NovelToon NovelToon
Tutorku Tunanganku

Tutorku Tunanganku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua / Slice of Life
Popularitas:598
Nilai: 5
Nama Author: Mashimeow

"Mulai sekarang gue yang jadi tutor lo sampai ujian kenaikan kelas."

Awalnya Jiwangga hanya butuh Keisha sebagai tutornya, itupun dia tidak sudi berdekatan dengan anak ambis seperti Keisha.

Sayang seribu sayang, bukannya menjauh, Jiwangga malah dijodohkan dengan Keisha.

Lantas bagaimana kelanjutan kisah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mashimeow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ubur-Ubur Ikan Lele, Ada yang Tumbang Nih Le

Sinar terik dari sang surya sudah membakar kulit siapa saja yang bernaung di dalam payung cahayanya. Padahal saat ini jam masih menunjukkan pukul delapan pagi, tetapi hawa panasnya menusuk bukan main. Keisha sesekali mengusap keringat yang mulai berkerumun di sekitar pelipis dan leher. 

Apalagi untuk si cantik yang memiliki alergi terhadap suhu ini sangat menyiksa sekali. Keisha melirik pada jam di pergelangan tangan masih menunjukkan pukul 08.15 menit. Artinya hukuman baru berjalan selama 15 menit tetapi rasanya sudah terlalu lama untuk Keisha. Kalau dihukum sendirian dia tidak masalah menghadapi panas ini sendirian.

Tetapi, saat ini dia harus melakukan hukuman bersama Jiwangga. Setiap kali melihat tingkahnya itu yang tidak pernah gagal membuat Keisha naik darah. Pemuda itu terus saja mengganggu Keisha dengan menginjak ujung sepatu milik si cantik. Ingin sekali tangannya terulur untuk menjambak rambut Jiwangga karena demi apa pun dia baru saja mencuci sepatunya kemarin.

“Stop dekat-dekat ke sepatu gue Jiwa! Ih sumpah ya baru banget gue cuci semalam,” seru Keisha sambil mendorong tubuh pemuda yang lebih tinggi menjauh. 

“Bilang aja Kei, lo emang sengaja mau lama-lama dihukum sama gue kan,” goda Jiwangga. Pemuda berbadan tegap itu lantas kembali membenarkan posisi berdirinya. Sedikit memberi jarak dengan Keisha tetapi tidak terlalu jauh.

“Apa sih? Lo kalau ngomong yang jelas gitu dong. Siapa juga yang mau lama-lama satu keadaan sama lo,” balas sewot Keisha. 

Jiwangga menoleh ke arah Keisha lalu sudut bibir pemuda itu sedikit naik membentuk sebuah seringaian. “Lah itu buktinya pipi lo sampai merah begitu setiap kali ketemu gue,” tunjuk Jiwangga.

“Ini gue ada alergi kocak bukan karena salting kalau ketemu sama lo. Sumpah lo nyebelin banget deh. Sehari nggak bikin gue emosi tuh lo meriang apa gimana?” tanya Keisha sinis.

“Sekarang ngerasain kan gimana jadi gue setiap kali lo ganggu.” Jiwangga seperti tidak kenal kata menyerah dan kembali menyenggol ujung sepatu Keisha kali ini lebih lama. 

“Jiwangga!”

Keisha tidak bisa menahan lagi rasa kesal yang terus saja membakar hatinya. Ia lantas melakukan aksi balas dendam dengan menginjak kencang sepatu milik Jiwangga. Lututnya pun ikut tergerak untuk menyenggol tubuh Jiwangga sampai membuat pemuda itu oleng hampir jatuh ke tanah. 

Gadis berambut hitam panjang itu masih bisa tertawa usai melihat respon dari Jiwangga. Namun, raut wajah bahagia itu hanya singgah sesaat sebelum wajah si puan berubah karena panik. Sepasang mata yang terbuka sempurna dengan mulut menganga lebar. Keisha refleks menahan tangan Jiwangga. Cengkraman tangan pada lengan si tuan kian kencang saat tahu bobot tubuh yang harus dia tahan.

