Judul: The Fatalis
Nazzares, pemuda dengan mata merah yang dilahirkan untuk memburu raksha, memegang pedang abhiseka sebagai simbol takdirnya. Bersama istrinya, Kandita, yang telah bersamanya sejak usia 15 tahun, mereka menghadapi dunia yang penuh perang, pengkhianatan, dan rahasia yang tak terungkap. Setiap langkah membawa mereka lebih dekat pada takdir yang penuh kejutan dan plot twist yang mengubah segalanya.
The Fatalis adalah kisah aksi, intrik, dan pengorbanan yang tak terduga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jack The Writer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berlatih_energi mistis
Keesokan harinya, Nazzares pergi ke tempat yang sama seperti kemarin, di mana ia ketahuan mengikuti Guru Vitjendra. Dengan penuh semangat, ia berlari menuju hutan. Namun, setibanya di sana, Guru Vitjendra belum juga terlihat.
"Guru, belum datang rupanya"
Sembari menunggu, Zares memperagakan seni beladiri asal asalan dan hanya memukul angin.
"Hiiaaatt, hiaaattt" lalu dilanjutkan nya mengigaw dengan mata menghadap ke atas dan penuh senyum.
"Hahahahahahaha…" Zares tertawa sambil menghayal. Tiba-tiba, guru Vitjendra sudah ada di sampingnya.
"Ternyata, bodohnya sama seperti dia," ujar guru Vitjendra yang melihat Zares tertawa sendiri di tengah hutan.
"Hei!" Panggil guru vitjendra
"Wah, guru! Sejak kapan kau ada di sini?" tanya Zares, kebingungan kenapa gurunya tiba-tiba muncul di depannya.
"Sejak tadi! baiklah, Apa kau sudah siap berlatih hari ini? Aku sudah menemukan tempat yang cocok untuk berlatih," ucap guru Vitjendra.
"Sangat siap, guru." Jawab zares dengan penuh antusias.
"Baiklah, sebelum berlatih, aku ingin bertanya beberapa hal kepadamu dalam perjalanan menuju tempat latihan," kata guru Vitjendra sambil berjalan.
Guru Vitjendra menanyakan banyak hal kepada Nazzares, seperti usianya, tentang ibunya, kakeknya, dan kapan ia pertama kali mengetahui kekuatannya. Nazzares, sebagai orang yang ditanya, menjawab dengan penuh antusias.
"Kau Masih sangat muda. Aku jadi teringat dengan kakekmu. Aku bertemu kakekmu saat dia masih bocah."
"Kakek? Berapa usia guru sekarang?" Jawab zares dengan penasaran.
"132 tahun."
"Waaaawww"
Nazzares terkejut mendengar pengakuan gurunya tersebut bahwa usianya sudah lebih dari 100 tahun. Dan dalam perjalanan juga guru vitjendra menjelaskan tentang seluk beluk para fatalis seperti dirinya dan nazzares.
~seorang fatalis~
Guru vitjendra menjelaskan dengan pelan apa itu seorang fatalis. Seorang fatalis adalah seorang yang ditakdirkan dari garis darah secara turun temurun dari seorang ibu yang juga seorang fatalis.
Fatalis hanya segelintir bongkahan kekuatan untuk penyeimbang alam bumi ini.
Guru vitjendra juga menjelaskan bahwa fatalis terlahir dengan teknik mistis bawaan. Teknik mistis bawaan hanya bisa berupa satu jenis tidak ada seorang fatalis memiliki dua kekuatan sekaligus seperti Api dan air. Jika api ya hanya api begitupun sebaliknya.
Lalu, melakukan mudra (segel tangan) sebagai salah satu syarat pengaktifan teknik mistisnya.
Namun, guru vitjendra sedikit terkejut saat nazzares menunjukkan kekuatan-nya, karena nazzares tidak menggunakan mudra (segel tangan) saat mengeluarkan teknik mistisnya.
seorang fatalis tidak bisa mengeluarkan teknik mistisnya tanpa syarat kecuali melakukan sumpah pengikat.
