Mommy Untuk Anak Duda

Hari terus berlalu hingga Gracel sudah sebulan berada di mansion berperan sebagai mommy Xaviel. Gracel hidup di bawah kegantungan Revandra. Akhir-akhir ini juga mereka sangat akur dan kompak mengurus Xaviel.

Hari ini hari kelulusan Gracel S1.

"Yey, mommy," teriak Xaviel berlari memeluk mommynya yang turun dari panggung sambil membawa piala, karena telah menjadi seorang sarjana di universita swasta di jakarta, jurusan ke dokteran.

Gracel tersenyum langsung menangkap tubuh kecil itu dan menggendongnya.

Anak itu memberi bunga mawar ke mommynya sebagai tanda selamat.

"Ternyata lo udah jadi mak," sahut temannya yang datang. "Eh ya, kayanya sebulan yang lalu gue dapat notif dari lo. Kayanya suami lo deh pap in lo tidur sama nak ini," lanjut Kananya teman serta sahabat Gracel.

Gracel melotot, kapan? Kenapa bisa dia tidak tau? Apakah Revandra yang melakukannya?

"Terus capnya, to-"

"Ayo kita pulang," sahut Revandra menyela perkataan Kanaya.

"Gue pamit ya Kanaya." Gadis itu melambaikan tangannya dan di balas oleh Kanaya.

"Ganteng suaminya, Acel dapat dari mana ya?" tanyanya bergumam.

"Lo akan magang di mana?" tanya Revandra.

"Di rumah sakit, yang bisa menerima ku," jawab Gracel.

💗💗💗💗💗💗💗

"Ya, aku akan datang," ucap Revandra yang sedang telfonan dengan seseorang dan tidak sengaja di dengar oleh Gracel.

"Dia, mau kemana di tengah malam gini?" tanyanya bergumam.

Revandra memakai hoodienya sambil melirik kiri kanan karena merasa sudah aman dia pun keluar dari mansion dan melajukan mobil di atas rata-rata.

Gracel yang melihatnya mencuriga kan langsung mengikutinya menggunakan motor meeting yang di belikan untuknya.

Gracel menaroh motornya agak jauh dari Revandra yang memberhentikan mobilnya.

"Hotel? Ngapain om Revandra ke hotel?" Gracel mengikuti langkah Revandra.

Revandra berbicara sebentar dengan seorang wanita dan masuk ke hotel bersama.

"Permisi, mau nanya orang tadi ke kamar nomor berapa ya?" tanya Gracel.

"Orang yang mana? Tuan Revandra maheswara dan nyonya maheswara?" tanyanya.

Deg! Nyonya maheswara?

Dada Gracel seketika sesak seketika mendengar kata nyonya?

"Be-nar, apa saya boleh nanya nomor kamarnya?" tanya Gracel.

"Maaf kami menjaga privasi pengunjung."

"Saya di suruh, saya adik pak Revandra, ini buktinya." Dia memperlihatkan fotonya dan Revandra.

"Owh adiknya? Baik nomor kamarnya no 156 di lantai dua," jawab pegawe di sana.

"Makasih." Gadis itu berlari memasuki lift untuk menuju lantai dua dan kamar no 156.

Gracel mencari kamar no 156 tiba-tiba Gracel melihat Revandra dan wanita itu memasuki kamar hotel dengan saling memampah.

Tubuh Gracel bergetar dan terduduk lemas di lantai. Dia kira dia mencintai Revandra dan Revandra pun begitu. Gadis itu menunggu lelaki tersebut menyatahkan perasaanya namun harapannya telah musnah seketika saat melihat lelaki yang bersamanya satu bulan ini, seatap dengannya, memberinya perhatian berlebihan sedang bersama dengan wanita lain di hotel. Ternyata apa yang duda itu berikan kepadanya hanya sekedar kasian dan sebuah imbalan.

Gracel menghapus air matanya lalu berusaha berdiri dan keluar dari hotel itu.

"Ternyata benar, aku hanyalah sebatas baby sisternya El, tidak lebih dari itu, perhatian yang dia berikan hanya sekeder kasian semata," keluhnya menaiki motornya dan kembali pulang.

Sesampainya di mansion dia masuk ke dalam kamar Xaviel, dia tersenyum memandang wajah damainya.

"Sakit hati mommy, El," jawabnya.

Gracel mengusap air matanya dan membuka lemari mengeluarkan pakaiannya dan memasukannya ke dalam kopor.

"Mommy minta maaf gak bisa menepati janji mommy," lirihnya mencium agak lama kening Xaviel yang sudah dia anggap sebagai anaknya sendiri.

"Jadilah anak yang berbakti, sebentar lagi akan ada yang menggantikan ku menjadi mommy mu." Gracel mengelus pipi anak itu dengan lembut. "Jangan rewel ya sayang, mommy baru mu pasti lebih baik dari ku. Aku berdo'a dia bisa mengurus mu dengan baik, bagaimana mommy mengurusmu. Kita akan bertemu di suatu saat nanti, cari mommy ya nak saat kamu sudah dewasa dan sukses seperti daddy mu."

Gracel menghela nafas kasar dan melangkah keluar dari mansion.