Raden Tresnoka Herlambang Agung memiliki perasaan lebih dari saudara kepada adik angkatnya yang bernama Rindu Hagika Agung. Namun Rindu sangat menghindari hubungan dengan kakaknya itu lebih dari saudara karena tidak ingin mengecewakan orang tua yang telah membesarkannya yaitu orang tua Noka. Saat pulang dari luar negeri selepas menyelesaikan pendidikan S2 di New York, niat Noka ingin menyatakan cinta kepada Rindu malah dikenalkan dengan kekasih adik angkatnya itu. Murka lah Noka hingga kehilangan akal dan mengambil keperawanan sang adik angkat. Bagaimana respon orang tua mereka? Bagaimana Rindu bisa menerima Noka kembali setelah merusak dirinya dan cintanya kepada sang kekasih? Lanjutan Novel "TRESNO KARO KOWE" , anak pertama Saka dan Fina bersama anak angkat mereka.
#konfliketika
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SELIPAN CERITA
Rindu dan Noka menikmati makan malam berdua romantis hingga selesai lalu memutuskan untuk pulang karena hari semakin malam.
Mereka pulang menuju rumah orang tua mereka. Baru besok minggu mereka berencana kembali ke apartemen.
Saat berada di parkiran, pandangan Rindu menangkap seseorang yang terlihat mirip dengan kakaknya, Rada.
"Hmm sepertinya itu Kak Rada, dengan siapa dia datang kesini?" batinnya karena takut jika sang suami mengetahui siapa yang ia pandang.
Meskipun hanya bisa melihat punggung belakang orang itu, tapi Rindu seperti sangat familiar.
"Sayang kamu lihat siapa?" tanya Noka sambil memindahkan pandangannya kearah sang istri tapi sudah tidak ada siapa siapa.
"Eh, gak mas. Salah lihat aja kayaknya" jawab Rindu ragu ragu.
"Ayo masuklah" suruh Noka setelah membukakan sisi pintu mobil penumpang depan untuk istrinya.
"Terima kasih, Mas" sahut Rindu dengan senyum manis.
Noka menutup kembali pintu itu sebelum ia masuk ke sisi pengemudi.
Ia pun melajukan mobilnya keluar kawasan hotel mewah dimana restauran tempat makan malamnya berada.
"Apakah Kak Rada sudah memiliki kekasih? Siapa pria itu?" batin Rindu yang masih bertanya tanya apakah memang yang ia lihat tadi kakaknya.
Karena Rindu terlihat memikirkan hal lain, Noka pun menyadarinya.
"Sayaang, apa yang kamu pikirkan? Kok melamun?" pancing Noka.
"Hehehe nggak Mas. Ini lagi kekenyangan aja" sahut Rindu.
"Jangan mikir berat berat loh ya. Soal magangmu juga gitu, kerjakan apa yang bisa kamu lakukan tanpa memaksa kamu atau sampek membuatmu terlalu lelah" ucap Noka.
"Iya suamiku sayang. Aku dokter juga jadi InsyaAllah bisa mengenali diriku dan kondisiku" sahut Rindu.
Lalu mereka bertatapan dengan membagi senyuman.
Di lobby hotel tempat restauran mewah tadi berada, ternyata memang benar firasat Rindu jika melihat kakaknya di parkiran tadi.
Rada saat ini sedang duduk di kursi tunggu. Entah siapa yang ia tunggu.
Ternyata beberapa saat kemudian, ada seorang lelaki tampan datang menghampiri sambil membawa kartu akses kamar.
"Udah selesai check in nya?" tanya Rada.
"Udah. Ini kuncinya" jawab pria itu sambil mengulurkan tangannya dihadapan Rada.
Dengan senyuman, Rada pun meraih tangan itu dan berdiri.
Mereka berdua terlihat selayaknya pasangan kekasih, berjalan menuju lift.
Saat didalam lift hanya mereka berdua, Rada mencoba memastikan sesuatu.
"Apakah etika dokter yang kamu miliki tidak rusak dengan menjadi pria seperti ini?" tanyanya.
"Aku rasa apa yang kulakukan dengan mu tidak ada hubungannya dengan profesi ku" jawab pria disamping Rada dengan senyuman menyeringai.
