NovelToon NovelToon
Medicinal Spirit

Medicinal Spirit

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Fantasi Wanita
Popularitas:636.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: risa

BACA NYA PELAN-PELAN, MAACIHH.

Su Luxie memutuskan untuk bunuh diri menggantung lehernya dengan sebuah selendang setelah sang tunangan mengakhiri hubungan mereka dan lebih memilih untuk bersama sepupunya, Su Manman.

Setelah kematian nya, dokter yang bodoh dan juga jelek sepertinya itu hidup kembali dan berubah 100% dari dirinya yang sebelumnya.

Rupanya ada sebuah jiwa yang berasal dari abad 22 masuk kedalam tubuh Su Luxie akibat mengalami kecelaan pesawat.

Apa saja yang bisa dilakukan oleh jiwa baru itu? Apakah dia akan membalas dendam atas perbuatan Su Manman yang sudah merebut tunangannya?

"Aku adalah Medical Spirit, apapun bisa ku lakukan dengan kemampuan ku ini!"

"Menjadi kaya adalah target utamaku. Bersiap-siap lah menghadapi dokter hantu ini."

Yuk baca ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon risa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 14 : Kematian seseorang?

...episode 14...

...Kematian seseorang?...

...****************...

Setelah meninggalkan tempat pesta itu, Su Luxie berjalan seorang diri untuk menuju kekediaman sederhana milik nya.

Dia berjalan diremang-remang nya cahaya sambil terus bergelut dengan pemikirannya itu.

"Kenapa aku harus dinikahkan?! Bagaimana mereka setega itu padaku? Aku sangat menghargai mereka...tapi mereka justru berbuat seenaknya padaku. Aku tidak ingin hidup lagi...

SLASHH... Tubuh Su Luxie terpanting kebelakang setelah seseorang mulai menarik tangannya dengan paksa.

"AUU." Pekik Su Luxie jatuh kepada pelukan Mu Anlong.

"Apa yang kau bicarakan?! Kau berani ingin mengakhiri hidupmu? Ingatlah, hidupmu milikku, tidak ada siapapun yang boleh merenggut itu terkecuali aku!" Ucap Mu Anlong dengan suara pelan namun tajam.

Su Luxie dapat dengan jelas merasakan helaan napas Mu Anlong yang menggebu-gebu. Tangan yang besar itu merangkul erat pinggang ramping Su Luxie sehingga tubuh keduanya saling berdempetan.

Dia tatap Su Luxie dengan pandangan yang sangat tajam seolah-olah ingin menghabisi Su Luxie saat itu juga.

"Tuan muda Anlong, apa yang kau lakukan? Lepaskan aku, nanti ada yang lihat. Aku mohon... aku tidak mau menyakiti kak Su Manman." Ujar Su Luxie dengan pelan sambil memohon.

"Aku sangat jijik dengan kata-kata ku sendiri!" Lanjutnya dalam hati.

Mu Anlong mendorong tubuh Su Luxie sehingga Su Luxie sedikit mundur kebelakang. Dia melihat Su Luxie lalu mulai berkata.

"Jika tidak mau menikah maka jangan menikah!" Ucapnya kesal namun dengan ekspresi yang sedikit sedih dan berpaling dari Su Luxie.

"Maaf?" Ucap Su Luxie sedikit memiringkan kepala.

"JIKA TIDAK MAU MENIKAH MAKA JANGAN MENIKAH!!" Teriak Mu Anlong.

"!"

Su Luxie tertegun. Dia menatap Mu Anlong yang baru saja meneriakinya. Wajah yang memerah dan sorot mata yang putus asa itu cukup membuat Su Luxie terkejut. Dia tidak mengerti mengapa Mu Anlong tiba-tiba bersikap seperti itu?!

"Kau maupun aku tidak bisa mengambil keputusan itu! Aku sudah bertahun-tahun hidup dibawah belas kasih keluarga paman. Mereka sudah banyak berkorban untuk ku, ibu dan juga kakak ku. Lalu aku...? Aku tidak memiliki hak itu... Tuan muda Anlong!" Ujar Su Luxie dengan suara getirnya dia membelakangi Mu Anlong.

