Rojak adalah pemuda culun yang selalu menjadi bulan-bulanan akibat dirinya yang begitu lemah, miskin, dan tidak menarik untuk dipandang. Rojak selalu dipermalukan banyak orang.
Suatu hari, ia menemukan sebuah berlian yang menelan diri ke dalam tubuh Rojak. Karena itu, dirinya menjadi manusia berkepala singa berwarna putih karena sebuah penglihatan di masa lalu. Apa hubungannya dengan Rojak? Saksikan ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sugito Koganei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 5 - Aku jadi singa?
Karena dirinya malu akan dirinya sendiri, Rojak tidak berani untuk pulang. Sepulang sekolah, ia memilih untuk bekerja sebagai pemulung. Sama seperti kemarin, ia membawa 2 sampai 6 karung sekaligus. Tidak peduli seribet apa pun, ia ingin bertahan hidup demi dirinya sendiri. Rojak tak yakin akan diterima di keluarga itu lagi. Setiap harinya, ia harus berkeliling kota, menyusuri jalanan, dan mengais sisa-sisa kehidupan dari barang-barang yang sudah dibuang oleh orang lain.
Hari itu panas terik, matahari bersinar tanpa ampun di atas kepala. Keringat mengalir deras di pelipisnya, namun ia tetap melangkah maju, menyeret karung yang berat dengan kedua tangannya yang sudah penuh kapalan. Ketika sudah cukup, Rojak pun menyetorkan seluruh sampah kepada juragan. Juragan kaget karena Rojak banyak sekali menyetorkan sampahnya.
“Ya ampun, Rojak, Rojak. Banyak banget sampahnya. Kamu ga perlu sebanyak ini loh.”Kata Juragan yang terkejut bukan main ketika Rojak membawa 6 karung sampah yang pastinya ribet dan tidak masuk akal.
Akan tetapi, Rojak bilang bahwa ia melakukannya demi menafkahi hidupnya dan keluarganya.
“Engga pak. Itung-itung, ngeringanin beban orang tua juga. Bapak saya kan kerja di kuli, ibu saya kerja jadi penjual rujak. Jadi, bisalah ngebantuin. Buat biaya SPP saya, SPPnya Poppy, pokoknya banyak dah, Pak.”jelas Rojak
Ia berbohong, padahal kenyataannya Rojak tidak diterima oleh keluarganya.
Juragan mengangguk paham. Ia adalah orang yang sudah lama mengelola bisnis pemulung di daerah itu. Meskipun terlihat keras, ia memahami kondisi anak-anak jalanan yang bekerja dengannya.
“Ini upah kamu hari ini. Karena kamu kerja keras, kamu dapet segini!”kata Juragan.
“Masya Allah, makasih banyak ya, Pak!”kata Rojak senang. q
Setelah menerima uang, Rojak segera bergegas membeli makanan. Perutnya sudah lama keroncongan, dan ia ingin mengisi energinya kembali sebelum malam tiba.
Namun, tiba-tiba dirinya merasa ada yang aneh dengan tubuhnya.
“Aduh. Argh kenapa ini?”
Ia merasa tubuhnya panas dingin. Matanya kemudian berwarna kuning. Wajahnya memucat, dan mulai tumbuh banyak rambut seperti seekor singa. Ia gemetar, merasakan sesuatu yang aneh menyelimuti tubuhnya.
Pandangan Rojak kabur, lalu tiba-tiba ia melihat sebuah penglihatan di masa lalu. Sama seperti sebelum-sebelumnya, Rojak menjadi seseorang berkepala singa. Dan itulah yang dilihatnya sekarang. Ia tidak percaya, tetapi kejadian itu nyata.
“G-gue... Gue jadi singa? WHAT!?”
Rojak berpikir dengan menjadi singa, fisiknya menjadi lebih kuat, dan berbagai macam kemampuan yang dimiliki singa.
“Kayaknya layak di coba ini. Let’s go!”
Rojak mencoba mengetes kekuatannya. Dirinya dapat berlari lumayan kencang, tubuhnya gesit, dan fisiknya kuat. Pendengaran Rojak pun juga tajam. Ia dapat mendengar suara dari kejauhan, seolah dunia memberikan frekuensi lebih besar untuknya.