"Hahaha, iya juga sih" sahut Rada.
Ting.
Suara lift berbunyi lalu terbuka di lantai 20. Mereka berdua berjalan berdampingan hingga didepan pintu kamar paling pojok nomor 2011.
Ceklek.
Pintu kamar terbuka lalu keduanya masuk.
"Kamu gak lupa bawa pengaman kan?" tanya Rada memastikan.
"Aman. Aku sudah menyiapkannya dan tidak akan kekurangan seperti minggu lalu" jawab pria itu dengan senyum bangga.
Entah siapa setelah itu, mereka berdua saling berbagi ciuman dan de-saha-n hingga mereka sama sama terpuaskan.
Terdengar mereka saling menyebut nama satu sama lain.
"Aaaah...Ra..daaa...kamu benar benar membuatku...melayang" seru pria itu.
"Pelan...pelaan...aku juga mau sampai..." sahut wanita yang berada dikungkungan sang pria.
"Aaaaaakh...TARAAAAA!!!" seru Rada saat merasakan di bagian intinya terasa hangat lalu ia terdiam sesaat.
Sedangkan pria diatasnya sudah ambruk kesamping saat berhasil menyelesaikan misi di ronde ketiga.
Rada mendudukan dirinya dan melihat bagian intinya ternyata pengaman yang dipakai oleh partner ranjangnya ini terlepas dan si pria belum menyadarinya.
Ini ronde ketiga mereka bermain dalam semalam dan tidak mengira jika kelepasan.
"Heh! Pengamanmu lepas, Ra!" seru Rada.
Pria yang dipanggil pun langsung memegang miliknya dan terkejut jika tidak merasakan ada sesuatu yang terpasang disana.
Ia pun buru buru mendudukan diri juga dan berhadapan dengan Rada. Ia melihat pengamannya berada di atas ranjang.
"Astaga! Maafkan aku, aku tidak tau" ucap Tara panik.
Ternyata pria yang sedang bersama Rada adalah mantan kekasih Rindu yang telah menghabiskan malam perjakanya dengan wanita yang saat ini kembali bersamanya.
Rada tak berbicara lagi, ia langsung menarik selimut dan berjalan menuju kamar mandi.
Sedangkan Tara terdiam melihat wanita itu hilang dari pandangan.
Tiba tiba wajah paniknya berubah menjadi wajah kepuasan.
"Aku tidak akan membiarkan hubungan kita hanya sekedar Friends with Benefit, Rada. Aku akan menjadikan mu milikku" gumam Tara.
Memang ia sengaja tadi melepaskan pengaman saat sedang beraksi hingga Rada tidak menyadari sebelumnya. Lalu ia semburkan benih sepuasnya dan berharap jika benih tersebut akan tumbuh di rahim Rada lalu ia akan menikahi wanita itu.
"Maafkan aku karena telah bermain licik seperti ini. Tapi hanya dengan cara membuatmu hamil anakku sehingga kamu tidak akan lepas dari ku" lanjutnya dalam hati.
Lalu ia beranjak dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi yang ternyata tidak terkunci.
Rada terlihat mengguyur tubuhnya dengan air shower dan merasakan tubuhnya dipeluk oleh seseorang dari belakang.
"Maafkan aku. Aku terlalu tidak berhati hati tadi. Maafkan aku ya, Rada. Kali ini kamu harus meminum pil kontrasepsi agar tidak membuat kesalahan yang tidak kita harapkan" lirih Tara.
Rada tidak menolak pelukan pria yang sudah ia jadikan teman dengan keuntungan tanpa hubungan yang jelas alias tanpa status sejak 3 bulan lalu.
"Kesalahan?" lirih Rada.
"Ya, kesalahan. Kan kita sudah sepakat menjadikan hubungan ini sebagai kesenangan saja sampai kamu bosan denganku, ya kan? Karena pengamanku yang terlepas jadi ini kesalahanku dan kemungkinan akan menjadi masalah baru jika sampai kamu hamil" jelas Tara. Padahal dalam hati pria ini, ia tidak ingin menyebut calon janin miliknya sebagai kesalahan, tapi dengan membuat hal ini menjadi kesalahan, ia kira Rada bisa menerimanya dan tetap melakukan hubungan kesenangan ini.
