Clarisa hanya bisa menyesal setelah diceraikan oleh Arga, suaminya yang dua tahun ini menikahinya karena sebuah perjodohan.
Arga yang sudah berusaha mencintai Risa sepenuh hati sudah tidak tahan dengan sikap Risa yang susah di atur, keras kepala, kekanakan dan suka menghamburkan uang. Bahkan Risa masih sering pergi bersama teman-temannya ke club malam untuk berpesta.
Tapi setelah resmi bercerai, Risa baru tau kalau dia sedang mengandung anak dari Arga. Penyesalan tinggallah penyesalan saat Risa mengetahui Arga sudah menikah lagi dengan mantan pacarnya setelah menceraikan Risa.
"Mama, apa Papa nggak sayang sama Tiara? Kok Papa nggak pernah pulang?"
"Bukannya tidak sayang sama kamu Tiara. Tapi Papa sudah bahagia dengan keluarganya!" Risa hanya bisa menjawab pertanyaan anaknya di dalam hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terungkap
Tadi kamu susah sekali di telepon, kata Seno kamu nggak ada di kantor, memangnya kamu ke mana Mas?" Fatma menatap suaminya yang duduk diam di sofa.
"Ada urusan sebentar!" Jawab Arga dengan singkat.
Fatma kembali diam, dia tidak tau harus bicara apa lagi. Fatma rasa, semakin hari sikap suaminya semakin dingin seperti awal mereka menikah.
Fatma juga tidak tau apa yang sedang suaminya pikirkan saat ini, karena Arga orangnya begitu tertutup.
Wanita berusia tiga puluh lima tahun seusia dengan Arga itu mendekat pada sofa. Mendekati suaminya yang saat ini memejamkan mata sambil memijat pelipisnya.
"Sebenarnya kamu kenapa sih Mas? Apa yang kamu pikirkan akhir-akhir ini?"
Arga membuka matanya, menatap wanita yang selama enam tahun ini telah menjadi istrinya.
"Cuma masalah kerjaan aja"
Fatma menatap Arga dengan dalam, dia yakin ada yang suaminya sembunyikan.
"Kalau cuma masalah kerjaan, itu udah biasa kan Mas? Tapi akhir-akhir ini kamu beda, kamu bahkan jarang bermain sama Keysha kaya dulu lagi. Apa jangan-jangan kamu ingat sama man.."
"Fatma stop!" Arga menghentikan Fatma. Arga tau kemana arah ucapan Fatma itu. Meski benar apa yang Fatma tuduhkan, tapi dari dulu Fatma selalu berpikir berlebihan kepadanya.
"Maaf karena aku jarang ada waktu untuk kamu dan Keysha. Aku akan lebih memperhatikan kalian lagi" Arga lebih memilih mengakhiri atau menghindari yang namanya perdebatan.
Seperti halnya dulu dengan Risa, dia tidak suka berdebat yang akan membuat hubungan mereka merenggang, makanya Arga lebih banyak mengalah. Tapi tanpa Arga sadari, dia menjadi pria yang kurang tegas dengan sikapnya itu.
"Iya Mas. Sesibuk apapun, tolong luangkan waktu untukku dan Keysha. Kami butuh kamu Mas"
"Hmm, aku minta maaf"
"Aku maafkan" Fatma meringsek memeluk suaminya dari samping. Menyandarkan kepalanya di bahu suaminya itu dengan nyaman.
Rasanya Fatma sudah begitu lama tidak merasakan pelukan Arga yang begitu hangat baginya.
Tapi Arga hanya diam sambil menatap Keysha yang tertidur lelap di atas ranjangnya. Membiarkan Fatma bersandar di bahunya.
Drrtt..drett...
Fatma mengangkat kepalanya dari bahu Arga saat merasakan ponsel Arga yang bergetar di saku jasnya.
"Halo?" Jawab Arga dengan malas karena tahu siapa yang menghubunginya.
"Di mana lo?"
"Di rumah sakit Catra, ruang Diamond nomor 204. Keysha sakit!"
"Bagus, gue ke sana sekarang!"
Arga mengernyit karena Fatir langsung menutup panggilannya tanpa membiarkan Arga bertanya apa maksud dokter itu mencarinya.
"Tapi baguslah, gue mau kasih pelajaran tuh orang. Kenapa bukan dia yang menangani Kesya, pergi kemana manusia satu itu!" Batin Arga dengan kesal karena bukan Fatir yang menjadi dokter anak untuk Keysha.
Brak...
Arga dan Fatma sama-sama terkejut karena Fatir membuka pintu dengan cukup keras.
"Lo kerasukan apa sebenarnya!!" Geram Arga karena Fatir bisa saja mengganggu istirahat Keysha.
"Sorry, tapi ada yang harus gue bicarakan sama lo. Penting!"
"Apa?!!" Tanya Arga masih dengan kesal.
"Ikut gue!" Fatir keluar lebih dulu, pertanda meminta Arga untuk mengikutinya.
Fatir tidak mau membicarakan masalah itu di dalam sana karena ada Fatma dan bisa saja mengganggu Keysha. Dia sadar tadi sempat kelepasan saat membuka pintu ruangan Keysha.
"Ada apa?" Tanya Arga setelah Fatir membawanya ke lorong yang sepi.
"Lo ingat kan pasien yang gue ceritakan sama lo waktu itu?"
