Cinta Tak Pernah Salah

"Aku tak mau mendengarkan alasannya kau ajak pasangan mu, datang kemari, have fun. We got party!" Dengung kalimat Thomas berulang kali di kepalanya Afrizal.

Masalahnya adalah dia sedang perang dingin dengan Andita. Wanita itu sekarang berani membantah perintah nya juga argumentasi nya.

Diteguk nya kopi yang tinggal seteguk, kesal bukan karena dahaga tak ada air. Namun ia harus merayu Istrinya untuk ikut pergi dengan nya.

Masalah nya ia sudah terlanjur cerita jika Andita adalah istrinya. Jika membawa yang lainnya maka ia akan menjadi bulan-bulanan teman nya itu.

Andita meracik masakan dibantu maid, hari itu libur dan ia seharian dirumah tak ada yang dikerjakan. Enggak salahkan jika ia bereksperimen dengan masakan.

Toh Afrizal tak melarang, wanita menggulung rambut nya ke atas membentuk sanggul. Di rumah ia selalu mengenakan dress, Afrizal melarang ia mengenakan hotpants atau sejenisnya.

Karena ia sudah mengenakan pakaian kasual jika bekerja. Cup. Cup. Cup. Beberapa kecupan dari belakang di puncak, tengkuknya berulangkali. Ia melihat sepasang tangan kekar melilit perut nya.

"Temani aku." Kata Afrizal serak terdengar di telinga nya.

"Oke." Jawab Andita kaku. "Mhm? Semudah itu kah? Dia bahkan tak bertanya?" Batin Afrizal, tercengang. Ini di luar ekspektasi nya. Ia pikir Andita akan mengajaknya berdebat atau ia membuat drama berkepanjangan. Nyatanya?

Afrizal berdehem berangsur ke meja makan, menarik kursi duduk menanti. "Aku bikin ikan bakar Cianjur juga lalapan ada juga gorengan. Aku lihat di YouTube. Kau mau?" Tawarnya.

Afrizal mengangguk sambil tersenyum ia sibuk dengan ponselnya. "Kita ke butik setelah itu ke salon." Kata Afrizal memecahkan keheningan.

"Gaun yang kau belikan juga belum ada yang ku pakai. Untuk apa beli? Kita bisa ke salon menata style yang kau inginkan." sahut Andita.

Jawaban sang istri membuat Afrizal melengkung kan tipis senyuman diwajahnya yang datar. Istri idaman banget ga hobi shopping, suka masak sendiri. Padahal dirinya sudah menyewa chef.

"Terserah kamu nya sayang. Aku ngikut. Mau style model apa yang penting nyaman buatmu. Buat kesan yang sederhana tapi berkelas. Aku suka. Jangan seperti wanita penggoda?" Tegas Afrizal melirik Andita sepintas.

Wanita itu mengulum senyumnya masih bergerak di bantu maid. Maid tadi menjauh dari Andita kala Afrizal mendekati nya. Setelah sang majikannya menjauh maka dia gantian yang mendekat.

"Sudah siap. Selamat makan semoga suka." Andita duduk setelah meletakkan lauk Pauk dan mengambil kan nasi pada suaminya. Mereka makan dalam diam.

"Ini lezat. Aku suka sayang. Lezat." Gumam Afrizal. Mereka makan bersama dengan senyuman manis yang menghiasi paras Afrizal. Lelaki itu bermanja-manja di dekat Andita. Tidur di pangkuannya setelah makan siang, menolak duduk tegak.

Malam itu Afrizal menyemprotkan parfum nya menatap wajah nya di cermin. Melirik punggung Andita yang menghilang di balik walk in closed.

Membiarkan dia berdandan saat ia sedang membersihkan diri di kamar mandi. Wanita itu masih mengenakan kimono tidur nya saat ia keluar dari kamar mandi.

Bahkan ia sudah mengambil kan pakaiannya lengkap dengan dalaman. Ia masuk ke dalam untuk mengambil jam tangan nya yang mahal. Menatapnya tak berkedip Andita mengenakan baju berwarna pastel sesuai kemeja Afrizal.

Rambut panjangnya ia sanggul dengan hiasan tusuk rambut berornamen, Stiletto berpita, ia mengambil clutch yang dimeja koleksi jam tangan Afrizal.