Setelah mendengar penjelasan Tara, hati Rada seakan akan teriris, terasa perih meskipun sebenarnya ia juga tidak ingin ada kesalahan dalam hubungan ini yaitu tumbuhnya calon manusia baru didalam rahimnya, sebelum ia yakin jika Tara adalah pria yang tepat untuknya dan siap menjalin hubungan serius.
Masa lalu Rada yang dikhianati mantan kekasihnya, membuat dampak besar bagi kehidupan percintaan wanita ini. Trust issue yang membuatnya trauma melangkah lebih jauh dalam hubungan pernikahan apalagi sampai membangun keluarga bersama.
Rada sangat takut kecewa dan hancur lagi karena ditinggal tunangannya pergi entah kemana dan tanpa kabar.
Trauma ini juga membuatnya lebih memilih menghabiskan malam dengan pria yang tidak ia kenal atau hanya melakukan hubungan semalam.
Tapi saat tidak sengaja bertemu dengan Tara dan menghabiskan malam bergairah bersama, entah kenapa pria ini berusaha menggodanya lebih jauh. Lebih tepatnya seperti penguntit hingga akhirnya ia pun terjerumus dalam rayuan seorang dokter tampan.
Rada melepaskan pelukan Tara dari perutnya. Lalu ia berbalik menghadap pria itu.
Tubuh mereka masih dalam keadaan sama sama polos dan basah oleh guyuran air shower.
"Ya, kamu benar. Kita tidak seharusnya membiarkan kesalahan mu ini akan merepotkan kita berdua kedepannya" ucap Rada dengan senyuman menyeringai.
"Sangat mengerikan senyuman ini, tapi aku suka" batin Tara.
Sepertinya Rada sudah terpancing kedalam permainan dokter yang bersamanya saat ini.
"Aku tidak akan membiarkan kesalahanmu ini merusak hidupku, Tara. Ingat itu. Kita bermain untuk kesenangan dan bukannya membiarkan kesalahan" lanjut wanita itu lalu mendorong tubuh Tara kebelakang dan mengambil handuk untuk menutupi tubuhnya.
Ia pun keluar kamar mandi dan langsung memakai pakaian yang tadi ia pakai saat datang ke hotel ini.
Tara membiarkan Rada pergi begitu saja, tanpa berusaha menahannya. Ia pun membersihkan diri di bawah guyuran shower.
Brak!
Suara pintu kamar tertutup cukup keras. Tara tau jika Rada sudah pergi dari kamar.
"Hahahaha, kamu akan jadi milikku Rada. Aku sudah sangat terobsesi denganmu sejak perjaka ku kamu ambil" lirih pria itu.
Dalam guyuran air shower, Tara benar benar bahagia.
Sedangkan Rada kini sudah keluar kawasan hotel menggunakan taxi online karena tadi ia memutuskan untuk menaiki mobil Tara dan memarkirkan mobilnya di rumah produksi usahanya.
Rada izin kepada orang tuanya untuk menginap di rumah produksi malam ini. Eh malah digunakan untuk berduaan bersama Tara.
"Pak, berhenti di apotik dulu" minta Rada.
"Baik, bu" sahut drivernya.
Sesampainya di apotik, ia membeli pil kontrasepsi darurat dan langsung ia minum disaat itu juga.
*Minum pil kontrasepsi darurat atau morning after pill dalam waktu 72 jam setelah berhubungan tanpa pengaman.
Selama ini hanya Tara yang berani mengeluarkannya di dalam dirinya karena dari pengalaman pertama dengan sang mantan kekasih ia selalu menggunakan pengaman dan terkadang juga pil kontrasepsi untuk jaga jaga.
Seperti malam pertamanya dengan Tara di pertemuan pertama mereka, paginya ia langsung minum pil kontrasepsi darurat karena ia tidak ingin hamil sebelum dirinya siap.
Selama berhubungan dengan pria, Rada selalu memastikan pria itu memakai pengaman sebelum berbagi peluh dengannya.
Tapi Tara benar benar pengecualian dan bisa jadi benar benar akan menjadi kesalahan di waktu yang akan datang.