Di kejauhan, ia mendengar seorang wanita minta tolong. Jantungnya berdetak cepat. Tanpa pikir panjang, Rojak menghampiri sumber suara. Saat tiba di lokasi, ia melihat Angie yang sedang dipalak oleh tiga orang preman bersenjata tajam.
“Angie! Gue harus tolongin dia! Semoga dia ga tahu deh ini gua.”
Dengan cepat, Rojak turun dari gedung, mendarat seperti seorang pahlawan super.
“BRAK!”
Para preman terkejut melihat kemunculannya yang tiba-tiba.
“Siapa lo? Beraninya lo ganggu kami!”
“Lu mau gue bunuh juga?”tanya salah satu preman yang membawa pisau.
Tanpa ragu, Rojak menyerang mereka dengan gesit. Satu per satu, preman itu tumbang dalam hitungan detik. Angie hanya bisa terdiam, kaget dengan kejadian yang terjadi begitu cepat.
"Siapa kau?" tanya Angie dengan suara gemetar.
Rojak sempat mendengar sebuah kata dalam penglihatan masa lalunya: "Regulus." Nama itu terngiang di kepalanya, seolah memanggilnya.
"Regulus." jawabnya singkat.
Lagi pula, Angie masih membencinya. Tidak ada gunanya mengatakan siapa dirinya sebenarnya. Setelah memastikan Angie aman, Regulus pun pergi dari sana, menghilang di kegelapan malam.
“Regulus... Ya... Kapan-kapan kita ketemu lagi.”
Mulut Angie tiba-tiba tersenyum. Wajahnya berseri-seri karena di selamatkan oleh seorang penyelamat bagaikan utusan Tuhan.
Setelah beberapa saat, Regulus pun berubah wujudnya kembali menjadi Rojak. Jantungnya masih berdetak kencang, tetapi ia merasa luar biasa. Ia baru saja mengalami sesuatu yang tidak pernah dibayangkannya sebelumnya. Sebuah petualangan baru telah dimulai dalam hidupnya.
“Hhh... Hhhh... A-apa itu tadi?”
Di rumah bekas yang sebenarnya tak layak dihuni, Rojak mencoba mencari-cari informasi mengenai Regulus lewat ponselnya. Akan tetapi, Regulus yang ia cari hanyalah rasi bintang Regulus. Rojak mengeluh, apa maksudnya? Mengapa dalam penglihatannya ia mendengar nama itu?
Dengan perasaan frustrasi, ia terus menggali informasi dari buku-buku bekas yang ia temukan di sekitar tempat tinggalnya. Namun, semua yang ia temukan hanyalah penjelasan ilmiah mengenai rasi bintang yang berada di konstelasi Leo. Tidak ada kaitannya dengan dirinya atau perubahan aneh yang ia alami.
Sambil memandangi langit malam yang penuh bintang, Rojak bertanya-tanya apakah ada seseorang di luar sana yang tahu tentang dirinya dan perubahan yang terjadi. Ia merasa ada sesuatu yang lebih besar di balik semua ini, sesuatu yang belum bisa ia pahami.
Rojak semakin terobsesi mencari jawaban. Setiap malam, ia duduk di bawah langit malam, menatap bintang Regulus, berharap mendapatkan petunjuk. Namun, yang ia dapatkan hanyalah keheningan dan rasa putus asa yang semakin dalam.
“Hhhh... Ampun dah. Kagak ketemu apa-apa.”
Di saat sedang berpikirnya, Rojak teringat jika sudah 2 hari ia tidak masuk Sekolah tanpa kabar. Karena kejadian bullying dan dirinya yang dipermalukan oleh banyak orang.
“Oh iya, aku kan sudah 2 hari ga Sekolah. Dan aku juga sudah ga pulang. Tapi... Apa aku akan dipermalukan lagi? Semoga engga deh.”Kata Rojak.
Rojak pun akan memulai harinya di Sekolah.
Apakah yang akan terjadi?
Apakah dirinya akan tetap dirundung? Di permalukan? Atau hal buruk lainnya?
Semoga saja Rojak baik-baik saja di kemudian hari.
Bersambung