Keisha tidak tahu harus berbuat bagaimana saat ini. Ia melirik pada sekitarnya untuk meminta bantuan. Jam pembelajaran masih berlangsung membuat salah satu di antara mereka sedikit kesulitan. Gadis itu lantas menidurkan kepala Jiwangga di atas pangkuannya sebab terlalu berat jika harus menahan tubuh si tuan dalam keadaan berdiri. 

“Jiwa bangun,” ucap Keisha sambil menepuk perlahan pipi Jiwangga untuk membuat pemuda itu tetap tersadar. Ia juga mengambil inisiatif untuk menggoyangkan tubuh lelaki dalam dekapannya itu tetapi tidak ada respon. “Lo kalau mau bercanda nggak kayak gini, Jiwangga Abram,” sambung Keisha.

Keisha berusaha untuk membangunkan Jiwangga dengan berbagai cara. Mulai dari mencubit kedua pipinya, menggelitik beberapa bagian pada tubuh pemuda itu, sampai si cantik menghilangkan sekat di antara mereka untuk mendengar degup jantung Jiwangga. Dia takut saja jika lelaki bimbingan tutornya ini sudah tidak bernyawa. 

Di tengah rasa putus asa itu, semesta seakan mengirim bantuan untuk Keisha. Dari arah koridor kelas X di lantai satu muncul beberapa anak Chaos Brotherhood. River berjalan petantang-petenteng paling depan memimpin gerombolan lalu diikuti oleh Joshua dan Harvey. Niat awal sih ingin menggoda Jiwangga dan Keisha yang sedang dihukum berdua.

“RIVER! Tolongin gue please,” teriak Keisha pada salah satu sahabat dari Jiwangga itu.

River menoleh pada sumber suara. Sepasang mata sipitnya itu seketika membulat saat melihat keadaan Jiwangga. “Jiwangga kenapa? Lo bertingkah apa lagi kocak?” tanya River panik. Pemuda itu langsung berlari ke tengah lapangan demi menyusul Keisha dan Jiwangga.

“Bantuin gue bawa dia ke UKS. Nggak kuat gue bopong sendirian. Ya kali badan sekecil ini berkelahi dengan badan setitan Jiwangga Abram,” pinta Keisha. 

“Kenapa bisa pingsan begini ketua kita?” tanya River sambil menepuk kencang pipi Jiwangga sampai berbunyi nyaring.

“Kronologi awal gimana deh Kei? Jarang gue lihat Jiwangga sampai tumbang begini soalnya,” celetuk Harvey. 

Keisha mengggit bibir bawahnya gelisah. Ia merasa bersalah dan berpikir jika Jiwangga pingsan itu karena ulahnya. “Tadi dia gangguin gue mulu tuh pakai injak sepatu gue segala padahal ini sepatu baru gue cuci kemarin. Gue nggak terima jadinya kaki dia gantian gue injak sama senggol pakai lutut. Nggak ngira juga dia bakal pingsan begini,” tutur Keisha lirih. 

Harvey mendekat ke arah Keisha untuk melihat kondisi ketua yang sedang tak sadarkan diri. Otak dan tangan pemuda itu seakan sudah terkoneksi dengan permintaan yang ada. Ia menepuk pundak Joshua dan River untuk membantu dirinya saat mengangkat tubuh Jiwangga. 

“River pegang kepala, bagian perut disangga sama gue, Joshua pegang kakinya,” titah Harvey pada kedua sahabatnya. 

“Langsung bawa ke UKS aja dulu, Vey. Mukanya sampai pucat gitu kasihan gue lihatnya,” kata Keisha pada Harvey.

“Gue boleh minta tolong?” tanya Joshua. Pemuda berkulit seputih susu itu menoleh ke arah Keisha sekilas. 

“Apa?”

“Bawain tasnya Jiwangga sekalian ke UKS,” jawab Joshua.

Keisha mengangguk saja lalu menuruti ucapan Joshua. Gadis itu masih diselimuti perasaan bersalah yang membuat dia patuh untuk saat ini. Ia mengambil ransel miliknya juga Jiwangga lalu menyusul empat pemuda itu ke ruangan Unit Kesehatan Siswa. 

Beruntungnya mereka saat ini masih jam pembelajaran sehingga keadaan di UKS sepi. Tidak banyak siswa yang ada di dalam ruangan tersebut. Semua jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Keisha mengikuti dari belakang saat Harvey dan dua anak Chaos Brotherhood menidurkan tubuh bongsor Jiwangga di atas ranjang UKS. 

