Viola Maharani, wanita berusia 27 tahun ini terkenal karena profesi nya sebagai seorang wanita penghibur. Pekerjaan ini sudah di geluti nya sejak Vio, begitu panggilan nya, masih duduk di bangku kuliah..
Tidak main main, semua client nya bukanlah orang sembarangan. Selain di kenal sebagai primadona nya para kupu kupu malam, vio juga di kenal sangat selektif dalam menerima pelanggan nya. Wanita itu hanya akan menerima tawaran dari client yang bisa membayarnya dengan nilai yang fantastis..
Sebenarnya kenapa seorang Viola yang memiliki paras cantik dan hidup yang nyaris sempurna itu bisa terjerumus ke dalam dunia malam, lalu bisakah vio terlepas dari kehidupan nya yang kelam ini ??
💜
Hai..
Selamat datang di karya ke-7 dari Autor ratu_halu
Menerima kritik dan saran dengan bahasa yang sopan 🙏
Happy Reading 🥳
Enjoy 🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 26
Anna mematung, takut.
Zafian mengangkat dagu anna dengan jari jari ramping nya, sorot mata nya terlihat dingin dan tajam.
"Aku akan membuat perhitungan dengan mu!!" seru nya..
Setiap kata yang keluar dari mulut zafian bagaikan batu besar yang menghantam tepat ke hati anna.
Dengan kasar zafian melepaskan dagu anna. Lelaki itu beralih memandang satu persatu pengunjung yang merekam kejadian itu dengan ponsel masing masing..
"Jika video kejadian ini sampai tersebar, saya tidak segan segan menuntut dan menjebloskan kalian ke penjara!!" Perlahan pengunjung pengunjung itu mulai membubarkan diri dan tak lagi berkerumun, menyisakan anna, zafi dan viola..
Anna sangat terpukul. Sambil menahan air mata nya, dia bertanya apakah zafian meminta viola untuk berpura pura menjadi kekasih nya guna membalas dendam pada dia dan keluarga nya..
Zafian meliriknya dengan sinis dan suara nya terdengar dingin..
"Konyol! Jangan samakan aku dengan diri mu!!"
Matanya yang dingin serta suaranya yang terdengar cuek sangat melukai hati anna..
Zafian merebut kembali jaket nya dari tangan anna. Tanpa memperdulikan hati anna, zafian merangkul bahu viola dan membawanya pergi dari sana..
Kini telah berakhir. Usaha nya menarik simpati banyak orang mungkin berhasil. Namun tidak pada zafian. Dan sayang nya kini hubungan mereka benar benar telah berakhir. Dia dan zafian tidak bisa kembali seperti dulu lagi. Memikirkan hal itu, kesedihan terlintas pada mata anna. Dia memandang ke kejauhan, memandang pada punggung lebar zafian yang semakin hilang dari pandangan, mengenang masa lalu yang makin menjauh..
🖤
Tak ada percakapan antara zafi dan viola sampai mereka tiba kembali di kamar.
Viola tak berkata apa apa dan hanya berjalan semakin menjauh menuju kamar mandi..
Jika di lihat sekilas, viola nampak baik baik saja. Namun zafi yakin justru sebaliknya..
Zafian menahan tangan viola, menarik wanita itu dalam pelukan nya..
"Maafkan aku karena meninggalkan mu sendirian." terdengar jelas zafian sangat menyesal..
"Tidak apa apa. Aku baik baik saja, kamu jangan khawatir." jawab vio dengan suara tertahan.
Zafi merenggangkan pelukan nya, "Ceritakan padaku apa yang kamu rasakan. Pukul aku jika kamu ingin meluapkan semua beban di hati mu. Jangan diam dan hanya memendam nya, viola.." Zafi jadi tak sabaran karena viola seharusnya marah atas kejadian tadi. Kenapa sampai detik ini viola bersikap seolah tak ada yang terjadi..