"Kau mengemas kan baby.." Afrizal mendekat dan memeluknya erat. "Lihatlah dia turn on." Bisiknya sambil meremasi pantat sang istri.

"Kau yang mesum, ck." Umpat Andita. "Short time, please.." Lelaki itu langsung menghimpit ke almari dan menarik dress ketat nya Andita ke atas sambil menciumi bibirnya.

Tangannya lincah bermain di sana dan mereka melakukan nya Andita dipompa dengan menahan satu kakinya ke atas selama celana hanya disingkirkan ke samping saja.

Saat meledak kan semuanya lelaki menahan diri sebentar lalu melepaskan penyatuan antara keduanya. Lelaki itu langsung membersihkan organ nya dengan tisu lalu bagian kewanitaan Andita lalu mengambil ****** ***** baru.

"Kenakan sayang aku tunggu di bawahnya." Ucap nya sambil lalu. Andita menatapnya kesal tak lama ia menyusul setelah memastikan make up nya masih rapi.

Mobilnya menuju ke tempat pinggiran kota di sebuah bangunan indah. "Ini villa Thomas, kau ingat?" Bisik Afrizal.

Mereka di bimbing oleh pelayan menuju ke taman belakang di villa itu. Terdengar musik ada orang yang membakar daging, makanan berderet dengan minuman di meja panjang.

"Selamat datang temanku. Kenapa kau terlambat?" Seru Thomas. Semuanya sudah berkumpul mengelilingi meja.

Thomas, Dante, Hizam dan Adam. Masing-masing dengan pasangan nya. Mata Adam terbelalak menatap wajah Andita yang dalam rengkuhan Afrizal.

"Kenalkan ia istri ku, Andita, mereka adalah Dante, Hizam , Thomas dan Adam. Mereka temanku semenjak kuliah hingga sekarang. Sedangkan kekasih nya kalian berkenalan sendiri." Ucap Afrizal.

"Hai semua, senang berkenalan dengan kalian. Apa kabar Adam. Kita bertemu lagi?" Sapa Andita. Adam yang pura-pura tidak mendengar dan bermain handphone mengangkat wajahnya.

"Kalian saling kenal?" Tanya Thomas penasaran dengan keduanya. Adam nampaknya grogi salah tingkah dan Andita hanya terdiam santai, acuh.

Thomas melihatnya dan memperhatikan secara cermat, fixs Adam naksir Andita. Dan wanita itu tak menyadari nya. Jika ia memiliki segenap pesonanya.

Mereka berbincang sejenak basa-basi mengenai hal remeh. "Ini hanya acara santai ngumpul bersama. Mengapa juga ia meminta ku berdandan agar citra nya tak jatuh apa?" Batin Andita kesal.

"Kapan kali pertama kalian bertemu?" Tanya Dante.. "Di night clubs." Jawab Andita cuek. " Bukan di sebuah resort dengan bikini dan berpose syur didepannya ada fotografer."

"Aku pikir salah satu model. Ada beberapa orang wanita di sana. Apakah mereka para aparat?" Tanya Afrizal menatap sang istri.

"Menurut mu?" Jawab Andita menantang, Afrizal terkekeh menggigit gemas hidung mancung Andita.

Interaksi antara diamati semuanya. Ada yang terbakar cemburu baik lelaki maupun wanita. "Kalian kasmaran? Bagaimana bisa menyatu?" Tanya Hizam penasaran.

"Dia memperkosaku!" Tukas Andita ketus. Afrizal mendelik menatapnya, yang lain terkejut.

"Tapi aku langsung menikahi mu." Sahut Afrizal kesal.."Bagaimana bisa?" Tanya Thomas penasaran.

"Pengaruh obat. Di night clubs ada yang mencampur minuman ku. Saat kita hang out bareng" .

"Aku yang menyeret nya lalu mengurung nya dan esoknya aku nikahi dia ". Jawab Afrizal tenang. "Dia aparat kepolisian, enggak mungkin kan aku macam-macam. Lagipula aku tak hobi main lubang." Jelas Afrizal.

"Dia sedang menyamar waktu itu. Sama saat aku melihatnya di pantai ia juga sedang menyamar. Jangan coba-coba mengganggu dia. Ia ahli beladiri." pamer Afrizal bangga memamerkan nya.