apa yang terjadi dimasa lalu, sangat berdampak dengan perjalanan yang dilalui dimasa kini dan masa depan.
perlakuan terus menerus akan ketidakseimbangan dan pilih kasih , membentuk seseorang mempunyai karakter yang egois dan mempunyai dendam yang tidak ia sadari.
pilihan hidupnya antara mengambil segala hal yang terjadi merupakan pengalaman dan pembelajaran terbaik, ataukah justru membuat keras nya hati dalam bersikap dan menghadapi lingkungan sekitarnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danti Romlah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
keseharianku episode 14
Tapi, yang kulakukan malah aku mengambil sapu, kemudian mengerjakan perintah bebersih rumah ini. Baru selesai menyapu, mau beralih ke tugas mengepel, mbak Diaz datang. Aaahhh ini kesempatanku untuk meminta mbak Diaz menyelesaikan tugas mengepel. "Mbak, aku minta tolong hari ini mbak Diaz yaa yang ngepel, kepalaku pusing mbak, tadi sudah ku sapu kog jadi tinggal ngepel aja" kataku mendekati mbak Diaz yang lagi menikmati minum air dinginnya didekat lemari pendingin. "Aduuuuuhhh aku capek banget hari ini Yang, di laboratorium tadi banyak banget pasien" tolak mbak Diaz.
Yaaa mbak Diaz sudah berkerja di salah satu laboratorium yang cukup terkenal dikotaku. Dia tidak melanjutkan kuliah, karena setelah lulus dari sekolah kesehatan, dia mendapat rekomendasi dari sekolah untuk langsung keterima bekerja di laboratorium tersebut karena memang siswa-siswa yang berprestasi disekolah kesehatan tempat mbak Diaz menuntut ilmu akan mendapatkan keuntungan dengan dicarikan pekerjaan oleh pihak sekolah. Dan hal ini yang menjadikan ibu semakin meratukan mbak Diaz dan memperlakukan sangat jauh berbeda denganku yang hanya bisa sekolah di sekolah swasta yang menurut ibu tidak memberikan keuntungan apapun dimasa depan. Padahal, aku bersekolah disekolah swasta ini juga tidak sepenuhnya kesalahanku. Hanya karena waktu pendaftaran, dengan nilai NEM yang standar, sebenarnya aku bisa diterima disekolah negeri yang memang agak dipinggiran kotaku, tapi karena perintah ibu, aku disuruh mendaftar disekolah tengah kota yang memang menjadi favorit dari lulusan-lulusan SMP yang berebutan untuk mendaftar disana. Dan karena memang nilai NEM ku yang nanggung, akhirnya aku tersingkir dari perebutan bangku sekolah disekolah favorit tersebut dengan mudahnya.
Dan akhirnya disinilah takdirku, sekolah disekolah swasta dipinggiran kota yang mewajibkan anak didiknya untuk bayar SPP setiap bulannya.
Dengan jawaban mbak Diaz yang menolak permintaan tolong ku untuk mengerjakan tugas mengepel rumah, aku pun tersulut emosi yang sedari tadi ku pendam, "mbaaaaaakkk, aku ini hanya minta bantuan sedikit lho. Semua pekerjaan rumah sudah aku selesaikan, hanya tinggal mengepel aja itupun karena aku sakit kepala. Masa ga ada rasa kasihan buatku?" teriakku. "Ya itu kan sudah tugasmu, kenapa jadi aku yang harus mengerjakan? Mau kami sakit atau sehat, tugas kita sudah masing-masing, jadi ya selesaikan tugasmu. Itu sudah jadi tanggungjawab mu" balas mbak Diaz tidak kalah berteriak. "Sehari saja mbak, maklumi kondisiku, tugasku dan tugasmu itu ga sebanding lho mbak, seharusnya kamu sebagai kakak yang mengemban tugas lebih banyak daripada aku adekmu, ini kenapa jadi terbalik!!!" Aku tetap ga mau kalah. "Ya makanya yang pinter kalau punya otak. Digunakan sungguh-sungguh buat belajar, dikasih Allah otak kog ga dimaksimalkan, ya itu jadinya bodoh ga bodoh tapi pinter ya ga pinter" ejek mbak Diaz ke aku. Aku makin emosi dengan perkataannya, saat aku mau membalas, ibu datang sembari ikut berteriak *ini kenapa kog jadi pada teriak-teriak? Diaz Yayang... Ada apa?" Tanya ibuku. "Itu Buk, Yayang pura-pura sakit biar terbebas dari tugasnya" seloroh mbak Diaz, "aku ga pura-pura, aku memang sedikit ga enak badan" bantahku. "Sudah sudah...cukup!!!! Tugasmu kurang apa Yang?" Tanya ibu kepadaku. "Tinggal ngepel aja Bu, semua sudah kukerjakan, hanya tinggal ngepel, aku minta bantuan mbak Diaz, toh ya ga seberat itu pekerjaan ngepel" jawabku. "Kalau ga berat ya langsung kerjakan, jangan nanggung kalau kerja, dituntaskan" serobot mbak Diaz semakin membuatku jengkel.
semoga kedepannya saya bisa makin berkembang dan memperbaiki segala kekurangan yang terjadi