Mereka menunggu Jiwangga sampai benar-benar siuman dari pingsan. Hanya ada satu kursi tersedia di dekat ranjang membuat para lelaki ini secara suka rela memberikan bangku itu untuk Keisha. Gadis itu pula yang memberikan wewangian minyak kayu putih di dekat hidung dan pelipis Jiwangga. Berharap aroma menyengat itu mampu membuat si tuan terjaga lebih cepat.

Sebenarnya Jiwangga tidak sepenuhnya pingsan. Dia sudah terbangun saat perjalanan menuju ruang kesehatan. Tetapi entah mengapa matanya ini enggan untuk terbuka. Ia membiarkan tubuhnya bagaikan manusia tak berdaya. Samar-samar Jiwangga bisa melihat bagaimana ketulusan yang diberikan oleh Keisha.

“Gue di mana?” gumam Jiwangga lirih.

Keisha menoleh lebih cepat ketika mendengar suara dari pemuda itu. “Akhirnya lo sadar juga. Gue panik banget tahu waktu tadi lo tiba-tiba pingsan dan hampir jatuh ke lapangan,” gerutu Keisha.

“Lo di UKS sekarang. Coba tadi kalau Keisha nggak teriak manggil nama gue, nggak ada di sini lo sekarang,” ucap River menyambung pembicaraan.

“Kapan terakhir lo isi perut?” tanya Harvey. Pemuda itu bersandar pada tembok pembatas antar kamar sambil menyedekapkan kedua tangan di depan dada.

Jiwangga menyisir rambut sehitam arangnya ke belakang. Ia mengalihkan tatapan lebih dulu dari Harvey. “Kemarin waktu istirahat pertama,” balas acuh Jiwangga.

“Anjing,” umpat Joshua. “Lo kalau butuh teman makan kan bisa ajak kita kalau emang malas makan di rumah. Rumah gue  juga selalu terbuka buat lo kocak. Gue tahu lo kuat ye tapi kalau terus-terusan begini ya rusak juga badan lo,” omel pemuda itu.

“Gue udah nahan dari kemarin karena emang benar gue malas makan di rumah. Pembantu pulang kampung jadi nggak ada makanan, ada bahan juga percuma kalau nggak bisa masak, lagian bokap nyokap sibuk mampus bikin gue nggak betah di rumah,” jelas Jiwangga. Seketika pemuda itu lupa ada eksistensi Keisha yang juga ikut mendengarkan permasalahan hidupnya.

River dengan sengaja menoyor kepala Jiwangga tanpa rasa takut. “Lo lupa kalau Chaos Brotherhood punya chef hebat kayak Lucas Damarlangit sama Tristan Gamalael? Tinggal datang ke rumah aja bawa piring pasti lo bakal disambut,” cerocos River seperti kereta api yang berjalan di atas jalurnya.

Keisha seakan menjadi sosok asing yang dipaksa terlibat dalam diskusi. Setelah mendengar penjelasan dari Jiwangga malah membuat gadis itu merasa iba. Lantas ia buka tas ransel lalu memberikan sebuah kotak makan dari Amy. Kotak itu berisi nasi goreng sebagai ganti sarapan yang tidak sempat Keisha lakukan tadi.

Tindakan impulsif yang dilakukan oleh Keisha itu sontak membuat Jiwangga dan semua manusia di ruangan itu terkejut bukan main. Si pihak penerima menatap pada gadis di hadapannya dengan kening berkerut keheranan. Jiwangga tidak mengerti pada tingkah ajaib Keisha. 

“Lo harus habisin ini dan balikin tempat bekalnya ke gue,” ucap Keisha tegas tanpa bantahan. Dia membawa tas ranselnya berlalu pergi ke luar dari ruangan UKS meninggalkan Jiwangga cs.

1
bayusetyawan
aku pengen gabung ke chaos brotherhood thor
Cheng Lin2194
Terhibur banget!
Mashimeow: terima kasih udah suka sama ceritaku^^
total 1 replies
Juárez Márquez Odette Margarita
Ngakak dosa!
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!