Pelangi Untuk Aqila

Pelangi Untuk Aqila

Bab 1 : Ulang Tahun

Kegelapan menyapa bumi, surya telah tergantikan rembulan dengan jutaan bintang yang menghias langit malam

Cahaya lilin bersinar di kamar gadis yang sedang merayakan hari kelahirannya, angka sembilan belas tertancap sempurna di kue sederhana itu

"Semoga tahun ini akan menjadi tahun yang indah dalam hidupku"

Doa sederhana yang memiliki arti begitu dalam bagi Aqila Valisha Bramadja, harapan gadis sembilan belas tahun yang haus kasih sayang keluarganya

⚘⚘⚘⚘⚘

Mentari mulai menampakkan cahayanya, suara klakson menjadi irama jalanan pertanda hari sudah dimulai, berharap hari ini akan lebih baik dari kemarin

"Mama, Reyna mau di suapi" Di meja makan itu terdengar nada manja dari putri bungsu keluarga Bramadja

"Dasar anak manja, Reyna bisa makan sendiri kan?" Papa Arya yang melihat tingkah manja putri bungsunya menyahut sambil menggelengkan kepala

"Tapi lebih enak kalau disuapi mama" Reyna Valerie Bramadja masih kekeuh dengan permintaannya

"Kalau gitu sini abang yang suapin" kali ini kakak pertamanya yang ikut menyahut, Devano Gerald Bramadja CEO muda perusahaan Bramadja

Lagi-lagi hanya gelengan yang di terima

"Kalau gitu, Kak Rian, Kak Daren atau Kak Aqila, maunya siapa? Hmmm? Atau mau sama papa?" Sang mama bertanya dengan lembut sambil mengelus rambut Reyna penuh kelembuta

"Maunya sama mama aja, sekali ini aja ya ma" dengan menggunakan ekspresi memelas akhirnya tak ada yang bisa menolaknya

"Nanti selesai makan berangkat kuliah bareng abang" Rian Valen Bramadja mahasiswa tingkat akhir yang sibuk dengan skripsinya mengelus pelan pucuk kepala Reyna

"Jangan lupa juga makan sayurnya dek" Kali ini Daren Pratama Bramadja, si dokter spesialis bedah ikut memperingati dengan menambahkan sayuran ke piring adiknya

Aqila menunduk dalam dengan mengunyah sarapan yang seperti sulit tertelan, adegan ini bukan hanya sekali terjadi, ia sudah terbiasa dengan semua ini, tapi rasa iri itu tentu ada, bolehkah ia berharap diperlakukan seperti itu?

Aqila menggelengkan kepalanya pelan untuk mengusir pikiran itu dari otaknya, ia tak boleh terlihat lemah sekarang, ia harus menjadi sosok yang dewasa, tidak cengeng hanya karena hal seperti ini, ia adalah perempuan kuat

Hari ulang tahun apa yang diharapkannya? Sebuah kejutan? Hadiah istimewa? Atau ucapan selamat di pagi hari?, ia berhenti berharap karena tau harapan itu tak akan pernah terwujud dan hanya akan menyakiti dirinya yang terus mengharapkan sesuatu yang terasa mustahil

"Aqila berangkat ke kampus" ia beranjak dari kursi meja makan setelah piringnya kosong

"Hati-hati" itu adalah ucapan sang ibu sedangkan yang lain hanya menjawab sebuah deheman, namun tak masalah bagi Aqila karena ucapan sang ibu sudah cukup membuatnya tau kalau ia juga masih diperhatikan

Tak apa jika mereka tak ingat sekarang hari lahirnya, tak apa jika mereka acuh padanya, setidaknya ia tau kalau ia masih di pedulikan

⚘⚘⚘⚘⚘

Aqila membuka helm dan sedikit merapikan jilbabnya yang kusut saat di parkiran kampus, diantara keluarga Bramadja yang lain hanya dirinya yang memakai jilbab karena sejak kecil ia sering di titipkan kepada kakek dan neneknya yang banyak mengajarkan ilmu agama padanya

Namun ia di buat bingung melihat keramaian mahasiswa di lapangan, karena seingatnya tak ada perayaan penting hari ini

"Permisi" ia menyapa mahasiswi yang kebetulan lewat disana

"Iya"

"Di lapangan ada acara apa ya?"