Viola menunduk dalam, tak lama dia mengangkat kembali kepala nya lalu tersenyum getir,
"Sejujurnya, saat ini aku ingin sekali menangis, tapi aku juga tidak tau kenapa air mata ku tidak bisa mengalir keluar.." Vio tertawa sumbang..
"Jangan khawatir, aku sudah terbiasa seperti ini. Di rendahkan dan di hina bukan lagi sesuatu yang baru bagi ku.." lanjut nya lagi
Ucapan viola membuat hati zafi terasa di tusuk tusuk, sangat sakit sekali..
Zafian memeluk lebih erat lagi kali ini.. "Maafkan aku.. Ini semua salah ku."
Tangan vio perlahan melingkar di pinggang lelaki itu, membalas pelukan tanpa berkata apapun..
🖤
Waktu makan malam tiba, Lima hidangan menggugah selera sudah terhidang di meja makan. Namun viola jelas tak berselera untuk memakan bahkan sekedar mencicipi nya..
"Makanlah.. Aku nggak mau kalau kamu sampai sakit.." Zafi menyodorkan sendok nya yang berisi makanan pada wanita itu..
Zafian tidak tau, jika stres atau depresi nya kambuh, viola kehilangan nafsu makan nya. Dia mengalami masalah pencernaan (lambung) karena penyakitnya itu..
Viola mendorong sendok zafi perlahan..
"Maaf, aku sedang tidak ingin makan. Aku mau istirahat saja." Viola bangkit dan berjalan menuju kamar..
Zafi bergegas menyusul dan membantu viola naik ke atas tempat tidur..
"Astaga, kamu demam. Tubuh mu panas sekali." Zafi kaget saat kulit nya bersentuhan dengan kulit wanita itu. Suhu tubuh vio panas sekali..
Vio tak menanggapi, dia langsung memejam karena kepala nya sedikit pusing..
Di tengah tengah kesadaran nya yang hampir hilang viola menyesalkan kenapa harus sekarang depresi nya kambuh. Vio tak mau sampai zafi tau keadaan dia yang sebenarnya.
Kejadian hari ini memang sangat menyita hati dan pikiran nya. Meski terlihat biasa saja, tapi hati vio sakit dan hancur..
Zafi langsung gerak cepat, memanggil dokter untuk memeriksa keadaan viola..
Tak lama dokter datang dengan membawa semua peralatan medisnya..
Viola di infus karena ternyata sudah kekurangan cairan alias dehidrasi..
Meskipun dokter mengatakan bahwa keadaan viola tak terlalu serius namun zafi terlihat sangat khawatir..
Viola belum membuka mata nya meskipun dokter sudah pergi beberapa menit lalu. Zafian terus menggenggam tangan wanita nya dengan pandangan lurus menatap wajah viola..
"Seharusnya aku tidak pergi!" sesal nya lagi. Zafi sungguh menyesali kepergian nya tadi. Panggilan telepom dari anak buah nya yang mengatakan sudah menangkap orang suruhan mama hani membuat zafian buru buru pergi meninggalkan viola.
Padahal jika di banding dengan keselamatan vio, tentu itu tidaklah penting..
Tanpa sadar zafian yang kelelahan tertidur di samping viola dengan posisi nya yang masih duduk di kursi sambil menggenggam tangan wanita itu..
Viola mulai sadar, perlahan dia mulai membuka mata nya. Kedua mata nya menangkap sosok yang tak asing..
Pelan pelan vio menggerakkan tubuh nya untuk bangun. Tangan nya masih terpasang infusan, namun sedetik kemudian vio mencabut nya dengan kasar..
"Zafian... Bangun. Tidurlah di kasur. Tubuh mu nanti sakit jika tidur di posisi seperti ini.." Viola mencoba membangunkan zafian. Namun karena kelelahan nya yang luar biasa, zafi tak terganggu dengan itu..
Tiba tiba mata viola terkesiap saat melihat ada luka dan bekas darah yang sudah mengering di buku buku jari zafian.
