Dikhianati menjelang hari pernikahan membuat Zola Amaria meradang. Untuk menuntaskan rasa kecewanya, ia pun berakhir di sebuah club' malam bersama temannya. Hingga kejadian tak terduga pun terjadi, ia terlihat one night stand dengan seseorang yang tak terduga. Yang lebih parah, setelah kejadian itu, ia terus menerus dikejar pria itu untuk menuntut pertanggungjawaban.
Bagaimanakah kisah selanjutnya?
Jangan lupa tap love untuk mengikuti cerita selanjutnya, ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.14 Ke Club' malam
Zola memasuki apartemen miliknya dengan tubuh bergetar. Sudah sejak tadi ia coba menutupi kerapuhannya. Ia tak mau terlihat lemah di hadapan orang lain. Ia tak mau terlihat kalah di hadapan orang lain. Sekuat tenaga ia menutupi kesakitannya, namun setibanya di dalam apartemen miliknya, semua luruh. Air mata yang sejak tadi ditahannya akhirnya tumpah ruah membasahi pipi.
Dilemparnya tas miliknya, lalu dengan tergesa ia masuk ke dalam kamar mandi dan menyalakan shower. Zola terduduk di lantai kamar mandi dan menutup wajahnya dengan kedua tangan. Ia biarkan air mengguyur tubuhnya yang masih berpakaian lengkap.
Zola hanya ingin membersihkan jejak-jejak yang ditinggalkan Regan tadi. Bahkan jaket yang dipakaikan Ellard pun jadi ikut basah karenanya.
Zola menangis dan meraung seorang diri. Apa salahnya, apa dosanya hingga orang-orang yang disayanginya begitu tega menyakiti dirinya. Apakah ia seorang penjahat yang berdosa besar di masa lalu hingga di masa kini ia harus menebus semuanya dengan penderitaan.
"Aaaaargh ...."
Zola meraung sambil menjambak rambutnya sendiri.
Dibukanya semua pakaian yang menempel di tubuhnya. Sekuat tenaga, ia gosok-gosok setiap inci kulitnya yang sempat dijamah Regan hingga memerah. Begitu pun bibirnya yang sempat dilum*t Regan. Ia gosok-gosok terus hingga tanpa sadar kulitnya telah lecet. Ia merasa jijik karena baginya Regan adalah lelaki kotor. Apalagi saat mengingat video percintaannya di ruang kantor dengan Clara membuatnya semakin jijik.
Zola memaki dirinya sendiri mengapa ia begitu lemah dan tak berdaya menghadapi Regan.
...***...
Hari sudah pukul 9 malam. Masih terlalu dini untuk tidur pikir Zola jadi ia mengisi waktunya dengan menonton televisi. Padahal sebenarnya bukan ia yang menonton televisi, tetapi televisi lah yang menonton dirinya karena sejak tadi pandangan Zola kosong. Ia sama sekali tak peduli pada apa yang ditayangkan di televisi.
Tak lama kemudian, terdengar suara bell berbunyi. Zola pun segera tersadar dari lamunannya. Ia tahu pasti siapa itu. Ia pun segera berdiri dari duduknya kemudian berjalan menuju pintu. Zola memeriksa interkomnya terlebih dahulu untuk memastikan siapa yang bertamu di malam-malam seperti ini. Zola lantas tersenyum lebar, dugaannya ternyata benar. Walau ia sudah yakin itu Keira, tapi ia tetap harus waspada.
Dibukanya pintu, Keira pun langsung berhambur masuk ke dalam apartemen Zola dengan senyum lebarnya.
Tiba-tiba, mata Keira memicing saat melihat wajah sembab Zola.
"Kamu habis nangis, Zo?" tanya Keira yang sudah curiga.
"Kelihatan jelas, ya?" Zola mengusap-usap wajahnya dengan telapak tangannya. Lalu ia melangkah ke depan cermin untuk melihat jelas bagaimana rupanya saat ini. "Wah, aku jadi jelek banget! Udah seperti istri yang habis kena KDRT sama suaminya." ujar Zola sambil terkekeh. Namun, tanpa diminta air mata itu luruh kembali.
"Kamu kenapa, Zo? Cerita sama aku. Bukannya di kantor tadi kamu baik-baik aja?" Keira berusaha meminta penjelasan.
Lalu mereka pun duduk berdampingan.
Zola kembali tergugu. Isak tangisnya sungguh memilukan. Bahkan mata Keira pun kini sudah berkaca-kaca. Keira masih diam seraya memeluk tubuh Zola dan mengusap punggungnya. Ia masih menunggu penjelasan Zola, tapi nanti, setelah Zola lebih tenang.
Setelah menumpahkan tangisnya kurang lebih 20 menit, akhirnya tangisan Zola pun berhenti lalu dengan perlahan ia menceritakan apa yang sempat terjadi pada dirinya sepulang kerja sore tadi.
Keira tampak murka dengan tangan yang mengepal. Wajahnya pun kini telah memerah. Ingin rasanya ia mencabik-cabik tubuh Regan untuk melampiaskan emosinya.
"Zo, dari pada kamu sedih terus mending ikut aku yuk!" ajak Keira.
"Kemana?" tanya Zola dengan kedua alis naik ke atas.
"Ke tempat yang bisa bikin kamu happy dan melupakan semua permasalahan kamu."
