Gadis cantik yang bernama Aza Shakila harus menanggung kebencian dari Daffin Faaz Ankawijaya yang terkenal kejam terhadap orang orang yang mengganggu ketenangan nya.
Jangan lupa mampir, untuk mengetahui kelanjutannya, selamat membaca •‿•
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lessi Sn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Aku bisa, pasti bisa
Pagi ini Kila sudah siap untuk berangkat kerja dengan stelan kemeja berwarna biru,hijab warna senada dan menggunakan rok berwarna putih serta sepatu pansus berwarna senada tak lupa tas selempang kecil menambah kesan menarik dari penampilannya, dilihat dari penampilan dan wajah nya orang tak akan percaya jika dia sudah menikah karena dia terlihat masih anak belasan tahun" jika seperti ini aku jadi teringat ibu yang setiap pagi mengomel jika aku lama berangkat dan menyiapkan kan bekal untuk makan siang,aku rindu ibu bagaimana keadaan kalian,ku harap kalian baik baik saja"ucap Kila sambil menghela nafas,dia dilarang Daffin untuk menemui orang tuanya sesuai kesepakatan"aku bisa pasti bisa melalui ini semua, ada Allah bersama ku"Kila menyemangati diri nya.
Setelah sholat subuh ia menyelesaikan pekerjaan nya supaya tidak terlambat berangkat bekerja,saat melewati meja makan dia terkejut melihat Daffin yang sudah ada di meja makan'tumben ni orang sudah di sini atau aku yang telat,tidak kok'batin nya sambil melihat jam yang melingkar di tangannya, Daffin sudah dimeja makan pagi sekali tidak seperti biasa nya itu yang membuat Kila heran, mereka sempat bersitatap Daffin terpesona tapi dia cepat menyangkal'terserah dialah bukan urusan ku' Kila melanjutkan jalannya hingga terhenti saat mendengar suara Daffin"selain bodoh,norak,keras kepala dan sopan santun yang buruk apa ada lagi yang kau pelihara?" dengan wajah datar dan dingin"oh saya lupa, orang yang berpendidikan rendah emang seperti itu"lanjut nya dengan menghina,Kila sudah terbiasa mendengar cacian dan hinaan yang dikeluarkan dari mulut Daffin walaupun terkadang dia sakit hati mendengarnya, yang waras harus mengalah bukan.
"saya sudah mengerjakan semua pekerjaan jika anda tidak percaya silahkan tanya mbok sum"jawab Kila dengan tenang,dan membalikkan badan untuk melanjutkan langkahnya dia tau Daffin murka sekarang karena ia pergi sebelum Daffin selesai bicara Kila tak ambil pusing dia tak ada waktu meladeni kemarahan Daffin dan tak ingin merusak mood pagi nya, Daffin memukul meja untuk melampiaskan kemarahannya" singkirkan makanan ini,saya sudah tak berselera"ujar nya kepada pelayan dengan wajah yang menakutkan' anda sungguh berani nona, membangunkan singa yang sedang tertidur'batin Raka yang menyaksikan drama pagi ini.
Jarak dari rumah kepintu gerbang cukup jauh apa lagi dengan berjalan kaki" hufh jauh sekali jika di jadikan lapangan bola pasti cukup"keluh Kila,belum lagi ia harus jalan sedikit menjauh dari gerbang untuk bisa mendapatkan taxi,tak lama mobil mewah Daffin melewati nya"apa tidak sebaiknya kita memberi tumpangan kepada nona tuan" tanya Raka,ia kasihan melihat Kila pasti capek berjalan kaki menuju gerbang belum lagi mencari taxi"jika kau mau menggantikannya silahkan"jawab Daffin dengan tenang,memang itu yang diinginkan nya melihat wanita itu menderita sungguh betapa senangnya dia"maaf tuan"Raka dengan rasa bersalah.
