Mimpi Aqila hanya satu, mendapat kasih sayang keluarganya. Tak ada yang spesial dari dirinya, bahkan orang yang ia sukai terang-terangan memilih adiknya
Pertemuannya tanpa disengaja dengan badboy kampus perlahan memberi warna di hidupnya, dia Naufal Pradana Al-Ghazali laki-laki yang berjanji menjadi pelangi untuknya setelah badai pergi
Namun, siapa yang tau Aqila sigadis periang yang selalu memberikan senyum berbalut luka ternyata mengidap penyakit yang mengancam nyawanya
.
"Naufal itu seperti pelangi dalam hidup Aqila, persis seperti pelangi yang penuh warna dan hanya sebentar, karena besok mungkin Aqila udah pergi"
~~ Aqila Valisha Bramadja
.
.
Jangan lupa like, komen, gift, dan vote...🙏⚘😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mukarromah Isn., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 : Dia calon makmum gue
Selama dosen menjelaskan materi di dalam kelas, rasanya hanya beberapa kata yang bisa masuk di telinga Aqila, pendengarannya di penuhi suara Naufal yang secara spontan mengajaknya menikah
Menikah? Kata itu bahkan tak terpikirkan oleh Aqila, apalagi dengan penyakit yang dideritanya seperti ini, yang ia pikirkan hanyalah tentang masih mampukah ia bertahan? masih sempatkah ia mewujudkan mimpi-mimpinya sebelum kematian menjemputnya
Naufal, laki-laki yang dikenal kampus seperti badboy tapi tak begitu bagi Aqila, menurutnya Naufal itu sama seperti dirinya penuh rahasia dan misteri
Dibalik tawanya dan dibalik sifat nakalnya ada hati lembut yang belum pernah dilihat orang lain, ada luka dalam yang sengaja ditutupi dan tidak ingin ditunjukkam kepada siapapun
"Aqila"
"Aqila"
"AQILA" Renata berteriak memanggil nama sahabatnya itu, barulah Aqila menoleh, bukan hanya Aqila tapi seluruh pasang mata menatap ke arahnya, beruntung dosen baru saja keluar
"Hah? apa?"
"lo tuh kenapa sih? bengong mulu dari tadi, gue panggil-panggil nggak noleh"
"Gue dengerin penjelasan dosen"
"Penjelasan apanya? dosennya udah keluar dari tadi"
"Hah?" Aqila bahkan tak menyadari itu
"Lo tuh kenapa? cerita sama gue?" ucap Renata memegang kedua bahu Aqila
"Ren gue mau nanya sesuatu sama lo" ucap Aqila melihat ke arah Renata dengan serius
"Nanya apa?"
"Tapi jangan disini, diluar aja ya" Renata mengangguk dan segera berdir merapikan buku-bukunya diikuti Aqila
"Lo mau nanya apa sama gue?" dua sahabat akhirnya memilih duduk di bawah pohon rindang di samping kampus yang cukup sepi
"Kalau ada orang yang ngajak lo nikah, lo bakal jawab apa?"
"Yah kalau gue sih tergantung hati aja, kalau gue nyaman atau cinta sama dia bakalan gue terima?"
"Hanya itu? lo nggak takut dia ninggalin lo atau mungkin ada rahasia yang dia sembunyiin dari lo?"
"Hmmm perasaan takut itu pasti ada, intinya hanya saling percaya, dan untuk rahasia, semua orang pasti memiliki rahasia yang tidak ingin dia ceritakan kepada siapapun bahkan keluarganya" Ucap Renata bijak
"Kalau lo belum terlalu ngenal dia gimana?"
"Gue akan berusaha mengenal dia kalau memang hati gue buat dia dan dia serius sama gue"
"Kalau dia..."
"Tunggu dulu, lo dilamar seseorang?" Ucap Renata berdiri dari duduknya
"Eh nggak, gue bilang kan cuma nanya" Ucap Aqila sedikit gugup
"Lo bohong kan?"
"Enggak kok, siapa yang bohong?" sangkal Aqila
"Terus ngapain lo nanya-nanya kayak gitu?"
"Ya cuma pengen nanya aja"
"Eh gue pulang dulu ya, udah hampir telat nih" Aqila melirik jam di pergelangan tangannya dan segera berdiri sebelum di interogasi oleh Renata lebih jauh
"Aqila lo bohong kan?, Siapa yang lamar lo?" Renata mengejar Aqila yang berjalan cepat kearah parkiran untuk meminta kejelasan
"Motor gue mana ya?" Aqila menggaruk tengkuk kepalanya yang tak gatal
Plettakk
Renata menyentil dahi Aqila, membuat sang empu meringis kesakitan
"Lo tuh udah mulai pikun ya?, jelas-jelas tadi pagi lo jalan kaki sama kak Naufal"
"Oh iya gue lupa"
"Kalau gitu gue nunggu bus dulu ya, takut kelewatan" ucap Aqila dengan tergesa-gesa segera menuju halte bus di depan kampus, namun karena terburu-buru dan menoleh ke belakang untuk melihat Renata yang mengejarnya atau tidak membuatnya tak memperhatikan jalan di depannya hingga menabrak seseorang
"Aduh sorry, sorry gue nggak sengaja" ucapnya membantu memungut buku-buku yang berjatuha dari tangan orang itu
"Aqila?"
