Hanya hayalan author semata.
Di ciptakan hanya untuk kekuatan dan setelah lahir di buang oleh Ibu kandung nya sendiri, menjadi sosok yang begitu kuat namun juga jahat.
karena kemarahan nua kepada sang Ibu membuat siluman cantik selalu menebar kejahatan, namun dia juga sangat perhatian kepada sang adik yang bertekad menjadi manusia sepenuh nya dan bertapa di alas roban.
tapi kejahatan siluman cantik ini pudar setelah di asuh oleh wanita yang mantan istri Ayah nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. Rasa cemas Sekar
Melalui pertimbangan yang sangat rumit dan juga hati nya harus tega, Sekar ingin memawa adik nya pergi dari sini dengan kotak kaca nya juga karena takut bila Bu Laras akan mengetahui nya. Sekar sudah punya tempat yang lain untuk menyembunyikan di mana Arya berada agar jangan sampai ketahuan oleh Ibu nya, itu akan lebih baik karena untuk sekarang dia masih belum mau melepaskan Arya yang sudah jadi manusia untuk pergi bersama Ibu nya dan tinggal di kampung, andai saja Arya menurut sejak awal agar tidak usah bertapa untuk menjadi manusia dan mau tinggal dengan Kakak nya saja di istana ular.
Maka semua nya tak akan terjadi begini, satu hal yang pasti bila Arya tak bertapa untuk jadi manusia, maka Sekar tak akan pernah membuat kejahatan dengan memakan banyak jeroan manusia. Sekar sudah habis tumbal berapa sejak dia ada di hutan ini dan dia juga masuk perkampungan dengan membunuh orang yang sama sekali tidak bersalah, seperti Erna dan Ibu nya yang sama sekali tidak ada salah pada dia, namun Sekar membantai nya tampan ampun. pada Erna dia cemburu karena Bu Laras memberi perhatian sehingga gadis itu pun mau tak mau di makan juga dengan Sekar yang sedang ganas ganas nya ini.
Sekarang dia masih terduduk menatap hamparan air yang di atas nya ada air terjun indah itu, membayangkan andai saja bila dia jadi manusia dan tidak perlu repot begini hanya untuk mendapatkan kasih sayang Ibu nya, bila mereka manusia maka mereka pasti akan langsung mau dengan Sekar dan Arya tanpa syarat apa pun lagi. sayang nya nasib mereka tak seberuntung manusia lain, Sekar merasa tidak perlu dengan kekuatan nya karena bila bersama Ibu maka dia akan tetap di lindungi walau tidak punya kekuatan apa pun, terbayang di mata Sekar bagai mana Nae begitu mencintai anak nya baru lahir berwujud manusia itu.
"Jangan terlalu dalam menyesali nya." Nenek bungkuk datang mendekat.
"Jangan ikut campur bila tidak mau ku musnahkan kau." gertak Laras.
"Aku datang bukan nya mau debat dengan kau, coba lah untuk mendengarkan nasehat ku." bujuk Nenek bungkuk.
"Tidak butuh aku dengan nasihat sialan mu itu!" sinis Sekar.
"Ya coba saja di dengarkan, Sekar! kau itu sebenar nya masih kecil sehingga butuh nasehat yang kuat." Angsa putih datang.
"Kalian itu juga sama seperti ku yang punya masalah masing masing, jadi tidak usak sok menasehati." Sekar memang sangat keras sifat nya.
"Itu lah kau yang tidak tahu apa arti nya keluarga, sehingga keras sekali pendirian mu! keluarga itu walau sama sama punya masalah, tapi mereka saling menasehati." celetuk Nenek bungkuk.
Sekar menarik nafas panjang karena dia memang tidak tahu apa fungsi nya keluarga yang untuk kebahagian, wajar saja dia tidak tahu karena begitu lahir dia memang tak ada keluarga yang menyambut nya. Laras saat itu ada tapi bertekad akan membunuh mereka juga, jadi Sekar sama sekali tidak tahu fungsi nya keluarga itu apa, contoh nya pada Arya yang selalu bersama dia. Sekar sayang karena hanya Arya saja keluarga nya, mungkin bila ada keluarga lain yang tulus pada nya maka dia akan sayang juga dan menurut bila nasehat itu benar ada nya.