"Anak kecil yang katanya mirip Andita?" Arga menaikkan satu alisnya.
"Iya, dan sekarang keadaannya semakin memburuk. Gue butuh bantuan lo buat dia!"
"Bantuan? Maksud lo?"
"Dia butuh donor sumsum tulang belakang. Tapi golongan darahnya langka. Sama kaya lo, B-!"
"Apa? Kok bisa?" Arga cukup terkejut karena setau dirinya, golongan darahnya adalah golongan darah paling langka di Negara tercinta ini.
"Heran kan lo? Selain wajahnya yang mirip Andita, penyakitnya juga sama, sekarang golongan darah mereka sama!"
"Terus gue harus jadi pendonor buat dia gitu?"
"Gue mohon Ga. Tolong bantu dia, anggap dia adalah Andita yang butuh bantuan lo. Dia gadis malang yang hanya hidup bersama Ibunya, Ayahnya yang bereng*ek entah pergi ke mana. Yang jelas dia punya keinginan sederhana, yaitu bertemu Ayahnya. Tolong bantu dia agar bisa bertahan lebih lama untuk bertemu dengan Ayahnya Ga!"
Tiba-tiba Arga teringat dengan Ara. Dia juga sama dengan anak yang diceritakan oleh Fatir. Sama sekali belum pernah bertemu Papanya sejak lahir.
"Ga!" Panggil Fatir karena Arga malah terdiam dengan tatapan kosongnya.
"Gue..."
Ucapan Arga langsung terputus karena Seno menghubunginya.
"Iya, ada apa?"
"Saya sudah menemukan keberadaan Bu Risa Pak!"
"Apa??!! Di mana alamatnya?!!"
"Saya kirimkan sekarang Pak, saya juga menuju ke sana!"
"Cepat!"
"Baik Pak!"
Arga langsung memutus panggilan dari Seno. Wajahnya terlihat memancarkan berbagai ekspresi. Senang, sedih, dan juga panik menjadi satu.
"Sorry Tir, gue harus pergi sekarang! Nanti kita bahas lagi!"
"Nggak bisa Ga! Gue butuh bantuan lo!! Ini menyangkut hidup dan mati seseorang!" Fatir menahan kepergian Arga.
"Sorry Tir, ini juga menyangkut hidup dan mati gue!" Arga langsung menyingkirkan tangan Fatir dari lengannya.
Dia berlari meninggalkan Fatir yang masih memanggilnya dengan lantang. Bagi Arga, sekarang ini Risa lebih dari segalanya.
Arga segera mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju alamat yang Seno kirimkan. Namun semakin dekat dengan titik itu, Arga di buat heran karena dia beberapa kali melewati jalanan itu hingga Arga melihat Seno berasa di tempat biasanya Arga memarkirkan mobilnya.
"Kenapa di sini alamatnya Sen?!" Arga tentu heran karena Seno membawanya ke proyek apartemen miliknya.
"Mari ikut saya Pak. Alamat Bu Risa ternyata ada di perkampungan belakang proyek ini"
"Apa?"
Tentu saja Arga terkejut, ternyata Risa begitu dekat dengannya namun Arga tidak bisa menemukannya.
Arga terus mengikuti Seno yang membawanya menuju ke kawasan padat penduduk.
"Itu dia Pak, rumah yang selama enam tahun ini di kontrak oleh Ibu Risa" Seno memperlihatkan rumah kecil di samping sebuah warung.
Arga menatap rumah itu dengan miris. Rumah besar yang ia tinggalkan untuk Risa berganti dengan rumah kontrakan yang begitu kecil dan sangat sederhana.
"Cari siapa ya Pak?" Wak Umi datang menghampiri Arga dan Seno yang berdiri di depan warung Wak Umi.
"Maaf Bu, apa Risa tinggal di sini?" Tanya Arga.
"Risa?"
"Iya Bu, Clarisa!"
"Oh Neng Risa? Iya, dia tinggal di sini sama anaknya!"
Deg....
"A-anak?" Arga amat sangat terkejut karena ternyata Risa sudah punya anak.
Arga tidak tau jika Risa telah menikah lagi dan mempunyai seorang anak.
"Makkk!!"
Keterkejutan Arga itu buyar karena kedatangan seorang anak laki-laki dengan suara lantangnya.
"Dika laper Mak!"
Mata Arga membola karena melihat anak yang ia kenali.
"Kamu Abangnya Ara kan?" Tanya Arga.
"Oh, Om yang tadi cari Ara kan?" Tanya Dika.
"Iya, sekarang di mana Ara? Kok nggak ada?"
"Ara ya sama Mamanya Pak, sekarang lagi di rumah sakit karena sakitnya tiba-tiba kambuh!" Jelas Wak Umi.
"Mamanya?" Heran Arga.
Karena setau Arga, Dika adalah Kakaknya Ara. Berarti wanita di depannya ini adalah Ibunya Ara.
"Iya Mamanya, Neng Risa itu Mamanya Ara!"
Duar.....
*
*
Hari ini cukup sampai sini ygy, besok lagi🤣🤣🤣🤣🤣
maunya diterangkan dg fathiir..
biara si Fatma ga bisa macam2
dan pr buat kamu Fatir
ngomong ke dokter Elga
jangan Sampe memberi tau keberadaan Arga ke Fatma