Kila heran saat melihat mobil Daffin mundur menghampiri nya"ingat jangan pernah berani bertemu dengan orang tua mu dibelakang saya,jika kau melanggar kesepakatan kau akan tau akibatnya"Daffin memberi peringatan, kaca mobil sedikit diturunkan tanpa menoleh kearah Kila, setelah nya mobil melaju meninggal Kila dengan wajah kesalnya, sebenarnya Kila berharap Daffin mau memberi tumpangan setidaknya sampai gerbang juga tak apa lumayan menghemat tenaga,tapi itu mustahil kapan Daffin berbaik hati padanya'suka nya hanya mengancam dan marah marah ngak capek apa aku aja yang dengar capek' kesabaran Kila memang diuji jika berhadapan dengan Daffin.
Kedatangan kila disambut pelukan oleh Lina"tumben kau datang cepat"tanya kila dengan heran biasanya Lina akan datang detik detik toko mau dibuka"cihh, pertanyaan mu seolah aku karyawan yang ditandai karena sering terlambat"jawab lina dengan wajah cemberut,memang benar pertanyaan Kila tidaklah salah"aku rindu dan tak sabar
bertemu denganmu mangkanya aku cepat datang dari biasanya"lanjut nya lagi dengan tersenyum senang"huaaa aku terhuraaa" balas Kila"terharu bukan terhura"ralat Lina
"sama saja"mereka tertawa bersama
"cihh lebay"sewot Lisa "apasih datang datang main nyambar aja,iri bilang boss" ejek Lina,Lisa mendengus melangkahkan kaki nya menjauh karena ia melihat Bu Nanik berjalan kearah mereka"Kila kamu udah sehat nak" tanya Bu Nanik"Alhamdulillah sudah Bu"
"syukurlah, sekarang udah waktu nya buka toko"ucap Bu Nanik sambil melihat jam tangan nya"oh ya,nanti rekap laporan keuangan minggu lalu dan antar keruang ibu ya" lanjut nya lagi"baik Bu,nanti Kila antar". mereka mulai melakukan pekerjaan dengan semangat.
"tuan ada yang berkhianat di cabang perusahaan kita di kota D"lapor Raka
"bereskan seperti biasa, tuntaskan sampai keakar jangan ada yang tersisa,berani berbuat harus siap menanggung konsekuensi nya dan jangan sampai tercium pihak keamanan"jawab Daffin dengan menatap Raka tajam,dia benci penghianat tidak ada ampun bagi seorang penghianat. Raka heran mengapa masih ada saja orang yang berani menghianati tuanya padahal mereka tau apa konsekuensi yang akan mereka terima"baik tuan,saya akan menghubungi orang kita untuk mengatasinya".
"bagaimana keadaan mereka" tentu Raka tau siapa yang dimaksud tuannya"kesehatan pak Hendra sedikit memburuk, setelah kepergian nona dan ibu nya berusaha keras mencari pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan mereka dan biaya pengobatan pak Hendra"Daffin tersenyum miring, suasana hati nya sedikit membaik setelah mendengar kabar baik dari Raka'kau akan merasakan apa yang aku rasakan selama ini'batin nya dengan senang" apa anda tidak kasian tuan,nona tidak ada hubungannya dengan semua itu"
"dia masih satu darah dengan nya,sayang sekali aku tak dapat membalasnya secara langsung tapi tak apa aku bisa membalas nya melalui wanita bodoh itu"dengan wajah penuh kebenci seolah orang yang ia benci ada didepannya,Raka hanya bisa menghela nafas mendengar apa yang dikatakan Daffin,jika sudah seperti ini mau bagaimana pun tuanya tak akan mau mendengar apa yang dia katakan walaupun itu kebenarannya, dia tau seperti apa sifat seorang Daffin Faaz Ankawijaya jika sudah bertindak tak akan bisa di bantah terkadang Raka kesal sendiri melihat Daffin yang keras kepala.
Author akan berusaha update 3 bab dalam sehari seperti minum obat, jangan Lupa tinggalkan jejak, salam hangat dari autor untuk kalian selamat membaca semoga kalian suka ❤️ (•‿•)
kapan2 mampir juga di karyaku ya 'Psikopat, Psikiater, dan Pengkhianatan'....thx