ZHANG SAN
Berderu angin di atas lautan yg tenang, membawa ombak memburu karang, menepis sunyi hati nan bimbang. tak tau arah kemana tujuan.
Perjalanan ini sungguh sangat menyedihkan bagi seorang anak muda yg dilanda keterpurukan, marah dan benci terhadap dunia. tapi tak punya daya dan upaya. sungguh hidup yg merana...
Di benua ini yg kuat akan di akui, yg lemah akan di sakiti. tak terhindarkan banyak pertikaian, perkelahian individu ataupun kelompok untuk bersaing menggapai yg nama nya kedudukan tinggi, demi menjaga martabat ataupun menaikan pangkat,,
Ironi sekali kenyataan, berbanding terbalik dengan keinginan..
Di pesisir pantai seorang anak muda terlantung kesana kemari berlari dan terus saja berlari tak peduli kaki yg perih.
Kemudian dia melihat ada hutan, tanpa banyak pikir dia pun memasukinya. "Lebih baik aku sembunyi di hutan" Itulah pikir nya
Tak jauh dari anak muda tersebut, ada satu sosok bayangan yg mengintip di balik rimbunnya semak belukar.
"Roaaaar!"
"Apa itu suara binatang buas" batin anak muda tersebut,, "tidak, aku tak ingin mati cepat, Aku harus cepat pergi dari sini, aku masih punya dendam yang harus ku balaskan" ucap nya berlari tergopoh gopoh.
Suara itu semakin dekat dan sangat dekat. "Aah sial! kenapa aku lari semakin kedalam hutan... tak ada lagi banyak waktu" gumamnya, sambil terus berlari meski terpincang pincang. Karena kelelahan dia pun tak bisa mempertahankan keseimbangan, Al hasil ! tersungkur lah ia.
"Aduh sakit" teriak nya
Suara itu Semakin dekat terdengar, Jantungnya pun berdetak dengan sangat cepat, Bagaimana mungkin tidak panik, Kemudian dia melihat bayangan cakar menderu ke arah nya.
"Inikah akhir hidupku!" batinnya. "Tuhan kenapa kau tak adil padaku!" teriaknya sambil memejamkan mata..
"Eeh! Apakah kematian tak begitu menyakit kan pikir nya. tapi kenapa orang lain berteriak ketika menghadapi kematian." Masih larut dalam pikiran nya sendiri, dia dikejutkan oleh suara.
"Hei bocah! Apa kau mati ketakutan?"
"Suara siapa itu! aku tak melihat nya, apa dia malaikat." gumam nya
"Plak! dasar bocah, jelas kau tak melihat. matamu masih terpejam bodoh."
"Aduh kepalaku! Hei siapa kau pak tua, kenapa kau memukul kepalaku?" tanya nya berteriak.
"Dasar anak muda tak tau sopan santun, di tolong malah teriak teriak. jika tau begini, ku biarkan kau di makan macan," ucap pak tua itu.
Dia pun mulai sadar setelah melihat binatang macan yg tadi hampir membunuh nya sekarang sudah terbunuh.
Dia nyengir sambil menggaruk kepala "Terima kasih pak tua, Jika tak ada kamu, Pasti aku akan mati" imbuh nya dengan perkataan tulus "Maukah kau mengangkat ku jadi murid? Aku akan berbakti, pasti berbakti" ucap nya langsung bersujud dengan kepala di sentuhkan nya ke tanah.
"Hahahaha" Orang tua itu Lantang tertawa. "Bocah bodoh yg tak tau diri, pergi ke hutan sendiri memang mencari mati" sambil berjalan meninggalkan anak muda tersebut.
"Hei pak tua, kau belum menjawab pertanyaanku" sambil tertatih dia mengejar orang itu. "Angkat lah aku jadi muridmu" sambil memegang kaki pak tua itu dia berbicara.
"Aaaaaaaaaa, turun kan aku. turun kan aku. aku takut ketinggian" Teriak anak muda tersebut.
"Tadi kau yg meminta diangkat bukan?" tanya pak tua tersebut sambil terbang dan tertawa melihat tingkah konyol anak muda itu.
"Maafkan aku, maafkan aku, aku mohon!" ucap nya dengan wajah pucat.
"Baiklah, Jika itu maumu"
Braak...!! Anak muda tersebut dilempar hingga terguling guling kemudian dia tertawa lagi.