Mu Anlong diam terpaku dibelakang Su Luxie, seolah-olah dirinya baru saja melihat setan. Tubuh tegap itu dan sorot mata yang tajam itu... perlahan-lahan melemah dan kemudian menunduk, meringkuk dan bergetar.

"Lalu... apa yang akan aku lakukan! Bagaimana dengan ku?" Ucapnya dengan begitu lirih, bertanya pada dirinya sendiri. Sorot mata itu terlihat kosong dan putus asa.

"Berbahagialah, Mu Anlong. Aku yakin kau bisa bahagia." Ujar, Su Luxie, lalu pergi dari sana, meninggalkan Mu Anlong.

Tubuh yang tegap itu bergetar seolah-olah mengalami sebuah rasa takut yang hebat. Pria yang biasanya terlihat berwibawa dan tegas itu benar-benar terlihat hancur pada malam ini.

Perlahan-lahan dirinya berlutut dan kedua tangan itu terjatuh ketanah.

"Jika saja... aku bukan seorang anak selir... maka aku tidak akan..."

...Flashback on...

Sebuah dedaunan terbang terbawa oleh arus angin yang berhembusan dengan kencang.

Perlahan-lahan angin itu membawa daun tersebut kesebuah halaman rumah yang terlihat cukup besar namun sedikit kumuh

Daun itu jatuh dan tergeletak direrumputan.

Perlahan , terlihat sepasang kaki anak kecil mendekat kearah dau itu. Dan kemudian sebuah tangan mungil mulai mengambil daun tersebut.

Sebuah daun dengan cabang tiga dan bewarna cokelat terang itu sangat menarik perhatian, anak itu. Dia adalah, Mu Anlong, yang masih berusia 7 tahun.

"Ibu, ibu, aku mendapat kan daun yang sangat cantik." Teriak Mu Anlong kecil berlarian menghampiri sesosok wanita cantik berbaju putih yang dia sebut, ibu.

Wanita itu tersenyum pada Mu Anlong sambil mengelus lembut pipi Mu Anlong.

"Feng kecil sangat pintar!" Puji wanita itu pada Mu Anlong kecil.

Mereka berdua saling melemparkan senyuman yang hangat.

Namun ditengah-tengah kebahagian itu, sangat disayangkan jika seorang wanita berpakaian dengan glamor dan beserta kedua pelayan wanitanya menghancurkan kebahagian dari ibu dan anak itu.

"SIA!" Teriak wanita itu pada ibu Mu Anlong.

"!"

"!"

"Ibu, aku takut." Mu Anlong sangat ketakutan sembari mencekram baju ibunya dengan kuat.

Sia dengan cepat menutupi Mu Anlong kebelakangnya lalu mulai berkata.

"Kakak, apa yang kau lakukan didepan anak kecil?!" Tanya Sia dengan raut kesal.

Wanita itu melirik pada Mu Anlong lalu tersenyum sinis.

"Apa peduli ku dengan anak harammu itu?! Aku memiliki urusan denganmu!" Teriak wanita itu pada Sia

"Seret dia masuk dan pukuli!" Titahnya pada kedua pelayannya.

"!"

Kedua pelayannya maju dan menyeret Sia dengan paksa.

Sia hanya bisa meronta-ronta dan berteriak pada wanita yang sangat jahat itu.

"Kakak apa yang kau lakukan, lepaskan aku!" Teriak Sia.

Mu Anlong sangat ketakutan. Dia melirik kearah Sia, dan wanita itu secara bergantian.

"Tidak... tidak apa yang kau lakukan pada ibuku! lepaskan ibu!" Mu Anlong berteriak sambil berlari menuju pelayan yang menyeret paksa Sia kedalam kediaman.

"Lepaskan...

AKH...Tubuh mungil Mu Anlong terpelanting jatuh setelah mendapat dorongan dari wanita kejam itu.

"Mengapa... mengapa....ibu tidak salah apapun padamu!" Ujar Mu Anlong lirih dengan merasakan rasa sakit ditangannya akibat salah posisi pada saat menopang diri.

"Diam kau disini, anak haram! Ingatlah, kau ini hanya anak haram keluarga Anlong dan ibumu hanya seorang selir rendahan! Kalian harus tahu posisi kalian dimana!" Ujar wanita itu pelan namun tajam.