"Sumpah pengikat?" Zares yang tidak mengerti apa yang dijelaskan oleh gurunya.
Namun, gurunya menyuruhnya untuk tidak memikirkan itu karena lambat laun dia pasti akan mengerti dengan sendirinya.
tempat latihan..
Setelah sampai ditempat latihan yang guru vitjendra ingin tunjukan. Nazzares, ternyata sudah tidak asing lagi dengan tempat itu.
"Oh, ternyata di tempat ini. Aku kadang sering mengunjunginya kalau sedang mencari tanaman obat. Tapi, terkadang aku melihat hewan dan mahkluk aneh guru?"
Guru vitjendra menjawab bahwa itu adalah hewan mistis yang sangat menghindari makhluk seperti manusia dan elf atau yang sejenis dengan dirinya. Mereka tidak akan terganggu ataupun mengganggu. Dan langsung memulai latihan.
"Baiklah, kita akan mulai latihan "
Guru Vitjendra mulai menjelaskan bahwa setiap Fatalis dianugerahi kekuatan dari kehendak langit, memungkinkan mereka untuk langsung mengakses energi mistis dalam diri mereka. Kekuatan ini berguna dalam pertempuran, baik untuk menyerang maupun bertahan. Selain itu, energi mistis ini juga bermanfaat dalam berbagai kondisi, seperti berjalan di atas air, meringankan tubuh, hingga melintasi medan vertikal dengan mudah.
Latihan pertama berjalan diatas air..
Untuk latihan pertama guru vitjendra mempraktekan bagaimana ia mengumpulkan energi mistis sehingga bisa berjalan diatas air.
Tap tap tap langkah guru vitjendra berjalan di atas air.
Nazzares yang melihatnya sangat terkesan dengan yang dilakukan gurunya itu.
"waaaaa!"
"Cobalah lakukan apa yang kulakukan"
"Baiklah, guru"
Nazzares pun mulai melakukan apa yang gurunya tadi lakukan dan mencoba fokus merasakan energi mistis dalam tubuhnya.
"Fokus rasakan energi mistis dalam tubuhmu, Zares," ucap Zares dalam hati untuk percobaan pertamanya.
Dalam ketenangan ditemani suara sungai dan angin yang sepoi sepoi nazzares memejamkan matanya mencoba fokus.
Setelah beberapa menit, nazzares dapat merasakan energi mistis dalam tubuhnya. Lalu, guru vitjendra menyuruhnya langsung ke area sungai.
"Cobalah untuk berjalan di atas air" kata guru vitjendra yang sedari tadi memperhatikanya.
Zares mulai berjalan pelan dengan ragu ke arah sungai. Perlahan, satu langkah kakinya menyentuh sungai dan terasa padat. lalu, Zares melangkahkan kaki lainnya dan mulai berjalan di atas air. Dan...
"Horee… aku berhasil, guru!" Zares senang dan melompat-lompat di atas air.
kecupak kecupak kecupak
Melihat muridnya itu guru vitjendra langsung mengingatkan agar jangan senang dulu. Hanya karena ia seorang fatalis, ia bisa melakukannya dengan mudah. Bagi semua fatalis, percobaan pertama di latihan dasar dan berhasil itu hal yang sangat biasa.
Latihan kedua berjalan di medan vertikal..
Tahap selanjutnya guru vitjendra mempraktekan bagaimana caranya berjalan dimedan vertikal. Setelah itu menyuruh muridnya untuk melakukanya langsung.
"Yapp lihatlah, kau harus menyatukan energi mistismu dalam setiap medan" ucap guru vitjendra yang sedang berdiri miring di batang pohon besar. Dan dia pun turun setelah mempraktikanya.
Wuggg praaakk
"Baiklah, sekarang cobalah" perintah guru vitjendra ke muridnya itu.
"Baik!" Jawab nazzares dengan lantang.
