Pilihan Mama

Cukup lama Laras berada di gudang, duduk menangis sambil memeluk lututnya, mengingat masa lalu dan merenungi nasibnya yang tak kunjung menemukan kebahagiaan.

Dia melihat jam dinding usang yang tergantung di dinding, sudah hampir jam 5 sore.

Dia beringsut dari duduk dan dengan susah payah beranjak dari lantai. Dia berdiri mengedarkan pandangan ke seluruh sudut ruangan.

Matanya tertuju pada kamar mandi yang ternyata tersedia di dalam gudang.

Wanita itu tiba-tiba ingat kopernya, semua pakaian ada di dalam koper.

Tertatih pelan dia berjalan keluar dari gudang. Dia membuka pintu sedikit, lalu mengintip, memastikan keadaan di luar.

Di luar tampak begitu hening, tidak ada suara apapun. Dia berfikir, pasti tuan Arga sedang beristirahat di kamar pengantin.

Cepat wanita itu mengambil koper yang masih tergeletak di depan pintu kamar pengantin.

Setelah itu, dengan langkah seribu dia kembali ke gudang, mandi dan membersihkan diri.

Dia ingat tuan Arga pasti belum makan dan wanita itu berniat akan memasakkan makanan untuk makan malam suaminya.

Apapun yang telah dilakukan Arga kepadanya, dia akan tetap menjalankan kewajiban sebagai seorang istri, mengurus makan, pakaian, serta segala keperluan suaminya.

Kini, Laras sudah berganti pakaian dengan kaos oblong warna putih dan celana pendek.

Rambut panjang dan lurus diikat tinggi dan beberapa helai anak rambut menutupi kening semakin menambah kecantikannya.

Postur tubuhnya terlihat sangat menarik, tinggi ramping memakai baju kaos dan celana pendek itu.

Dia berjalan ke dapur, langsung mencari air putih, sejak tadi kerongkongannya sangat kering. Beruntung air galon steril tersedia di dapur.

Terburu-buru tangannya mengambil gelas dan dalam hitungan menit dia telah menghabiskan 2 gelas air putih tanpa bersisa.

Dahaganya sirna, tenaganya seakan pulih kembali. Rasa lapar pun sedikit tertutupi. Sekarang dia bersiap memasak makanan untuk Arga.

Laras berjalan ke meja dapur, matanya menangkap ada plastik besar berada di atas meja.

Segera Laras membuka dan memeriksanya, ternyata berisi makanan dengan berbagai menu, ada kambing, ayam, rendang, bebek, udang serta berbagai macam sayuran.

"Ini pasti Rico yang membawakan dari acara akad tadi, dan pasti mama yang menyuruhnya," tebak Laras tersenyum kecil.

Tanpa menunggu lama, Laras segera menghangatkan semua lauk dan sayuran.

Dua puluh menit berlalu, semua masakan sudah siap di atas meja.

Nasi, lauk, sayuran, sambel, teh hangat, piring, sendok, garpu sampai lap tangan sudah disiapkan wanita itu.

Sungguh istri yang berbakti, meski telah disakiti tetapi tetap ikhlas mengurus suami.

Saat Laras tengah sibuk mempersiapkan makanan di atas meja, tanpa Laras sadari, Arga sudah berdiri lima meter dari meja makan. Sejak kapan Arga berdiri di sana, Laras tidak mengetahuinya.

Memakai kaos hitam celana pendek. Tubuhnya begitu atletis, tinggi, tegap, dan kelihatan gagah.

Laras tercekat, langsung berdiri mematung dan menundukkan wajah.

"Tu..tuan, aku sudah menyiapkan makan malam. Silakan tuan makan dulu..," Laras tetap menundukkan wajah. Hatinya kembali berdesir merasakan takut, wanita itu takut tuan kaya itu akan melakukan kekerasan lagi padanya.

Arga tidak menjawab. Matanya hanya melirik sekilas ke wanita cantik berkaos putih itu.

Pandangannya berpindah ke menu makanan yang telah terhidang rapi di atas meja.

"Janda ini, mengapa bisa tahu, kalau aku tidak minum kopi. Dia malah menyuguhkan teh. Apa dia tahu kalau aku penikmat teh bukan kopi," fikirnya dalam hati.

"Aah!! Aku tidak peduli masalah itu. Mau dia tahu aku penikmat teh atau kopi, itu bukan urusanku! Yang jelas aku tidak akan pernah menyukai apalagi mau mencintai janda bekas laki-laki lain!," batin Arga kesal, matanya kembali berapi-api melihat janda yang masih berdiri kaku di depannya itu.

...*******...