"Awas kau pak tua, Akan Ku balas kau nanti" batin pemuda itu.
"Apa kau bilang? kau kira aku tak tau isi hatimu bocah" kata pak tua itu dengan mata melotot dan sambil mengelus jenggot nya yg sudah memutih.
"Ampun, Aku tidak bera–"
"Sudah lah" kata pak tua itu menyela. "Istirahatlah! Cari lah tempat untuk kau istirahat sesukamu di goa ini"
"Baik Guru" jawab nya mulai sopan.
"Hei tunggu sebentar! siapa namamu bocah?"
"Zhang Yan kek."
"Oke baiklah. Panggil aku Fei Long" balas nya.
......
Pagi menyapa. menghirup udara menyegarkan rongga dada yg terluka.
"Apakah udara nya segar?" tanya Fei long mengejutkan Zhang San yg melamun menatap keindahan alam.
"Iya Kakek Guru, di sana pemandangan sangat indah dan juga sejuk, kicau burung yg berseru, pepohonan yg lebat juga ada sungai jernih yg mengalir dari lembah"
"Hohoho. sini mendekatlah akan ku obati luka luka mu"
"Baik kek!" sambari berjalan mendekat dia menyahut..
"Apa yg membuatmu berani memasuki hutan larangan ini sanger?" Tanya Fei Long.
"Kala itu aku di kejar-kejar oleh anggota klan ku sendiri, aku di buru layak nya penjahat, mereka tak peduli meski aku tak bisa bela diri"
"Terjadi gejolak internal dalam klan, hingga pembantaian yg menyebabkan ayah serta ibuku meninggal" dia bercerita sambil meneteskan air mata, mengingat pembunuhan itu tepat di depan mata nya.
"Saat terjadi nya perkelahian itu, aku di suruh sembunyi oleh ibuku di balik tirai, di situ aku di beri tahu, bahwa ada lorong yg mengarah keluar dari klan, kemudian aku mengikuti lorong itu."
"Ayahku adalah seorang penatua kelima, karena suatu hal yg tak sejalan dengan pemikiran penatua kedua, Ayahku pun di fitnah dan kami keluarga di buru oleh orang suruhan penatua kedua, kakak serta adikku mati di tangan mereka, aku lah yg tersisa dan terus berlari hingga ke hutan ini, mungkin karna mereka tau tentang hutan ini, jadi tidak mengejar lagi tutup nya sambil menyeka air mata"
"Sungguh kejam perbuatan mereka" Fei Long pun memeluk tubuh Zhang San yang bergetar
"Tenang lah, jangan bersedih, Masih ada aku! Anggaplah aku keluarga mu yg tersisa" Sambil tersenyum dia menepuk punggung Zhang San.
"Terima kasih Kek" sahutnya
"Sekarang sebaiknya tuangkan aku secangkir teh." Fei Long mengalihkan pembicaraan,
Zhang San pun sigap mengambil teh lalu menyerahkan nya kepada Fei Long,
"Sekarang kau resmi menjadi murid ku" ucap Fei Long. Dengan semangat Zhang San menjawab
"Terima kasih Kek!" hatinya terenyuh dengan mengepal tangan ke depan dia memberi hormat.
"Tunggulah kehancuran kalian semua klan Zhang. akan ku balas sakit hati ini. tak kan reda dendam ini jika kalian masih bernyawa," suara batin nya
"Beberapa hari kedepan baru kita mulai latihan. lebih baik kamu perbanyak istirahat. agar cepat menutup luka-luka mu."
" Baik Kek!" jawab nya. dia pun mengambil air lalu minum obat yg sudah diberikan Kakek Fei Long, kemudian melangkah ke tempat pembaringan..
.....
Sedangkan di sisi lain, di ruangan Penatua kedua.
"Kraaak! hancur pegangan kursi di remas nya."
"Kenapa kalian lepas kan? Hah!!" amarah nya menggebu...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments
Ani Sumarni
Semoga kehidupan Anak Yatim Piatu ini di angkat derajatnya dan
Menjadi seorang Pemuda tampan dan gagah berani dalam membela Keadilan kebenaran menolong sesama manusia lemah yang tertindas dan menjadi Kultivator yang berilmu tinggi
2024-10-23
0
ahmadsobarimalik Malik
bagus
2024-11-08
0
Anonymous
keren
2024-11-01
0