Ini adalah Karya pertama. Mungkin ada banyak typo dan keterburu-buruan di awal-awal chapter..
Zhang San hanya lah pemuda biasa di Klan nya. Namun tragedi besar terjadi dalam hidup nya. Kematian orang tua nya, menjadi titik balik dalam hidup nya,
"Aku akan membalas perlakuan kalian semua"
LIKE, KRITIK DAN SARAN DI HARAP KAN, SEMOGA BERKAH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jajajuba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14 Apa kau bidadari
Masih di kediaman klan zhou.
Tok tok tok. "Tuan muda! Anda di panggil patriak untuk makan malam"
Kreeeek pintu berderit. kemudian muncullah sosok yg tampan. Dengan baju putih berlapis jubah merah yg di hiasi lambang naga. menambah sosok ke agungan nya.
Sangat tampan batin pelayan tersebut.
"Mari ikuti saya tuan muda'
"Pimpin nya jalan"
Setelah sampai di perjamuan banyak hidangan yg sudah di sediakan.
"Silahkan duduk nak Zhang!" Dia pun menarik kursi untuk duduk.
"Sebuah kehormatan bisa duduk bersama penguasa kota" ucap zhang san dengan senyum yg membuat zhou ruyue semakin terpana.
"Silahkan dicicipi ucap zhou meili !" ibu nya si kembar zhou ruyue dan zhou hua
Mereka pun berbincang bincang santai sambil menyantap makanan...
Nak zhang kemana tujuan anda setelah ini?
"Saya belom tau pasti, Mungkin saya akan berkeliling dunia" jawab zhang san.
"Apa kau tak ingin menetap disini. atau menikah?"
Patriak zhou berbicara sambil melirik putri nya zhou ruyue.
Zhou ruyue melihat ayah nya melirik ke arah nya membuat nya salah tingkah. Dia hanya mengutuk dalam hati nya "Dasar ayah tak tau malu" batin nya.
Zhang San pun bukan orang bodoh, dia mengerti arah dan tujuan ucapan patriak zhou itu.
Tapi setelah dia menjadi seorang kultivator rasa ingin berpetualang nya menjadi besar.
"Biarlah waktu yg menunjukan, jika memang ada jodoh di kota air ini. Maka saya akan kembali" ucap nya tak ingin mengecewakan lebih lanjut.
Zhou ruyue yg semula terlihat murung kembali bersemangat setelah mendengar kata- kata itu.
"Aku akan berlatih lebih giat. agar aku bisa berada di samping nya" batin nya
Zhang san tak tau apa yg sedang di pikirkan zhou ruyue.
Dia pun berpamitan. "Terima kasih banyak atas sambutan ini patriak. Aku akan slalu mengingat kebaikan ini"
"Yg harus berterima kasih seharus nya kami! kau telah menyelamatkan anak kami." ucap zhou meili.
"Baik lah, saya akan segera pergi."
"Hati -hati lah ucap zhou ruyue," suara nya terdengar pelan. tapi cukup didengar oleh bunda nya yg berdiri di samping nya.
"Iiih ! anak ibu sudah besar" canda zhou meili sambil menjinjit hidung zhou ruyue.
"Aaah ibu jangan buat ku malu rengek nya seperti anak kecil"
Zhang san terus melangkah kan kaki nya ke arah gerbang kota.
Dia pun menunjukan token klan zhou yg di berikan oleh patriak zhou Jindan sebelum dia berangkat.
Dua Penjaga gerbang yg melihat token itu pun mengangguk dan membuka gerbang. Lalu berucap.
"Selamat jalan tuan muda".
Zhang san memberikan dua keping emas untuk mereka, "Sekali lagi terima kasih ucap mereka serempak"
Zhang san pun melaimbai.
Beberapa ratus meter dari gerbang kota kemudian dia melesat menuju benua timur.
Benua utara dengan benua timur hanya dipisah kan oleh hutan,
Tapi hutan itu cukup luas hingga berminggu minggu jika melakukan perjalanan dengan terbang. bisa sampa berbulan bulan jika perjalanan memakai kuda.
Di tengah hutan.
Zhang san turun untuk mencari termpat istirahat. di lihat nya ada sebuah goa. dia pun memeriksa goa tersebut dengan indra spiritual nya yg sudah mencakup lima ratus meter jauh nya.