Bagaimana bisa? Bagaimana seorang wanita dewasa, mampu melakukan hal itu kepada seorang anak kecil?! Wanita itu malah tertawa tanpa merasakan rasa bersalah sedikitpun.

Sedangkan Mu Anlong sedang memendam rasa dendam dihatinya. Dia menggenggam rumput dengan kuat, sambil menatap wanita itu penuh dendam kebencian.

"Ibu... ibu... Jangan lakukan apapun pada ibuku." Ujarnya perlahan sadar dan kemudian berlari dengan tergopoh-gopoh.

BRAK... Mu Anlong membuka pintu kediaman dengan kasar. Saat dia membuka pintu dia melihat sebuah pemandangan yang sangat menyayat hatinya. Perlahan-lahan air matanya bercucuran dengan deras setelah melihat hal itu.

Bagaimana bisa! Bagaimana bisa mereka memukuli Sia dengan sangat keji?!

Sia tergeletak dilantai dengan tubuh dan wajah babak belur. Sementara kedua pelayan itu meletakkan kaki mereka diatas perut dan juga kepala Sia

"TIDAK! JAUHI IBUKU, JANGAN GANGGU IBUKU." Mu Anlong berteriak dan berlari kepada salah satu pelayan lalu mulai menggigit tangan pelayan itu.

"AKHHH." Pelayan itu berteriak lalu mendorong jatuh tubuh Mu Anlong.

BRUK....

"Kau! Sialan anak ini...

Pelayan wanita itu hendak ingin memberi pelajaran pada Mu Anlong, namum teman pelayannya tiba-tiba menghentikkannya.

"Sudahlah, jauhi dia. Kita sudah memukuli wanita ini, mari pergi dari sini." Ujar pelayan satunya menghentikan pelayan itu untuk menyakiti Mu Anlong.

Dengan menatap Mu Anlong yang sedang meringis kesakitan, pelayan itu dengan terpaksa meninggalkan Mu Anlong dan pergi dari sana.

BRAK.... Suara pintu yang ditutup oleh mereka secar kasar.

"Ibu... ibu... ibu baik-baik sajakan?" Tanya Mu Anlong sambil merangkak dan mengulurkan tangan kepada Sia yang sedang terbaring tidak bedaya di lantai yang dingin.

"Ibu.... mengapa mereka jahat pada kita?!" Kata-kata itu kembali terdengar dengan diakhiri oleh tetesan air mata yang deras.

Dua hari berlalu....

Kediaman Anlong begitu ramai dikunjungi oleh orang-orang berpakaian putih. Seolah-olah sedang melakukan rasa duka, mereka datang kesana dengan raut wajah sedih mereka.

Mu Anlong berdiri disana. Dia hanya diam, dia melihat keselililingnya. Lalu dia mulai melihat kesebuah peti besar yang diletakkan ditengah-tengah rumah.

Perlahan-lahan wajah tegap itu jatuh tertunduk kebawah. Jari-jemari yang mungil itu saling mengenggam dengan erat.

"Berkat mereka... Aku menjadi anak piatu! Heh... cukup sudah, Mu Anlong. Kau bisa berharap apa dari ibu yang sudah membunuh dirinya sendiri?!" Batinnya dalam hati dengan sorot mata kosong.

Disaat Mu Anlong sedang berdiri sambil berdiam disana. Tiba-tiba dirinya bisa dengan jelas merasakan ada sebuah tangan mungil yang begitu lembut sedang menggait tangannya.

"Kakak, kenapa? Kakak sedang sedih, ya?" Tanya seorang anak perempuan berwajah imut dan sangat cantik seperti boneka.

"Kakak?"

Mu Anlong terpana melihat kecantikkan dari anak perempuan didepannya. Dia terdiam seolah-olah tidak bisa mengatakan sepatah katapun.

"Kakak ingin main dengan, Luxie? Luxie mau kok bermain bersama kakak." Lanjut anak perempuan itu, pertama kali menyebutkan namanya kepada Mu Anlong.

"Luxie?" Bisik hati Mu Anlong terpana mendengar nama yang begitu indah, baginya.

Setelah kejadian itu, hari-hari Mu Anlong berjalan dengan penuh lika-liku dengan identitas sebagai anak selir keluarga Anlong. Dia tumbuh dibawah tekanan, cacian, hinaan dan kekerasan dari wanita yang sangat tega telah memukuli Sia sebelumnya.

