Gisella Arumi tidak pernah menyangka akan menjadi istri kedua Leonard Alfaro kakak iparnya sendiri setelah ia menyebabkan Maya saudaranya koma karena kecelakaan mobil. Gisella yang mengendarai mobil di hari naas itu terlibat kecelakaan beruntun di jalan tol.
"Kau harus bertanggung jawab atas kelalaian mu, Ella. Kamu menyebabkan kakak mu koma seperti sekarang. Kau harus menikah dengan Leonard. Mama tidak mau Leo sampai menikahi perempuan lain untuk merawat Noah", tegas Meyda mamanya berapi-api sambil menunjuk wajah Gisella.
Bak tersambar petir di siang bolong, Gisella menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mau. Aku akan bertanggung jawab mengurus keponakan ku tanpa harus menikah dengan Leonard. Bahkan aku tidak mengenalnya–"
Plakk!
Tamparan keras Rudi sang ayah mbuat Ella terkejut. Gadis itu mengusap wajahnya yang terasa perih. Matanya pun memerah.
"Kenapa papa menampar ku?"
"Karena kau anak tidak tahu di untung. Kau pembangkang tidak seperti Maya. Kau sudah menyebabkan kakak mu koma!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TAK SESULIT YANG DIBAYANGKAN
Leonard mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Ella duduk di sampingnya.
Sementara Noah dan Rosa sudah pulang duluan bersama Agra asisten Leo karena anaknya sudah tertidur.
Suasana hening selalu menghinggapi kala bersama Leo. Ella yang selalu ceria itupun akhirnya mengikuti laki-laki itu tidak banyak bicara. Entah sampai kapan akan selalu begitu, benar-benar tidak nyaman buat Ella.
Sejak dari mobil melaju Ella menatap keluar jendela. Kini ia memberanikan diri menatap Leonard.
"Kak.. bagaimana kalau aku tetap tinggal di rumah saja? Setiap pagi aku janji akan ke mansion mu. Pulang malam saat Noah tertidur?", ucap Ella tiba-tiba melontarkan ide yang ada di kepalanya secara spontanitas.
Ella masih menatap wajah tampan Leonard. Kakak iparnya memang tampan sekali di mata Ella. Begitu sempurna.
Leo mencengkram kuat setir mobilnya. Tanpa menjawab perkataan gadis itu.
Ella menghembuskan nafas dengan kasar. Menyandarkan kepalanya, kembali mengalihkan perhatiannya keluar. "Ternyata hidupku benar-benar sulit", batinnya.
"Hilangkan pikiran konyol itu dari kepala mu. Kau sudah menjadi istri ku. Kau tinggal dengan ku sampai kapan pun!", tegas Leonard tanpa mengalihkan perhatian pada jalan raya.
"Bagaimana kalau kak Maya sadar? Tidak mungkin kita masih bersama. Kau harus kembali padanya–"
"Ough..
Tiba-tiba Leo tancap gas. Mobil melaju dengan kecepatan tinggi. Spontan Ella mencengkram kuat-kuat lengan Leonard. Gadis itu sangat ketakutan. Wajahnya mendadak pucat pasi.
"Jangan pernah lagi melontarkan kata-kata yang akan kau sesali Ella", ketus Leonard bernada ancaman.
Kedua mata Ella memerah dan menganggukkan kepalanya.
"Aku ingatkan pada mu, jangan pernah membantah ku. Kau cam kan itu!"
Lagi-lagi Ella menganggukkan kepalanya. "Iya kak", jawabnya pelan nyaris tak terdengar sama sekali.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Namun jemari lentik Ella masih mencengkeram kuat tangan Leonard. Sekilas Leo meliriknya dan merasakan jemari lembut gadis itu.
Tetap seperti itu hingga mobil berhenti di depan mansion. Kedua mata Ella melebar begitu sadar perbuatan lancangnya. Cepat-cepat ia melepaskan cengkraman nya pada tangan Leo. Kini wajah cantik itu merona merah menahan malu.
