Medicinal Spirit
...episode 01...
...Kematian Su Luxie, si dokter yang bodoh...
...----------------...
"Su Luxie! Su Luxie! Seharusnya kau tahu maksud dari niat awal ku, hemm. Mendekatimu bukan karena diriku memiliki perasaan dengan mu." Mu Anlong berbicara dengan merendahkan Su Luxie.
Mu Anlong mendekat kepada Su Luxie yang sedang terduduk menundukan kepala sembari menangis mendengar pengakuan pahit dari, Mu Anlong.
"Kau ini bodoh dan juga memiliki wajah yang mengerikan. Bagaimana pewaris dari keluarga Anlong sepertiku ini bisa bertunangan dengan dokter bodoh dan jelek seperti, dirimu!!" Lanjutnya, sembari memukul-mukul kepala Su Luxie dengan kipasnya.
Su Luxie hanya bisa menangis dan menangis. Tidak bisa dipikirkan oleh nya jika pria yang dia cintai selama ini ternyata hanya mempermainkan dirinya dengan memberi sebuah harapan palsu.
"Lalu...mengapa dari awal kau datang padaku... dan pada akhirnya kau meninggalkan ku beserta pengakuanmu yang menyakitkan itu?! Apa salahku sehingga orang-orang melakukan itu, padaku?! Aku hanya ingin baik pada semua orang tapi Orang-orang selalu jahat padaku."
Ditengah-tengah dari itu, tiba-tiba datang seorang wanita cantik dengan pakaian mewahnya bewarna putih didominasi warna biru, sedang berjalan anggun mendekati, Mu Anlong.
"Feng, sayang. Apa yang kau lakukan disini...?" Tanya nya pada Mu Anlong dengan memanggil nama tengah, Mu Anlong.
Su Luxie terhentak mendengar suara yang begitu familiar baginya. Suara yang lembut seakan-akan menggambarkan jiwa yang tenang dan anggun itu perlahan memanggil nama Su Luxie.
"Adikku, Su Luxie... mengapa kau duduk disana?" Tanya wanita itu, tersenyum dibalik kipasnya yang bewarna putih bercorakan bambu hijau yang rimbun.
"Heh... Jangan hiraukan dia. sebaiknya kita pergi dari sini dan bersenang-senang." Ajak Mu Anlong menggait pinggang ramping wanita itu.
"Ah, kau benar juga. Apa kau tahu, Feng, sayang. Aku baru saja membeli sebuah perhiasan baru, dan warnanya sangat indah sekali."
"Benarkah? Seindah, apa? Akan aku berikan perhiasan yang paling indah padamu, sehingga kau tidak bisa perpaling lagi padaku."
"Kau ini... pandai sekali menggoda."
Seiring menjauhnya mereka, suara merekapun ikut memudar dari telinga Su Luxie yang masih terduduk sedih dengan hatinya yang hancur-sehancur-hancurnya.
Perlahan dia berdiri. Badannya yang kurus, pucat pasi, dan kulit wajah yang mengalami jerawat yang cukup parah. Itulah yang membuatnya sempat terpuruk, namun tiba-tiba dirinya semakin terpuruk setelah mengetahui hubungan yang dijalin oleh kakak sepupunya dengan Mu Anlong.
"Tidak seharusnya... penderitaan ini ku tanggung sendiri! Pada akhirnya... aku hanya akan tenggelam didalam danau yang penuh akan racun berbisa. Aku terjebak, dan tidak memiliki kemampuan untuk keluar didalam danau yang penuh akan racun, itu."
Su Luxie berjalan menuju keperumahan sederhana dibelakang kediaman utama Su. Langkah demi langkah terlihat lirih. Mata yang kosong itu selalu melihat kearah perumahan sederhana milik keluarga kecilnya.
"Sebuah keluarga yang seharusnya saling membantu... ujung-ujungnya malah menghianati dan menggigit kami seperti anjing dan babi. Ibu dan kakak ku seharusnya bahagia karena harta Su yang melimpah. Mereka seharusnya bahagia!"
"Tapi karena diriku. Aku yang pembawa sial ini... aku yang menyebabkan penderitaan dari kedua keluargaku yang beharga. Lalu apakah aku pantas untuk hidup?! Ya. Aku tidak pantas!!"
Su Luxie membuka pintu kediaman sederhananya dan kemudian menutupnya lagi. Dia berjalan menuju kamarnya yang terlihat sederhana dengan interior yang jadul dan juga mulai lusuh.
Dia ambil sebuah meja fiji dan dia letakkan ditengah-tengah ruangan kamarnya.