Nazzares langsung mencobanya. Walaupun, nazzares sempat beberapa kali gagal namun, ia tak menyerah mencoba hingga berhasil.
Braaakk : terjatuh "sial"
Guru vitjendra terus mengawasinya dibelakang nazzares.
"Hei rasakan dulu energi mistismu, jangan terburu buru dalam melangkah" teriak vitjendra yang mengingatkan kalau apa yang dilakukan muridnya itu buruk.
"Baiklah!" Jawab nazzares lalu kembali fokus.
"semoga yang ini berhasil"
Dengan pelan dan mencocokkan tingkat kerekatannya, Zares mulai berjalan di medan pohon yang vertikal. Dalam langkah pertama, Zares sedikit kesulitan menyeimbangkan tubuhnya.
"Atatatata, jaga keseimbangan"
Namun, setelah merenung dan memfokuskan energi mistisnya, dia mulai melangkah sedikit demi sedikit. Dengan tubuh yang mulai berkeringat, Zares mulai mempercepat langkahnya.
"Tidak usah terburu-buru, fokuslah pada pengendalian energi mistismu" Vitjendra yang memperhatikan nazzares dari bawah.
"Fokuslah, Zares, fokuslah," ucap Zares ke dirinya sendiri dalam hati.
Setelah itu, ia mencoba berjalan ke puncak dan sempat terpeleset di tengah jalan. karena kehilangan fokus pengendalian energi mistisnya. Namun, ia memperbaikinya dan berjalan cepat sampai ke puncak.
"Guru...!!!! Aku berhasil!" teriak Zares dari puncak pohon dengan sangat gembira.
"Baguslah… hahaha! Turunlah dengan melompat langsung dari puncak"
"Apa kau sudah gila!, Pak Tua ?" teriak Zares dari atas pohon.
"Cepat dan lakukan saja, bodoh! Pohon itu tidak terlalu tinggi" Jawab dengan nada membentak kepada anak yang kurang sopan santun itu.
"Baiklah, yoosshh hiaaattt!" Zares pun melompat dari atas pohon dan terjatuh, menggunakan lututnya untuk mendarat.
Whooosss braakkk
"Aku kira hanya sedikit sakit saja." Zares dengan keheranan mengapa badanya berhasil mendarat.
Lalu, guru vitjendra menjelaskan bedanya saat nazzares menggunakan energi mistis.
gurunya mencoba mengingatkan kembali nazzares ketika dipukul oleh raksha waktu itu. Jika ia bukan fatalis, ia pasti sudah mati saat itu juga, menerima pukulan telak langsung dari raksha.
"Aku mengerti, guru." Jawab yang mengingat kejadian waktu lalu diserang oleh raksha.
"Hei, kau tadi mengatakan aku Pak Tua." Guru vitjendra dengan tatapan datar.
"Hehehe…" (Zares cengengesan sambil memegang bagian belakang kepalanya).
Plak!!
"Baiklah, untuk selanjutnya, mungkin lebih baik melatih fisikmu agar bisa lebih kuat. Melihat kondisi fisikmu, sepertinya kau bukan seorang pekerja keras"
"Hehehe… aku hanya anak seorang tabib, dan pekerjaanku tidak melibatkan fisik terlalu berat." Jawab sang murid dengan sedikit malu
"Baiklah, aku akan pergi, ada urusan yang harus aku selesaikan. Cobalah, memperkuat pengusaan kontrol energi mistismu sehingga kau bisa lebih lama diatas air dan bergerak leluasa di medan vertikal" Perintah sang guru ke murid.
"Baik, guru. Akan kulakukan."
Setelah guru Vitjendra meninggalkan nazzares sendirian di tempat latihan, nazzares melanjutkan latihannya dan melakukan apa yang diperintahkan gurunya itu, meski dengan susah payah. Latihan dasar tersebut berlangsung selama lima hari ke depan, yang selalu diawasi oleh gurunya hingga nazzares terbiasa melakukannya.
Bersambung..
yuk mampir juga dinovelku jika berkenan