NovelToon NovelToon
MELAWAN IBLIS

MELAWAN IBLIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Fantasi Timur / Iblis / Ahli Bela Diri Kuno / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:885
Nilai: 5
Nama Author: Cut Tisa Channel

MELAWAN IBLIS menceritakan tentang seorang gadis keturunan pendekar sakti yang hijrah dari Tiongkok ke Nusantara untuk mendapatkan kehidupan yang tenang.
Namun dibalik ketenangan yang hanya sebentar di rasakan, ada sebuah hal yang terjadi akibat kutukan leluhurnya di masa lalu.
ingin tahu bagaimana serial yang menggabungkan antara beladiri dan misteri ini?
mampukah wanita cantik itu lepas dari kutukan iblis?
simak selengkapnya dalam Serial Melawan Iblis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cut Tisa Channel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melawan Naga

Pagi itu lima orang tampak menaiki sebuah perahu sedang yang di kayuh oleh dua orang pria di antara mereka.

Kedua gadis yang cantik dan manis dengan wajah khas masing masing terlihat duduk di tengah di antara seorang pemuda yang tak lain adalah kakak mereka.

"Asok, masih jauh kah lagi?" Tanya si pengayuh yang berada di belakang perahu.

"Sudah, kayuh saja. Masih sekitar perjalanan setengah hari lagi".

"Aku sudah lapar sekali. Kita singgah dulu mencari makanan. Bagaimana?" Saloka yang sudah hampir habis tenaga nya karena mengayuh dari subuh tadi berseru.

"Mana ada warung di tempat seperti ini. Ada ada saja kau". Jawab Asok sambil tertawa.

"Sudah lah, sini ku gantikan. Kau istirahat saja". Ucap Sina yang bangun menuju ke belakang perahu.

Setelah bergantian mengayuh, Saloka menuju ke tengah perahu yang di belinya dari seorang nelayan di sungai malam tadi yang secara kebetulan mereka jumpai.

Baru saja akan merebahkan tubuhnya, Saloka melihat tempat yang sangat indah di sebelah kanan sungai jauh di depannya.

"Hei Asok, tempat apa itu? Indah sekali".

"Jangan coba coba kesana. Tempat itu terkenal keganasan nya. Tak ada seorang pun yang berani kesana. Kita lanjutkan saja perjalanan". Jawab Asok yang tampak berubah air muka nya.

"Ayolah kita singgah sebentar, mana tau ada ayam hutan atau kelinci sekedar untuk mengisi perut". Seru Sila kepada kekasihnya.

"Tapi disana sangat berbahaya dinda. Ayahku selalu berpesan jangan pernah mendekati tempat itu". Jawab Asok menghentikan gerakan mengayuhnya.

"Sebentar saja pokoknya. Perut ku juga sudah sangat kelaparan". Sahut Sila manja.

Akhirnya pemuda itu tak bisa lagi menolak permintaan kekasihnya dan mendarat kan perahu di tepi yang agak berbatu.

Setelah kelimanya melompat ke daratan, terasa keindahan yang sangat mengagumkan hati mereka.

Gunung gunung indah menjulang jauh seperti dinding bagi lembah rerumputan hijau. Pohon cemara berbaris rapi seperti di tata oleh alam dengan arsitektur keindahan yang lengkap.

Tampak bunga dan pohon kecil beraneka warna dan ragam memenuhi tempat itu.

Di ujung lapangan luas tersebut, ada hutan lebat yang memiliki jalan seperti gua besar di tengahnya menuju ke telaga air tawar yang tampak sedikit menurun dari situ.

"Ayo kita kesana". Silya yang terbawa keindahan tempat itu berlari riang gembira ke arah terowongan pepohonan lebat di ikuti oleh Saloka.

"Jangan kesana. Itu tempat Kasura". Setelah menyebutkan nama itu, Asok langsung menutup mulutnya.

"Kenapa? Siapa Kasura?" Tanya Sila yang berdiri di sampingnya.