"Kenapa kau menyiksa dirimu sendiri sekarang ini?" tanya Nenek bungkuk.
"Aku menyiksa apa?" tanya Sekar bingung juga dengan pertanyaan itu.
"Jadi kau merasa selama ini kau tidak menyiksa tubuh mu? semua iblis sini tahu bahwa. Kau juga hancur melihat Arya di dalam kotak ini, dan kau juga sebenar nya punya keinginan untuk kembali pada keluarga." ujar Nenek.
"Kalian saja yang sok tahu! di mana iblis yang sok tahu itu?" Sekar menatap sekeliling.
Semua iblis yang tadi sempat gosip jadi terdiam tidak berani bersuara lagi karena takut di bangai, yang ada nanti malah jeroan mereka di rogoh dengan Sekar dan di makan habis oleh dia. lebih baik diam pura pura tidak tahu karena resiko nya besar bila sampai ketahuan bahwa mereka sudah menggosip selama ini di belakang dia, kuntilanak juga sampai menggigil karena sangking takut nya dengan Sekar yang sangat luar biasa itu bengis nya, tidak ada satu pun yang berani melawan karena sama saja menyerahkan nyawa mereka sebagai arwah yang menunggu alas roban. Siluman babi segera memakan ubi kayu yang ada di tangan nya, pura pura tidak melihat atau pun mendengar karena dia kuga takut celaka di tangan Sekar ulo ratu nya ular.
"Tidak usah kau cari mereka, coba lah untuk fokus dengan kebahagian mu sendiri." Angsa putih mencegah Sekar.
"Bahagia ku ya dengan memakan hati orang." seringai Sekar.
"Jangan sok keras aku tahu kau sangat ingin punya Ibu, tinggal bersama Ibu dan merasakan kasih sayang nya." sahut Angsa putih tegas.
"Wajar bila kau punya keinginan itu, Sekar! tidak per
rlu untuk menyangkal nya karena kau sudah sepatut nya dapat kasih sayang." ujar Nenek bungkuk.
"Keadaan ku yang tidak wajar, kalian tidak usah memberiku harapan!" sentak Sekar mulai marah lama lama.
"Yang tidak wajar itu yang emosi mu ini, selalu meledak walau dari tadi kami bicara santai." ucap Angsa putih.
Sekar kembali duduk untuk mengatur nafas nya, satu hal yang pasti bila dia tak emosi maka wujud nya tak akan menjadi siluman menyeramkan, bila dia sedang emosi maka siluman ular ini sangat menyeramkan mata manusia atau iblis lain yang menatap nya.
Arya yang ada dalam kotak berharap bahwa hati Kakak nya akan tergoyah di nasehati dia siluman lain, rasa nya dia sudah tidak tahan mau melihat bagai mana Ibu nya di alam manusia yang sekarang sedang menunggu nya. Arya tidak tahu bahwa Kakak nya sudah membuat kehebohan di kampung sehingga membuat para warga resah, parah nya dia mendapat tuduhan bahwa yang melakukan semua itu adalah Arya.
"Seratus tahun lama nya dia berusaha menahan lapar dan dingin serta panas, Sekar! lalu setelah jadi manusia kau malah mengurung nya di sini." Nenek bungkuk kasihan pada Arya.
"Bukan cuma Arya saja yang berjuang di sini, kami juga tahu perjuangan mu seperti apa! kan sia sia sekali bila sekarang mau malah membuat keputusan begini, lebih baik kau mencoba ihklas." Angsa putih juga bicara.
Sekar membuang muka mendengar dia harus merelakan sang adik agar kembali pada Ibu nya, sungguh dia tidak bisa bila sampai melakukan itu karena dia tidak mau kehilangan Arya dan bila sampai Arya tinggal di sana maka sudah pasti adik nya akan lupa pada dia.