Dia adalah ibu tiri Mu Anlong, istri sah dari kepala keluarga Anlong.

Mu Anlong sudah berjuang dengan keras setelah mencapai umur 11 tahun. Dirinya selalu berlatih untuk meningkatkan kultivasi miliknya. Dia menjadi sangat kuat sehingga kepala keluarga Anlong, ayahnya, mulai menaruh perhatian kepadanya.

Tentu saja hal itu yang sangat diinginkan oleh Mu Anlong, namun juga mengundang keirian dari anak pertama keluarga Anlong dan istri sah dari kepala keluarga Anlong.

1 minggu berlalu...

Kediaman Anlong kembali ramai seperti melakukan acara duka.

Mu Anlong masih berada diposisi sama. Diam berdiri menatap pada Peti yang besar.

"Datangkah keneraka! Aku sudah susah-susah menghabisimu dan menghilangkan bukti-bukti. Jangan sampai masuk kesurga dan bertemu ibuku!" Bisik hatinya sambil menunjukan senyum yang samar dan menatap kearah sang ibu tiri yang sedang menangis.

Dua minggu telah berlalu dengan cepat...

Kediaman Anlong kembali ramai dan Lagi-lagi sedang melakukan acara duka. Orang-orang berdatangan dengan ramai untuk melakukan rasa duka cita mereka.

Dan Mu Anlong masih tetap berada diposisi yang sama. Duduk diam sambil melihat kearah peti besar.

"Syukurlah dia mati sebelum aku menghabisinya!" Benak Mu Anlong tersenyum sinis menatap pada peti Jenazah.

Jika dihitung sudah ada dua orang yang meninggal diminggu-minggu yang berdekatan. Hal itu sempat mendatangkan rumor-rumor jahat untuk keluarga Anlong.

Karena frustasi dengan rumor-rumor itu. Kepala keluarga Anlong berinisiatif untuk menjadikan Mu Anlong sebagai satu-satunya pewaris dikeluarga Anlong.

Berkat dari itu, rumor-rumor jahat mulai menghilang dan timbul sebuah pujian kepada pewaris baru keluarga Anlong.

^^^Yo be Continued_^^^

1
sunshine
Luar biasa
ira kasih
gantung thoorrr....
yudi
👍
netizen nyinyir
thorrr yangg putri petarung kapan lanjut nya 😭😭😭
Siti S
Luar biasa
Dbz Mar
siapakah 🤔🤔🧐🧐
Dbz Mar
palingsuka novel ygmnceritakan tentang jaman kuno..🤭🤭😘😘💪💪
Erlina Ibrik
Luar biasa
Buke Chika
ya mati deh kakaknya
Buke Chika
Luar biasa
Buke Chika
klu g punya aura mereka hantu ya thor😀😀😀😀😀
Mujibur Rohman
apa si mc gk bisa beladiri?
Erha Print
su casa lucu
Al^Grizzly🐨
Mana itu hanya untuk Pedang dan Sihir...kalau Kultivator..menyerap Energi Qi...Dan Yang Aku biasa Baca...kalau hanya Pil tingkat Rendah...tidak ada Petir pil...Petir akan muncul saat Pil tingkat 7 ke atas..ini hanya tingkat 4..walaupun dia 100 persen..tidak akan ada Petir...maaf ya thor.
Buke Chika: emang bahasa ceritanya campur dari peradaban china kono ke peradaban asing/eropa lari ke peradaban modern jdi yg baca dibuat bingung nikmati aja yg penting dpt cerita tamat/end drpd digantung yg baca
total 1 replies
Al^Grizzly🐨
Maaf Thor..Parmachy itu Ilmu yg Mempelajari tentang Obat obatan...Masa Ada Petir Parmachy..harusnya Petir Pil dan nama untuk Penyuling Pil itu Alkemis..bukan Parmachy ya Thor🙏👍
Murni Dewita
kasih racun aja dia luxie
Murni Dewita
👣
Putudina Nurhayanti
Luar biasa
Putudina Nurhayanti
mampir
Diah Susanti
kok masih 1jt, bukannya dipotong 15%, apakah itu pendapatan bersihnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!