Mahasiswi tersebut seperti enggan menjawab seolah takut jawabannya menyakiti orang yang di depannya saat ini

"Emm i itu..."

"Kenapa?" Aqila semakin penasaran setelah melihat reaksi mahasiswi tersebut

"Kak Galang nembak Kak Reyna di lapangan"

Deg

"O oke, sekarang kamu bisa pergi" mahasiswi itu menunduk gugup dan meninggalkan Aqila di parkiran

Aqila menatap keatas langit, menahan air mata yang mungkin sebentar lagi akan jatuh, hatinya sakit saat tau ternyata orang yang disukainya lebih memilih adiknya

Tidak! sungguh ia tidak boleh menangis sekarang, ia harus kuat, Aqila menarik nafas dalam-dalam dan mengeratkan genggamannya pada plastik berlogo donat terkenal di dekat kampus mereka, ia bahkan rela mengantri hampir tiga puluh menit demi mendapatkan donat yang katanya terkenal itu

Ia tersenyum lirih, seharusnya hadiah itu diberikan kepada orang yang disukainya sebagai bentuk perayaan ulang tahunnya. Aneh bukan? Ia yang berulang tahun mengapa ia yang harus membeli hadiah? Mirisnya lagi orang yang dia sukai kini dengan berani menyatakan perasaan kepada adiknya sendiri dan tepat di hari ulang tahunnya

Daripada terus berperang hebat dengan batinnya, ia memilih keluar area kampus dengan berjalan kaki, lagi pula masih ada waktu tiga puluh menit lagi untuk bertemu dosen pembimbingnya, mungkin ia hanya terlalu bersemangat datang lebih awal untuk merayakan hari bahagia bersama orang yang disukainya

Langkah kakinya membawanya ke Panti Asuhan yang berjarak sekitar dua ratus lima puluh meter dari kampus, dilihatnya dari luar pagar panti nampak sekali tawa bahagia terpancar dari wajah anak-anak yang bermain disana

"Kakak?" Seorang anak laki-laki berseragam sekolah merah putih menyapa Aqila, sepertinya ia juga salah satu anak di panti ini

"Ya dek, kenapa?" Aqila berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan anak tersebut

"Kakak ngapain di luar? Kok nggak masuk?"

"Kakak cuma nggak sengaja lewat aja pas jalan-jalan, kebetulan jam kuliah kakak juga belum mulai"

"Kalau gitu ayo masuk ke dalam, mereka pasti senang ketemu kakak"

"Lain kali aja ya, kakak harus cepat kembali ke kampus, takut dosen datang" Aqila mengusap tengkuknya merasa tak enak

"Kalau gitu kenalin nama aku Kenzo, nama kakak siapa?" Anak laki-laki itu mengulurkan tangannya yang dibalas oleh Aqila

"Nama Kakak Aqila"

"Oke, Kak Aqila lain kali jangan lupa mampir ya" Kenzo melambaikan tangannya hendak masuk ke dalam tapi langsung di pegang Aqila

"Ini buat Kenzo, jangan lupa bagi sama adik-adik kamu ya, kebetulan hari ini hari ulang tahun kakak, jadi anggap saja kakak lagi bagi-bagi"

Aqila menyerahkan donat yang seharusnya untuk Galang tadi

"Makasih banyak ya kak, mereka pasti senang banget" Kenzo menerimanya dengan mata berbinar seolah baru menerima sesuatu yang besar

"dan selamat ulang tahun juga buat kakak semoga tahun ini semua harapan kakak dikabulkan sama Allah" Aqila tersenyum haru, Kenzo anak yang baru di kenalnya dialah orang yang pertama kali memberinya ucapan selamat di hari ulang tahunnya