"Tempat apa itu?" Zola selama ini memang tidak pernah keluar malam. Tidak seperti Clara yang gemar keluar malam entah kemana, Zola lebih suka menghabiskan waktu di kamarnya dan bergelut dengan berbagai macam novel kesayangan.
"Surganya warga LA, Zo, surganya untuk bersenang-senang, club' malam." Keira tersenyum lebar.
"Club' malam? Tapi aku belum pernah ke sana." Zola menautkan kedua alisnya merasa ragu.
"Ayolah, aku yakin kamu pasti akan suka. Kita akan bersenang-senang sampai pagi. Bukankah besok kita libur. Jadi apa salahnya kita menghabiskan malam ini dengan bersenang-senang. Aku juga butuh merilekskan tubuh dan pikiranku. Ayo Zo, please! Mau ya!" bujuk Keira dengan wajah memelas.
"Okey, tapi kamu jangan jauh-jauh ya! Aku takut soalnya. " ujar Zola seraya menggaruk tengkuknya.
"Okay! Aku siap-siap dulu. Kamu buruan siap-siap. Kita ketemuan di basemen. Kita pergi pakai mobilku saja, oke!"
"Oke." sahut Zola.
Lalu Keira pun berlalu menuju apartemen miliknya untuk berganti pakaian. Begitu juga Zola, ia bersiap-siap. Benar kata Keira, mungkin dengan bersenang-senang ia dapat sedikit melupakan kesedihannya. Minum sedikit tak apalah, pikirnya.
Setelah selesai, Zola segera turun ke basemen. Ternyata Keira telah duduk di atas kap mobil . Keira terlihat sangat seksi dengan mini dress miliknya.
"Wow, you are so sexy, girl!" puji Zola.
"Kau pun tak kalah sexy, girl! Common!" seru Keira dengan menyeringai.
Hanya butuh waktu kurang lebih 30 menit, Zola dan Keira telah tiba di sebuah club' malam terbesar di LA. Suasana tampak begitu ramai, mungkin karena besok hari libur jadi mereka menghabiskan waktu dengan bersenang-senang di club malam.
Hingar bingar musik memenuhi ruangan yang serba gemerlap itu. Zola tampak takjub karena ia baru pertama kali ke sini. Sepanjang kaki melangkah, ia seperti melihat lautan manusia baik yang sibuk dengan minuman dalam gelasnya, maupun dengan pasangan mereka yang entah kekasih atau hanya wanita panggilan.
Banyak pasang mata yang melihat takjub ke arah Zola. Bukan hanya karena pakaian yang ia pakai cukup sexy, tapi karena Zola begitu cantik. Dengan dress hitam selutut tanpa lengan yang super ketat dan rambut hitam pekat terurai, mengekspose leher dan kakinya yang jenjang dan putih mulus.
Keira tampak menarik-narik tangan Zola untuk duduk di sebuah sofa panjang. Lalu ia memperkenalkan orang-orang di sana satu persatu yang merupakan teman-temannya. Zola cukup terkejut, sepertinya Keira cukup sering pergi ke club' malam, tidak seperti dirinya yang baru pertama kali.
"Hai, aku Andrew."
"Zola." sahut Zola.
"Aku Levin."
"Zola."
"Aku Trecy dan dia Elle."
"Aku Zola."
"Kamu rekan kerja Keira?" tanya Andrew.
"Iya, kami satu divisi."
"Sepertinya aku baru pertama kali melihatmu di sini." tebak Elle.
"Ya, aku memang baru pertama kali kesini." sahutnya santai.
Lalu Keira membantu Zola memesankan minuman untuk mereka. Zola meminta minuman yang kadar alkoholnya tidak terlalu tinggi sebab toleransi alkoholnya masih rendah. Mereka pun berbincang sambil minum bersama. Ada juga yang turun ke lantai dansa untuk menikmati irama musik yang menghentak dengan meliuk-liukan badan.
"Masukkan ini ke minuman gadis itu. Jangan sampai salah!" bisik seseorang pada salah seorang pelayan. "Ingat, jangan sampai ketahuan! Dan ini untukmu." ujar seseorang itu seraya memberikan beberapa lembar dollar yang disambut pelayan itu dengan girang.
...***...
...Happy Reading 🥰🥰🥰...
𝐤𝐥𝐨𝐩 𝐬𝐢𝐡 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐤𝐡𝐢𝐚𝐧𝐚𝐭 𝟐 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐭𝐮
𝐤𝐨𝐤 𝐢𝐬𝐨𝟐 𝐧𝐞 𝐦𝐛𝐞𝐥𝐚𝐧𝐢 𝐚𝐧𝐤 𝐭𝐢𝐫𝐢 𝐠𝐚𝐰𝐚𝐧 𝐤𝐨 𝐛𝐣𝐨 𝐚𝐧𝐲𝐚𝐫 𝐩𝐝𝐡𝐥 𝐣𝐥𝐬𝟐 𝐝𝐤𝐞 𝐝𝐮𝐰𝐞 𝐚𝐧𝐤 𝐤𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠
𝐮𝐭𝐞𝐤𝐞 𝐤𝐨𝐤 𝐠𝐤 𝐦𝐢𝐤𝐢𝐫 𝐤𝐨𝐤 𝐨𝐫𝐚 𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐧𝐠𝐞𝐥𝐢𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠𝐢 𝐚𝐧𝐤 𝐤𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧
𝐚𝐬𝐮 𝐚𝐧𝐜𝐞𝐧 𝐰𝐨𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐧𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐢