NovelToon NovelToon
Gejolak Cinta Tuan Erick

Gejolak Cinta Tuan Erick

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Percintaan Konglomerat / Teen Angst / Diam-Diam Cinta
Popularitas:531.8k
Nilai: 4.6
Nama Author: Park alra

"Berapa uang yang harus saya keluarkan untuk membeli satu malam mu?"

Erick Davidson, pria tajir dengan sejuta pesona, hendak menjebak seorang gadis yang bekerja sebagai personal assistan nya, untuk jatuh ke dalam pelukannya.

Elena cempaka, gadis biasa yang memiliki kehidupan flat tiba-tiba seperti di ajak ke roler coster yang membuat hidupnya jungkir balik setelah tuan Erick Davidson yang berkuasa ingin membayar satu malam bersama dirinya dengan alasan pria itu ingin memiliki anak tanpa pernikahan.

Bagaimana kisah cinta mereka? ikuti bersama!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Park alra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GCTE | Bab 14

Melihat tatapan semua orang mengarah padanya, Clarissa mengerjap-ngerjap kan netra beberapa saat. "Kenapa aku tidak salah kan?"

Lenggang sejenak. Marvin, pria itu yang pertama kali menanggapi perkataan Clarissa.

"Ah, tidak apa-apa. Jika kau memang benar-benar kekasihnya kau tidak salah memanggil nya sayang. Itupun kalau benar kau memang kekasihnya," kata pria itu nada nya di akhir yang terkesan mengejek membuat Clarissa bersungut di buatnya.

"Kak ... " Elena menyenggol tulang rusuk Marvin agar pria itu tak berkata macam-macam.

"Aku hanya bercanda, sayang," kata Marvin mengelak. Sontak panggilan sayang dari pria itu membuat Elena terkejut menatapnya.

"Yang itu juga hanya bercanda. Jangan terlalu serius," kata Marvin dengan cepat tanggap, agar Elena tidak salah paham.

Sementara Erick hanya diam, tak berniat menengahi ataupun membela Clarissa. Pria itu bergeming tatapannya kini hanya tertuju pada Elena seorang. Ada kata yang coba ia utarakan pada wanita itu saat mata mereka menyelami kedalaman masing-masing.

Tak tahan dengan tatapan Erick yang semakin dalam membuat Elena tak nyaman, jadi sebisa mungkin ia menghindari mata elang pria itu. Dengan cara mengobrol bersama Marvin.

"Ya sudah kakak mau pesan apa?" tanya Elena sekali lagi.

"Samaan aja deh kaya kamu," ucap Marvin.

"Kok terserah aku. Ya kakak dong mau makan apa?"

"Aku ngikut aja, sayang."

"Tuh, manggil sayang lagi!" sungut Elena.

"Bercanda." Marvin terkekeh.

Hal itu semakin membuat pria yang kini di depan mereka terbakar karenanya. rahang kokoh Erick mengeras, giginya bergemelutuk yang selaras dengan urat-urat di lehernya yang terpampang nyata. Ia tak suka melihat bagaimana kemesraan yang di tampilkan kedua orang di hadapanya ini.

Benarkah Elena sudah memiliki tambatan hati kembali? seketika hati Erick mencelos sedih. Apakah ia benar-benar terlambat kali ini?

Clarissa menyadari perubahan sikap Erick dan sorot matanya kepada gadis di hadapannya, membuat Clarissa menatap sedih. Semua bahasa tubuh yang di tunjukkan Erick seperti menunjukkan jika pria itu sedang cemburu.

"Jadi kalian mau pesan apa?" tanya waiters itu pada mereka. Mengalihkan topik pembicaraan yang semakin nyeleneh sejak tadi.

"Kakak ayo mau mesen apa, waiters nya menunggu itu." ulang Elena, masih mencoba.

"Kamu mau pesan apa, kakak ikut saja."

"Ish, lama-lama gak jadi mesen nih."

Marvin tertawa karena tingkah Elena yang kesal akibat dirinya. Sampai tiba-tiba--

Brakk! suara gebrakan meja membuat mereka menoleh bersamaan.

"Berisik!" satu kata penuh penekanan itu Erick tujukkan pada kedua orang di hadapannya. "Jika kalian tak berniat memesan lebih baik jangan berada di sini," pungkasnya.

**

"Hei, santai bro. Maaf jika itu menganggumu," ujar Marvin yang sedikit menyesal. Ia mencoba untuk mencairkan suasana dengan menahan tawa.

"Elena, siapa dia?" tak tahan juga akhirnya, Erick bertanya. Tanpa mempedulikan Marvin yang mencoba bersikap akrab padanya.

Gadis yang ia ajukan pertanyaan itu tergagap sebentar, lalu menatap ke arah pria di sampingnya.

"Mmm, ini kak Marvin, teman saya pak," kata Elena.

"Kak Marvin, ini tuan Erick Davidson, atasan ku CEO di the Davidson's company. Maaf telat memperkenalkan nya padamu."

"Hei, aku tahu dia." cetus Marvin seakan mengingat sesuatu. "Ah, ya nama mu pernah ada di daftar pengusaha paling berpengaruh di majalah. Kebetulan aku pernah membacanya sekilas."

"Jadi kak Marvin kenal dengan pak Erick?" tanya Elena.

"Tidak juga. Hanya sekilas tahu namanya saja, tidak pernah melihat aslinya. Aku tak menyangka ternyata Elena bekerja sebagai sekretaris nya?"

"Iya kak." jawab Elena mengangguk pelan.

"Halo tuan Erick, saya Marvin Anggara sutena." Marvin merentangkan tangannya hendak menjabat tanda perkenalan. Namun pria di depannya itu hanya menatap datar tanpa mau menyambut uluran tangannya.

Suasana awkwarad pun terjadi. Seperti suara jangkrik pun bisa terdengar diantara keheningan yang ada, beruntung nya seruan dari sang waiters yang sejak tadi sudah jemu menunggu dapat mengalihkan perhatian.

"Jadi, apa kalian mau pesan?"

"Ah ya tentu saja nona waiters." timpal Marvin. "Maaf membuat mu menunggu."

"Tidak apa-apa tuan, saya suka menonton drama ini." sahut waiters itu.

***

Setelah berhasil memesan, kini keempat orang itu kembali diam. Tak ada yang bicara sampai pesanan mereka datang.

Elena memesan paket menu makan siang komplit yang berisi ayam bakar juga sambal yang selalu harus ada di setiap lauk makannya, Marvin pun serupa dengan Elena hanya ia mengimbanginya dengan sayur-sayuran yang cenderung tak di sukai Elena.

Erick memesan spaghetti bruscheta bersama teh hijau tanpa gula kesukaan nya, Clarissa pun memesan yang serupa dengan Erick.

Sebenarnya sejak tadi mood Erick sudah sangat berantakan hingga dia memesan asal menu makan siangnya. Setelah melihat pemandangan yang membuat aliran darah nya seakan memanas, menyantap hidangan pun tak ada rasa lagi untuk nya. Jika saja tak sedang memantau apa yang akan Marvin lakukan bersama Elena setelah ini, Erick sudah pergi sedari tadi. Muak melihat bagaimana Marvin yang mencoba mencari perhatian dengan Elena.

"Ayolah Elen, kau juga harus makan sayur. Jangan makan-makan yang pedas saja." bujuk Marvin pada gadis itu agar mau juga memakan salad buah dan sayur yang ia pesan.

"Gak kak. Sayur itu gak enak." tandas Elena menolak. Namun Marvin tak menyerah, akhirnya satu suapan penuh sayuran hijau itu masuk ke dalam mulut Elena, terpaksa ia mengunyahnya sembari mencak-mencak pada pria itu.

"Nah, gitu.Kau juga harus makan sayur mayur dengan tinggi vitamin agar seimbang. Kau tahu banyak kasus penyakit yang terjadi pada rentan usia muda karena tidak adanya konsumsi makan makanan bergizi." panjang lebar Marvin menceramahi.

"Iya ya, aku tahu." seru Elena setengah malas.

Erick menatap dengan kilatan tajam, jemari kekar pria itu seakan mencekik sendok yang ada di genggamannya.

Brak! Erick menimbulkan suara keras ketika ia menekan sendok yang langsung beradu dengan meja.

"Kenapa Erickson?" ketiga nya menoleh, Clarissa yang pertama dulu bertanya.

"Aku sudah kenyang." lalu pria itu berdiri.

"Tunggu kamu mau kemana?" tanya Clarissa dengan raut wajah kecewa. Makan siang bersama yang ia bayangkan akan romantis bersama laki-laki itu ternyata gagal total. Tidak berjalan seperti perkiraannya.

"Sebentar lagi jam masuk kantor. Ada banyak hal yang harus ku urus."

"Dan kau Elena, jika sudah selesai segera kembali ke kantor atau mau bareng dengan saya. Karena saya tidak suka karyawan yang menyia-nyiakan waktu," ucap pria itu pada Elena dengan nada sedikit sarkas.

"Tidak. Elena, akan pulang bareng dengan ku. Kau tenang saja pak CEO, dia tidak akan terlambat masuk kantor." Seru Marvin, cepat.

"Saya tidak bicara dengan mu tuan Marvin anggara sutena," kata Erick penuh penekanan. Hal itu membuat Marvin terhenyak.

Clarissa menatap ketiga orang itu bergantian, ia seperti bayangan yang tak di anggap kehadiran nya di sini. Sebenarnya ada sesuatu apa yang terjadi di antara mereka bertiga?

"Elena. lebih baik kau kembali ke kantor dengan saya." mendadak saja Erick sudah menggamit lengan Elena.

"Tidak. sudah ku bilang dia akan pulang dengan ku." Marvin tak kalah cepat, ia ikut menarik sebelah tangan Elena.

Suasana semakin memanas dan tak terkendali. Ada sorot penuh persaingan saat Erick dan Marvin beradu pandang.

"Kau pilih Elena. mau ikut saya atau ikut dengan nya?" tanya Erick pada Elena. Sementara gadis itu di buat bimbing oleh kedua pria tersebut.

1
fayna
sama mas dokter aja clar 🫰🏻
Mayora
tenanglah Elena,,,tuh ada Erick💜💜💜
Flowers
Lumayan
Aris Bos
Menarik tapi kok konfliknya panjang bangat
Devi Handayani
duh bahagia nya bila dicintai😍😍😍😍
Devi Handayani
bagus erick ini baru laki..... punya prinsip👍🏻👍🏻👍🏻😍😍😍
Devi Handayani
bisa yaa begicuu.... oke deh😌😌😅😅
Devi Handayani
waduhh 😳😳😳😳😳😳
Devi Handayani
yaahhhhhh😩😩😩😩
Devi Handayani
jangan kasih nikah ama bagas dong thor elenanya 😒😒😒😒
Devi Handayani
aahhh..... so tuittt deh pak bos😍😍😍😍
Devi Handayani
wow kaka ketemu gede🤭😁😁
Devi Handayani
lanjut thor😍😍
Devi Handayani
semoga ada malaikat tanpa sayap nolongin elena.... yang sabar yaa😥😥😥
Devi Handayani
waahhh cowo matre cowo matre ga ada otak nyeee..... ke laut sje sono😒😒😒😒
Inar Fajar
Kecewa
deta
jangan dulu tamat donk thor.... kasih lah bagaimana kehidupan erick dan elena setelah menikah dan punya anak...
Sry Ainun
haduh GK sabar pengen lanjut cerita Marvin deh
Sry Ainun
aduh selamat kan dua" nya thor
Rahmi Rahmi
rasaiin itu mona
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!