Kaki kurusnya itu perlahan melangkah kesebuah lemari kayu tua dan kemudian dia buka pintu lemari itu.
Sorot matanya perlahan melihat kesebuah selendang yang panjang bewarna merah darah. Dia ambil selendang itu dengan tangan kanannya.
Dia kembali melangkah kepada meja Fiji yang sudah dia persiapkan sebelumnya.
"Hidup ini... harus berakhir didetik ini juga! Dengan meninggal... aku bisa membuat ibu dan kakak, bahagia. Aku yakin mereka bahagia."
"Mati... mati... mati... seharusnya ini terjadi sejak dulu."
KRIETT....suara deritan meja yang ditendang oleh Su Luxie terdengar cukup keras, menggema diseisi kamar. Kaki Su Luxie meronta seakan-akan begitu kesakitan. Namun... tak terdengar sedikitpun suara dari mulut Su Luxie.
"Mati... mati... mati... " Dia selalu membantin dengan kata-kata itu. Seolah-olah dia terobsesi akan sebuah kematian.
Seiring berjalannya waktu. Sebuah kaki yang awalnya meronta kini terdiam dan terbujur lemas.
Tak terlihat tanda-tanda kehidupan lagi di diri, Su Luxie.
Diiringi dengan berakhir nya hidup Su Luxie, tiba-tiba pintu kediaman sederhana itu terbuka dan memperlihatkan seorang laki-laki yang terlihat 3 tahun lebih tua dari Su Luxie dan seorang wanita cantik paruh baya. Mereka terlihat sangat kelelahan sehabis bekerja.
"Syukurlah racikan ramuan dari adik laku hari ini. Adik pasti sangat senang sekali karena ramuan yang dia kembangkan selama 2 minggu itu bisa menyembuhkan demam seorang anak-anak." Ucap pria itu.
"Yah... dia pasti senang. Ibu bangga padanya. Kita harus merayakan ini." Sahut wanita paruh baya itu.
"Kita memang harus. Omong-omong, diamana anak itu?"
Mereka berdua melihat kekanan dan kekiri, namun tidak menemukan sang empu yang dicari.
"Ibu akan melihat dikamarnya. Kau istirahatlah dulu." Ucap wanita itu.
" Iya, ibu."
Wanita itupun melangkahkan kaki menuju kamar Su Luxie dan kemudian membukanya.
"Su Luxie... nak, kau didalam?" Panggil wanita itu.
"Nak...
BRUKK... suara jatuhan botol dari tangan wanita itu.
"LUXIE..... TIDAK!!"
...----------------...
Mata Su Luxie kembali terbuka, namun dia tidak berada ditempat yang sama. Dia berada diranjangnya dan kemudian melihat kearah ibu dan kakaknya yang sedang menangis mengusap-usap telapak tangannya.
"Luxie! Kamu sudah sadar, nak." Wanita itu terhentak saat melihat Su Luxie sudah kembali sadar.
"Adik. Apa kau baik-baik saja? Apa masih sakit, adik?" Tanya laki-laki itu.
Namun Su Luxie hanya diam seolah-olah masih mengamati keadaan yang ada didepannya.
"Luxie?"
"Adik, kau kenapa?"
Su Luxie hanya diam. Namun dia menunduk dan kemudian berkata.
"Tidak. Aku baik-baik saja, ibu dan kakak tidak perlu khawatir." Jawab Su Luxie perlahan.
"Syukurlah." Gumam laki-laki itu memurus dada.
"Tapi nak...
"Ibu. Aku ingin menjelaskannya pada kalian, tapi bisakah aku istirahat dulu? Aku benar-benar sangat kelelahan." Ucap Su Luxie yang benar-benar terlihat kelelahan.
"Ya. Kau harus istirahat. Istirahatlah sepuasmu, sayang. Cepat lah sembuh dan kembali ceria."
"Kami pergi, adik. Kau harus istirahat dengan tenang."
Mereka berduapun pada akhirnya keluar dari sana dan menutup pintu kembali.
Su Luxie hanya bisa melihat pada pintu yang sudah tertutup itu. Dia hanya bisa menghela napas dalam-dalam.
"Bagaimana bisa aku terjebak didunia ini?" Ucapnya secara tiba-tiba berubah kesal dan sangat marah.
^^^Tu be continued_^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Murni Dewita
👣
2024-09-08
0
Oky Sarri
mampir ya Thor, semoga ceritamu seru
2024-09-04
0
オーロラ79
Awal yang menarik... Aku mampir ya thor...🍻🙏
2024-08-11
0