Tangan viola perlahan meraba punggung tangan zafi, memeriksa nya berharap kalau noda merah itu bukanlah darah..
Jantungnya seakan berhenyi berdetak. Air matanya yang semula tak bisa keluar kini mengalir dengan deras. Bahu nya mulai naik turun..
Suara tangisan viola seketika membangunkan zafi dari tidur nya. Dengan ekspresi khawatir zafian langsung berpindah tempat duduk. Dia duduk di bibir ranjang kemudian mendekap tubuh viola..
"Ada apa, hum ? Kenapa ? katakan pada ku di bagian mana yang sakit ?" ucap nya sambil memeriksa keadaan vio
Sudah lama sekali viola tak melihat darah segar seperti ini selain jika dia sedang haid. Viola sungguh sangat takut. Takut kehilangan lagi. Saat kecelakaan di masa lalu, viola kecil melihat dengan kesadaran penuh banyak darah yang keluar dari tubuh kedua orang tua nya. Di kepala, wajah hingga tangan ayah dan ibu nya terluka cukup parah. Viola trauma..
Melihat tangan zafian terluka seperti ini membuka kembali kenangan buruk nya di masa lalu..
Tangisan viola semakin kencang sampai dia kesulitan untuk bernafas..
"Hey.. Tenanglah, sayang.. Aku disini. Aku tidak akan pergi kemana pun.." Zafi mencoba menenangkan viola dengan mendekap tubuh wanita nya sekali lagi..
"Apa kamu akan meninggalkan ku juga seperti ayah dan ibu ? Kalau iya, lebih baik kamu pergi sekarang! Jangan muncul lagi di hadapan ku! Pergilah.." Vio mendorong tubuh zafi kemudian berpaling muka..
"Ada apa ? Kenapa kamu bicara seperti itu, viola..?!" Zafian semakin tak mengerti dengan sikap vio yang cepat sekali berubah. Dia pikir ketulusan nya mampu meluluhkan hati wanita itu, tapi nyata nya tidak..
"Apa harus terluka seperti ini ? Apa aku membahayakan mu sampai tangan mu berdarah dan lecet ?"
Zafian melirik punggung tangan nya.. "Luka ini.. Aku tidak sengaja melukai nya saat bertemu anak buah ku tadi..
Tangisan vio mereda, dia mulai sedikit tenang. Namun pertanyaan kali ini membuat zafian langsung tertohok..
"Apa tadi kamu berkelahi, zafian ?"
Zafi tak langsung menjawab. Dia tak ingin viola memandang nya sebelah mata jika tau apa yang sebenarnya terjadi..
"Sudahlah jangan bahas aku.. Pikirkan kesehatan mu, viola. Kalau kesehatan mu seperti ini terus kita tidak jadi kembali ke jakarta besok pagi.."
Viola melipat bibirnya, dia tak lagi bicara karena takut akan ancaman zafian..
Mereka tak lagi bicara setelah itu. Zafi pergi keluar untuk mencari udara segar. Sedang viola, wanita itu berdiam diri di kamar dan tanpa melakukan apapun..
🖤
"Tuan, apa yang harus kita lakukan dengan mayatnya ?" tanya ketua genk suruhan zafian.
"Bakar saja.. Atau kau bisa membuangnya ke sungai.." jawab zafian cuek..
Dia telah membunuh salah satu dari kedua orang yang mengikuti diri nya dan viola..
Meski tidak membunuh secara langsung, namun perintah zafian lah yang membuat orang suruhan mama hani itu harus kehilangan nyawa..
Ketua genk langsung menghubungi anak buah nya agar segera menjalankan perintah.
"Apa kau belum bisa menemukan satu orang lagi ?"
Ketua genk itu menunduk dalam. "Maaf, tuan. Seperti nya dia sudah kabur jauh.."
"Perbanyak orang untuk melakukan pencarian! Aku tidak mau sampai kecoa itu membuat masalah lagi yang akan merugikan aku dan viola."
🖤