"Galang?"
Aqila segera memberikan buku-buku yang jatuh dan berdiri bersiap untuk pergi, sebelum masalah lain kembali muncul
"Tunggu" Galang memegang lengan baju Aqila
"Lepasin tangan lo" ucap Aqila menyentak tangan Galang dari bajunya
"Gue minta maaf"
"Minta maaf? lo salah apa sama gue?" tanya Aqila
"Maaf kalau gue pernah membuat lo sakit hati"
"Sakit hati?"
"Gue tau lo suka sama gue dari dulu, tapi gue lebih milih adik lo, Reyna"
"Terus? masalahnya apa sekarang? lo jangan ngungkit-ngungkit hal yang dulu deh, kalau itu keputusan lo jalanin aja jangan peduli sama gue"
"Gue pengen nanya sesuatu sama lo"
"Apa?"
"Lo masih suka sama gue?"
"Hah?" Aqila menaikkan sebelah alisnya
"Suka?, oke gue akui dulu gue sempet suka sama lo sebelum gue tau apa itu kata cinta?, anggap aja dulu gue orang bodoh karena pernah suka sama lo" ucap Aqila segera meninggalkan galang, namun lagi-lagi langkahnya harus terhenti kala suara adiknya terdengar
"Kak Aqila"
Aqila menarik nafas panjang, masalah baru akan muncul
"Apa?" Aqila terpaksa berbalik
"Kakak suka sama Galang?"
Benarkan? masalah baru muncul
"Nggak" jawaban yang singkat, padat dan jelas keluar dari mulut Aqila
"Kakak bohong" ucapan Reyna membuat Aqila memandang adiknya penuh tanda tanya
"Kakak masih suka sama Galang kan? kakak sengaja jatuhin bukunya biar bisa berinteraksi lagi sama Galang kan?"
Ya Allah tuduhan apa lagi ini? pikir Aqila, beruntungnya kampus tak terlalu ramai namun ada beberapa mahasiswa yang berhenti melihat adik kakak Bramadja itu
"Siapa yang bilang Aqila suka sama dia?" suara Naufal tiba-tiba muncul membuat perhatian ketiga orang itu tertuju padanya
"Aqila itu calon makmum gue asal lo tau, tunggu aja gue dateng ke rumah Bramadja buat ngelamar dia, nggak perlu pacar-pacaran kayak lo, pegang-pegangan belum halal, dosa tau nggak?" ucap Naufal membuat mereka bungkam dan malu sendiri, Aqila bahkan sampai menutup wajahnya dengan buku yang dipegangnya dan mulai melangkah mundur ke belakang
"Aqila, ya allah sweet banget sih lo" ucap Renata yang tiba-tiba entah muncul darimana, masih mengenakan helm di kepalanya
"Jadi yang lamar lo itu Naufal? romantis banget sih, gue juga pengen" ucap Renata
"Kalau gitu ayo sekarang" suara dari arah samping membuat Renata menoleh melihat Gempano disana menyugar rambutnya ke belakang
"Kak Gempa"
"Gue siap kok jadi imam lo"
"Sorry kak tapi gue belum siap terkena reruntuhan bangunan" Ucap Renata dan memilih menggandeng Aqila yang menahan tawa pergi menuju motornya yang di parkir didepan pos satpam
"Gini amat nama gue, emak bapak gue nggak kreatif banget cari nama, emangnya gue lahir saat gempa bumi?" ucap Gempano kesal
"Gue minta sama lo, jangan usik Aqila lagi terutama lo sebagai keluarganya" ucap Naufal menunjuk Reyna
"Apa maksud lo?" tanya Galang namun diabaikan Naufal
"Lo sebagai keluarganya mungkin lebih tau bagaimana Aqila dibanding gue yang baru mengenalnya, gue minta sama lo jaga sikap sama dia sebelum lo bener-bener nyesel besok"
"Kenapa harus nyesel? Reyna nggak pernah salah sama Kak Aqila" jawab Reyna membantah Naufal
"Gue kasih tau lo, kelakuan manja lo itu bisa nyakitin orang lain" ucap Naufal sebelum benar-benar pergi dari mereka
.
Banyak Typo...🙏🙏🙏