"Sudahlah tak boleh menceritakan hal itu didekat sini. Pantang. Ayo kita lanjutkan perjalanan. Hei, kembalilah kalian". Teriak Asok kepada Silya dan Saloka.

Kedua nya tak mempedulikan panggilan tersebut dan langsung masuk ke terowongan yang menuju ke telaga tersebut.

Saat melewati hutan, Saloka melihat ada seekor pelanduk (sejenis kijang kecil lebih besar dari kelinci) sedang mencari makanan di sekitar situ.

Dengan sebuah batu sekepalan tangan anak kecil Saloka melempar hewan itu dan tewas seketika. Keduanya berlari senang membawa hewan tersebut untuk dibersihkan di telaga.

Tak lama kemudian, Asok tiba bersama Sila dan Sina ke tempat itu. Meski dengan hati kecut, Asok akhirnya ikut membantu memanggang pelanduk tersebut dan mereka pun makan besar pagi itu.

"Nanti siang kita lanjutkan perjalanan. Setelah perut kenyang aku mengantuk". Saloka segera merebahkan badan nya di sebuah batu yang terlindung dari sinar mentari pagi.

"Kalian bandel sekali. Persis aku membawa anak anak nakal". Gumam Asok yang duduk menatap keindahan telaga yang airnya hijau menyejukkan.

Tiba tiba, bau menyengat dan suara gesekan besar terdengar dari bebatuan sebelah kiri mereka. Saloka yang baru tertidur terbangun tiba tiba menatap ke arah asal suara.

Batu yang pecah itu membuat kelimanya kaget ketika mereka melihat seekor ular sendok besar bermata merah menyerang marah ke arah mereka.

Panik lah mereka semua menghadapi serangan ular yang entah berapa ratus tahun usianya itu. Kelimanya segera mencabut pedang mereka.

Namun tebasan dan tusukan pedang mereka tak mempan sama sekali pada kulit ular besar itu. Sina yang terkena hempasan ekor sang naga terlempar sejauh puluhan meter ke tengah telaga.

Asok dan Saloka yang melihat hal itu, segera mengajak Sila dan Silya terjun ke telaga dengan maksud menghindari ular besar yang di kenal warga dengan nama Kasura.

Itulah yang menjadi kesalahan mereka. Ular besar yang marah itu segera terjun ke telaga dan bergerak cepat di air tenang tersebut sehingga menimbulkan ombak besar yang membuat empat muda mudi itu kesulitan berenang.

Saloka sudah hampir mendekati tubuh Sina yang pingsan akibat hempasan kuat terkena tengkuknya. Pemuda itu segera menarik kerah Sina dan menepi menjauh dari ular besar yang kini menuju ke arah Asok.

"Dinda, kalian keluar cepat dari air. Cepat menjauh". Teriak Asok yang kini menyelam ke dasar telaga.

Secepatnya mereka semua naik melalui pinggiran sebelah kanan dan menjauh dari bibir telaga.

Dari tempat mereka berdiri, masih terlihat sebagian tubuh Kasura meliuk liuk di tengah telaga mengejar mangsa yang entah bagaimana nasibnya kini.

"Lebih baik kita pergi dari sini". Seru Saloka yang menggendong tubuh Sina.

Mereka pun berlari ke arah daratan melewati terowongan hutan hingga sampai di dekat perahu.

Dengan hati ketar ketir dan khawatir Sila ingin kembali ke telaga lalu di cegah oleh Saloka.

Kalian disini saja menjaga kakak kalian. Biar aku menolong nya kalau bisa". Segera pemuda itu meluncur kembali memasuki terowongan alami menuju ke telaga.

Hingga siang hari, hanya suara pekikan ular besar dan teriakan kecil saja yang mereka dengar. Sina yang kini sudah siuman membuka matanya.

"Kau sudah bangun kak. Tunggu disini". Seru Silya yang nekat berlari kencang ke arah terowongan menuju ke telaga.

Panggilan kedua kakaknya tak dipedulikan sedikitpun. Dari kejauhan hanya terdengar suaranya,

"Jika kami tak kembali sejam lagi, kalian tinggalkan tempat ini secepatnya".