Leo tidak menggubrisnya. Laki-laki itu langsung keluar mobil dan masuk ke dalam rumah. Sementara Ella masih menenangkan dirinya.
"Kenapa aku malah menyentuhnya. Ingat Ella kamu wanita baik-baik. Leonard kakak ipar mu. Kamu hanya berkewajiban membantunya menjaga Noah, seperti yang dia bilang pada mu", ucap Ella pada diri sendiri.
Ella turun dari mobil menyusul Leonard masuk.
Sejujurnya Ella belum tahu, ia di tempatkan di mana di rumah itu. Manik bening Ella kini bisa melihat Leonard tengah berbicara dengan para pekerja yang ada di mansion.
Melihat kedatangan Ella lima orang yang bekerja di rumah Leo memberi salam hormat pada Ella. Dua orang sopir, tiga orang membantu pekerjaan rumah berukuran besar itu.
Ella tersenyum ramah pada semuanya. Ella memilih berdiri di samping Leo.
"Aku ada pekerjaan di ruang kerja, kau antar istri ku ke kamarnya", perintah Leo pada seorang pelayan bernama Nur.
"Baik tuan", jawab Nur dengan hormat kemudian mengajak Ella masuk ke dalam lift karena rumah itu terdiri empat lantai.
Nur menjelaskan. Lantai empat tempat fitness yang sering Leonard lakukan hampir setiap hari dan ruang gambar serta perpustakaan.
"Nona Ella di izinkan tuan ke sana", ujar Nur.
Ella menganggukkan kepalanya.
"Ting..
Pintu lift terbuka di lantai dua. Nur keluar lebih dulu. Nur membuka salah satu pintu.
"Ini kamar nona Ella", ujar Nur membuka pintu lebar-lebar.
Saat pintu terbuka lebar tidak ada sama sekali aroma Leonard yang sudah sangat Ella kenal beberapa hari ini. Parfum beraroma sandalwood sudah sangat akrab di indera penciuman Gisella.
Ella masuk ke dalam kamar berukuran luas dengan furniture-furniture mahal di dalam nya.
Ella bisa melihat dua koper dan satu handbag miliknya di samping lemari berukuran besar di sudut kamar.
"Nona, pakaian nona belum saya susun di dalam lemari. Saya tidak berani melakukannya jika belum anda beri perintah", ucap Nur sopan.
Ella tersenyum pada pelayan itu. "Iya tidak apa-apa, aku bisa sendiri melakukannya", jawab Ella sambil membuka pintu lemari. Semua kosong. Tidak ada satu pun pakaian Leonard di sana.
"Nur.. di mana kamar suami ku?", tanya Ella tanpa menatap pelayan nya itu.
"Kamar tuan ada di lantai tiga, nona. Namun maaf, tuan Leonard melarang anda ke lantai tiga. Kata tuan anda boleh kemanapun di rumah ini tapi tidak ke lantai tiga. Area pribadi tuan Leonard dan nona Maya", jawab Nur dengan sopan.
Ella menganggukkan kepalanya. Ia mengerti. "Kalau kamar keponakan ku di mana?"
"Kamar tuan Noah, tepat di sebelah kamar nona", jawab Nur.
"Oke. Terimakasih kau sudah menjelaskan semuanya pada ku. Sekarang aku ingin beristirahat. Kamu bisa melanjutkan pekerjaan mu", ujar Gisella terdengar sangat lembut dan bersahabat pada Nur.
"Baik nona Gisella. Jika nona membutuhkan bantuan saya panggil saja melalui tombol yang ada di nakas. Saya segera datang", seru gadis muda itu tersenyum pada Ella sebelum menutup rapat pintu kamar Ella.
Senyuman menghiasi wajah Ella.
"Ahh... ternyata tidak serumit yang aku bayangkan. Aku tidur di kamar ku sendiri", ucap Ella girang dan langsung melompat ke atas tempat tidur. Memeluk guling berwarna putih bersih membenamkan wajahnya di tumpukan bantal masih mengenakan kebaya pengantin gadis itu memejamkan kedua matanya.
...***...
To be continue
Tinggalkan komentar kalian ya 🙏🏻