Sebelum benar-benar pergi Aqila sempat melihat Kenzo menunjukkan plastik donat terkenal itu di hadapan adik-adik pantinya kemudian menunjuk kearah dirinya seolah memberitahu itu diberikan oleh dirinya

Aqila melambaikan tangan dan mengukir senyum manis saat melihat mereka melambaikan tangan ke arah dirinya

Melihat senyum bahagia di wajah mereka, Aqila ikut merasa bahagia, rasanya senang sekali bisa membuat orang lain bahagia walau dengan hal kecil sekalipun

"Gue tadi nggak bawa motor ya?" Aqila seperti orang bingung sesaat kemudian menepuk keningnya pelan dan segera beranjak pergi dari sana

⚘⚘⚘⚘⚘

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

keren

2024-10-31

0

Jelson Naisali

Jelson Naisali

kren bangat

2024-10-30

0

Ibnu Rizqi

Ibnu Rizqi

cerita yang bagus,tapi bingung sebetulnya Aqila anak kandung apa anak sambung ,thor...

2024-10-18

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Ulang Tahun
2 Bab 2 : Mengalah lagi?
3 Bab 3 : Felis Catus
4 Bab 4 : Hanya Mimpi
5 Bab 5 : Tuduhan
6 Bab 6 : Dipaksa Dewasa
7 Bab 7 : Kejar Mimpi Yang Lain
8 Bab 8 : Lelah
9 Bab 9 : Kak Egan?
10 Bab 10 : Pesan Tersirat
11 Bab 11 : Jadilah Pelangi
12 Bab 12 : Hanya Lelah
13 Bab 13 : Keceplosan
14 Bab 14 : Dia calon makmum gue
15 Bab 15 : Jauhi Dia
16 Bab 16 : Hatiku Memilihmu
17 Pengganti kakaknya
18 Pernikahan Davin
19 Berusaha bukan berjanji
20 Tolong Mengerti
21 Kemoterapi
22 Apa ini?
23 Terima Kasih
24 Tolong Jangan Sekarang
25 DIA SAKIT!
26 Akhirnya
27 Terasa Asing
28 Senja & Sahabat
29 Panik
30 Tanggung Jawab
31 Ungkapan Hati
32 Khitbah
33 Sebuah Janji
34 Ultah Darren
35 Tentang Galang
36 Mulai Dekat
37 Cemburu?
38 Tentang Naufal
39 Diva
40 Goyah
41 Seputar Kisah
42 Rian
43 Papa Bangga
44 Undangan
45 Ujian
46 Tentang Jodoh
47 Berjuang Bersama
48 Renata dan Gempano
49 Selamat Tinggal
50 Rindu Musim Dingin
51 Rindu
52 Gagal?
53 kembali?
54 Papa Egois
55 Syok
56 Aku Memang Gila
57 Ia lebih butuh
58 Wisuda
59 Surat
60 Pergi?
61 Kami merindukanmu
62 Dewasa itu apa?
63 Apa Itu Mimpi?
64 Tentang Rasa
65 Tasbih dan Rosario
66 Dua Minggu
67 Cincin?
68 Aligator Amazon
69 Janji Rian
70 Siapa Dia?
71 Janji dan Rasa Kasihan
72 72 jam
73 Assalamu'alaikum Indonesia
74 Tak Sadar
75 Bertemu
76 Konsep Pelangi
77 Datang
78 Kesempatan
79 Galang
80 Lima Hari Lagi
81 Fadila
82 Malu
83 Cemburu
84 Sakinah, mawaddah, warahmah
85 Obrolan Fajar
86 Lingkaran Rasa
87 Salah yang mana?
88 Pelangiku hanya sementara
89 Hotel
90 Salah Paham
91 Maher Ahmed
92 Sepenggal Masa Lalu