Terenyuh hati Sila dan Sina mendengar teriakan adik mereka.

Silya yang berlari kencang melihat kedua pemuda itu sedang melawan mati matian di seberang telaga yang luas nya hanya dua ratus meter keliling.

Tubuh keduanya sudah penuh dengan darah. Hanya Asok yang melawan binatang Kasura itu dengan pedangnya sementara Saloka menggunakan cabang kayu yang di dapatnya dari dahan pohon cemara.

Pergerakan kedua pemuda itu pun semakin melemah. Ketika Silya tiba di tempat itu, paha Saloka tergigit ular besar tersebut hingga mengeluarkan suara keletakan yang sangat keras.

Kulit pemuda itu tiba tiba membiru dan dia pun pingsan seketika.

Silya yang menyaksikan hal itu berteriak keras menyerang ke arah ular besar dengan tangan kosong.

Hempasan ekor ular membuatnya terpelanting berbarengan dengan Asok yang jatuh menabrak dinding batu membuat kepalanya bocor dan tak mampu bangkit untuk waktu yang lama.

Melihat tubuh Silya masih bergerak, ular Kasura segera meliuk mendekati tubuh gadis itu. Ketika akan mencaplok tubuh gadis yang kulitnya mulai berubah dengan mata merah darah menyala, sebuah pukulan dari gadis itu membuat Kasura memekik kencang dan mundur.

Mulai lah Silya yang kerasukan menghantam ular tersebut dengan pukulan pukulan dahsyat yang mengeluarkan tenaga mengerikan.

Suatu ketika, ular besar yang membuka mulutnya menyerang Silya berhasil di tangkap dan ditarik mulutnya hingga robek sampai ke leher.

Teriakan mengerikan dari ular itu seraya menghempaskan tubuhnya ke kanan kiri menghempaskan tubuhnya ke bebatuan sampai lama kelamaan gerakan melemah dan Kasura pun tergeletak dengan napas empas empis lemah.

Silya yang kembali melompat meninju ke arah tengkorak Kasura lalu gadis itu pun pingsan di dekat tubuh ular besar tersebut.

Asok yang melihat hal itu, dengan tenaga terakhirnya berteriak kencang,

"Toloooonngggg,,". Tak lama kemudian Sila dan Sina tiba di tempat itu.

Melihat tubuh adik mereka bergelimangan darah, mereka segera meluncur ke arah Silya dan menolongnya.

Melihat adik mereka baik baik saja, Sina meluncur ke arah Saloka dan memapah tubuh pemuda itu dan melarikannya ke arah perahu di ikuti Sila yang membopong tubuh Silya.

Asok terpaksa bangkit perlahan dengan lemah sambil bertumpu dengan pedang nya hingga Sina tampak kembali dan memapahnya ke perahu.

Setelah sampai ke perahu, dengan baju seadanya yang di robek mereka membalut luka Saloka, Asok dan luka kecil yang terdapat di tubuh Silya.

"Asok, bagaimana? Saloka keracunan hebat. Kita harus secepatnya cari bantuan". Sina berseru panik.

"Ambil pedang ini, belah kepala Kasura dan ambil tiga butir mustika hijau di kepalanya dan berikan satu untuk nya, berikan juga pada kedua adikmu. Sila dan Silya juga keracunan".

Sina segera menatap wajah kedua adiknya dan benar saja, tampak rona kehijauan pada wajah Silya dan Sila.

Sina segera mengambil pedang dan meluncur ke arah bangkai Kasura dan tak lama kemudian, dia telah kembali membawa tiga butir bulatan kenyal berwarna hijau dan memaksa ketiganya menelan buturan itu satu persatu.

Akhirnya mereka semua dinaikkan ke perahu dan Sina segera mengayuh perahu ke arah selatan perlahan lahan dibantu oleh Sila yang kadang kadang harus memberikan minum kepada Asok, Silya dan Saloka.

BERSAMBUNG. . .

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!