Selang beberapa waktu, zhang san merebah kan tubuh nya di plataran goa, dia menyalakan api untuk memanggang kelinci yg sebelum nya dia tangkap ketika hendak masuk kedalam goa.
Bau harum merembak hingga keluar dari goa.
Sepasang mata yg bersembunyi di balik pohon hampir menetes air liur nya mencium bau harum kelinci bakar
"Masuk lah, Aku tau kau bersembunyi disana" ucap zhang san
Sambil menyembunyikan belati di balik pakaian nya. Derap langkah kaki yg ragu pun memasuki goa yg tak begitu dalam itu.
"Kenapa kau mengintip?" tanya zhang san.
"Boleh kah aku duduk disini dulu".
Zhang san terkejut mendengar suara lembut yg keluar dari orang yg ada di hadapan nya.
"Kenapa ada wanita yg berkeliaran di hutan?" Tanya nya dengan acuh.
"Aku tersesat" jawab nya dengan pelan.
"Boleh kah aku meminta makanan mu? tanya nya lagi"
"Terserah. kalau mau ambil saja"
Kemudian wanita itu pun mengambil kelinci bakar. dan melepaskan penutup kepala nya..
Bagai giok yg bersinar di dalam kegelapan. wajah putih bersih. Seperti sebuah mahakarya yg sempurna. Setiap ukiran wajah nya. alis nya. mata nya. bibir merah ceri nya. bahkan sampai lekuk tubuh nya.
"Apa kau bidadari? tanya zhang san. dengan tak sadar.
"Eh, kenapa kau bertanya seperti itu.?
"Ups. Aku hanya tak mengira ada wanita cantik di hutan belantara.".
Dia pun mulai bercerita tentang penyebab nya berada di hutan. bla bla bla. tak terasa obrolan mereka membuat mereka lebih akrab.
"Ohh Jadi ayah mu sedang terluka dan membutuh kan obat untuk penawar racun! "
"iya, apa kau tau tanaman obat yg bisa menetralkan racun?"
"Aku bukan alkemis, jadi aku tak tau masalah itu.
Tapi aku bisa membantu menemani mu mencari tanaman itu. Itu pun jika kau bersedia di bantu"
"Emmm, baik lah" Setelah lama bergulat dengan pikiran nya. ahir nya dia mengiyakan Saran dari zhang san.
"Aku belom tau nama mu? Aku Cao ling an" Sambil mengulurkan tangan.
"Zhang san" jawab nya singkat.
"Kau hendak kemana? Kenapa berada di hutan ini kabut ini.?"
"Jadi hutan ini nama nya hutan kabut!"
"Yaa seseorang bisa tersesat jika sudah menjelang malam Sahut nya."
"Beruntung aku menemukan goa ini dan mencium bau harum makanan."
"Aku lah yg beruntung di temani bidadari di tengah hutan." batin zhang san..
"Masuk lah kedalam. Biar aku yg berjaga di depan goa."
Suara kicauan burung mulai bergema, Mentari pagi menghangatkan suasana. Ditemani bidadari yg menjelma. mengobati lara yg merindukan cinta. Zhang san memulai syair nya.
"Ehem ehem. Syair mu terlalu bagus. saking bagus nya. burung burung tertawa hahaha hahaha."
"Hem zhang san mendengus."
"Aku akan mandi sebentar. Jangan mengintip" ucap nya sambil berjalan menuju arah sungai.
"Siapa juga yg mau mengintip laki -laki mandi, Huh pipinya mengembung. menyebalkan."
Selang beberapa sa'at matahari semakin bersinar. mereka berdua pun melangkah bersama. mencari tumbuhan yg bisa di jadikan obat penawar racun.
"Apa kau tau nama dan bentuk tanaman itu?" Tanya zhang san.
"Bentuk nya kecil, daun nya agak lebar kalau di hirup akan terasa menyegarkan. Dia biasa tumbuh di tanah lapang."
Setelah mencari hampir setengah hari. Ahir nya Cao ling an menemukan nya. dan memetik herbal itu cukup banyak. lalu memasukan nya dalam cincin dimensi.
"Baiklah. kurasa sudah cukup. Mau kah kau menemaniku pulang.."
Semoga Zhang San dan Cao Ling An
Cepat bertemu Aamiin
Dari orang2 Sabdraan,Petalukan menjadi bawahannya dan membangun Sekte Kebajikan di Alam Jiwa Zhan San bertambah maju kuat bertambah banyak bawahannya