93 YES!
94 G & R
95 Terlambat
96 Rumit
97 Kenapa Memilihku?
98 Isi Hati Rian
99 Terlalu Jauh
100 Saya Menerima
101 Kecelakaan
102 Selamat Jalan
103 Kenzo
104 Bilal dan Layla
105 Siapa?
106 Regan dan Kirana
107 Reynald
108 Kurus?
109 Telah Pergi
110 Jangan Ditahan
111 Aku Kuat
112 Kenapa?
113 Kekuatan
114 Apa itu cinta?
115 Rumah Sakit
116 Janji?
117 ATAS NAMA JODOH
118 99 days before divorce
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Bab 1 : Ulang Tahun
2
Bab 2 : Mengalah lagi?
3
Bab 3 : Felis Catus
4
Bab 4 : Hanya Mimpi
5
Bab 5 : Tuduhan
6
Bab 6 : Dipaksa Dewasa
7
Bab 7 : Kejar Mimpi Yang Lain
8
Bab 8 : Lelah
9
Bab 9 : Kak Egan?
10
Bab 10 : Pesan Tersirat
11
Bab 11 : Jadilah Pelangi
12
Bab 12 : Hanya Lelah
13
Bab 13 : Keceplosan
14
Bab 14 : Dia calon makmum gue
15
Bab 15 : Jauhi Dia
16
Bab 16 : Hatiku Memilihmu
17
Pengganti kakaknya
18
Pernikahan Davin
19
Berusaha bukan berjanji
20
Tolong Mengerti
21
Kemoterapi
22
Apa ini?
23
Terima Kasih
24
Tolong Jangan Sekarang
25
DIA SAKIT!
26
Akhirnya
27
Terasa Asing
28
Senja & Sahabat
29
Panik
30
Tanggung Jawab
31
Ungkapan Hati
32
Khitbah
33
Sebuah Janji
34
Ultah Darren
35
Tentang Galang
36
Mulai Dekat
37
Cemburu?
38
Tentang Naufal
39
Diva
40
Goyah
41
Seputar Kisah
42
Rian
43
Papa Bangga
44
Undangan
45
Ujian
46
Tentang Jodoh
47
Berjuang Bersama
48
Renata dan Gempano
49
Selamat Tinggal
50
Rindu Musim Dingin
51
Rindu
52
Gagal?
53
kembali?
54
Papa Egois
55
Syok
56
Aku Memang Gila
57
Ia lebih butuh
58
Wisuda
59
Surat
60
Pergi?
61
Kami merindukanmu
62
Dewasa itu apa?
63
Apa Itu Mimpi?
64
Tentang Rasa
65
Tasbih dan Rosario
66
Dua Minggu
67
Cincin?
68
Aligator Amazon
69
Janji Rian
70
Siapa Dia?
71
Janji dan Rasa Kasihan
72
72 jam
73
Assalamu'alaikum Indonesia
74
Tak Sadar
75
Bertemu
76
Konsep Pelangi
77
Datang
78
Kesempatan
79
Galang
80
Lima Hari Lagi
81
Fadila
82
Malu
83
Cemburu
84
Sakinah, mawaddah, warahmah
85
Obrolan Fajar
86
Lingkaran Rasa
87
Salah yang mana?
88
Pelangiku hanya sementara
89
Hotel
90
Salah Paham
91
Maher Ahmed
92
Sepenggal Masa Lalu
93
YES!
94
G & R
95
Terlambat
96
Rumit
97
Kenapa Memilihku?
98
Isi Hati Rian
99
Terlalu Jauh
100
Saya Menerima
101
Kecelakaan
102
Selamat Jalan
103
Kenzo
104
Bilal dan Layla
105
Siapa?
106
Regan dan Kirana
107
Reynald
108
Kurus?
109
Telah Pergi
110
Jangan Ditahan
111
Aku Kuat
112
Kenapa?
113
Kekuatan
114
Apa itu cinta?
115
Rumah Sakit
116
Janji?
117
ATAS NAMA JODOH
118
99 days before divorce

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!