"Apa-apaan ini?" teriak Alexa.
"Nikah sama gue!" perintah Niko.
"Gak mau!" tolak Alexa.
"Lo nolak siap-siap gue hancurin karier lo!" ancam Niko.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Pernikahan
Hari pernikahan Alexa dan Nicholas hanya tinggal satu hari lagi. Alexa merasa penasaran dengan pesta yang disiapkan oleh Nicholas. Malam itu dirinya tengah berada di apartemen pribadinya, berendam di bathtub untuk merelaksasi pikirannya. Tubuhnya sudah terendam oleh busa sampai batas leher. Menikmati aroma terapi yang mampu menenangkan pikirannya.
Besok adalah hari pernikahan. Waktu yang singkat membuat Alexa tidak memiliki waktu untuk melakukan perawatan.
"Lexa."
Alexa menoleh ke asal suara, Hana baru saja masuk ke kamar mandi.
"Lo berendam lama banget? Lo bisa sakit nanti," tegur Hana.
Alexa menganggapi ucapan Hana dengan senyuman.
"Sebentar lagi, Hana," ucap Alexa.
Hana mengela napas berat lantas duduk di pinggiran bathtub, menatap Alexa penuh selidik.
"Lo ada masalah?" tebak Hana.
"Gak kok," elak Alexa.
"Keliatan sekali, Lexa," ucap Hana. "Ekspresi wajah lo itu gak bisa bohong."
Alexa mengubah ekspresi wajahnya, ia menunjukan senyuman manis pada Hana.
"Gue happy, Hana. Kenapa lo bisa mikir gue ada masalah," dalih Alexa.
Lagi-lagi Hana hanya bisa mengela balas berat. Sahabatnya itu memang tipe orang yang selalu menyembunyikan masalahnya sendiri.
"Gak apa-apa. Mungkin karena gua kaget aja lo tiba-tiba nikah, bikin gue jadi mikir macem-macem," ucap Hana. "Lagian gue bodoh banget ya. Gak mungkin lo gak bahagia nikah sama seorang Nicholas," imbuh Hana.
"Ck, Hana. Jangan khawatir, okay. Lo lebih baik istirahat. Besok lo jadi bridesmaid gue," ucap Alexa.
"Lo pengantinnya, Alexa. Lo yang harus istirahat," koreksi Hana. Hana lantas berdiri menaruh bathrobe di dekat Alexa. "Cepetan!"
"Iya, Sayang," sahut Alexa.
Esok harinya …
Alexa duduk di depan meja rias, menatap pantulan dirinya. Satu jam yang lalu dirinya sudah resmi menjadi nyonya Nicholas Andrian Reynold. Alexa bingung bagaimana dirinya harus berekspresi. Harusnya dirinya merasa bahagia menikah dengan seorang CEO muda seperti Nicholas. Mirisnya itu hanya pernikahan kontak yang akan terjadi hanya dalam waktu satu tahun saja.
Rasanya Alexa ingin menangis detik itu juga. Dirinya tidak pernah bermimpi menikah hanya dalam waktu singkat.
"Alexa, ayo bangun. Lo harus ganti baju," ucap Hana.
Perkataan Hana membuat lamunan Alexa buyar.
Alexa mengangguk lantas berdiri, melangkah sedikit menjauh dari meja rias. Di samping ada beberapa orang sedang mendandaninya. Gaun putih panjang menjuntai hingga lantai sudah melekat di tubuh rampingnya. Sangat pas dan menampakan lekuk tubuhnya. Rambutnya sudah disanggul dan ada sebuah mahkota bertahtakan permata menghiasi kepalannya.
“Sudah selesai, Alexa. Lo benar-benar cantik," puji Hana.
Alexa kembali melamun membuatnya tidak mendengar apa yang Hana katakan.
"Alexa," panggil Hana.
Tetap tidak ada respon dari Alexa membuat Hana merasa cemas.
"Alexa …." Suara Hana terhenti saat matanya melihat pantulan wajah Nicholas.
"Pergilah!" perintah Nicholas.
"Baik." Hana dan yang lainnya segera pergi meninggalkan Alexa dan Nicholas berdua.
Setelah semua orang pergi, kini hanya ada Nicholas dan Alexa di ruangan itu. Nicholas berdiri tidak jauh Alexa, nampak gagah dengan tuxedo yang terlihat mahal, pria itu berdiri dengan kedua tangannya dimasukan ke dalam saku celananya, berdiri sambil memandangi Alexa yang sedang melamun.
Nicholas bukan tipe orang yang sabar, kesabarannya setipis tisu. Melihat Alexa terus melamun membuat Nicholas kesal. Ia menghampiri Alexa, berdiri di belakang tubuh sang istri, memposisikan kedua tangannya di pundak wanita itu lalu sedikit menekannya. Tindakan itu membuat Alexa langsung tersadar dari lamunannya.
Pandangan Alexa langsung bertemu dengan Nicholas di cermin. Tatapan Nicholas begitu menakutkan.
“Apa yang sedang lo pikirkan?” tanya Nicholas.
"Lo ngomong apa tadi?" tanya Alexa.
"Apa yang sedang lo pikirkan?" ulang Nicholas masih menatap Alexa.
"Ti-dak ada," jawab Alexa. Tatapan Nicholas membuat Alexa merasa gugup.
Nicholas pun berdecih.
"Dengar!" Nicholas membungkukkan badannya menaruh dagunya di pundak wanita yang sudah menjadi istrinya. "Jangan tunjukkan raut wajah sedih lo ini di hadapan para tamu. Dan … jangan pernah menundukan wajah lo di hadapan orang lain. Tunjukkan wajah angkuh lo, seperti yang sering lo tunjukkin ke gue!" Nicholas mengangkat dagu Alexa, memaksa wanita itu untuk melihat ke arahnya.
"Ingat, lo sekarang Nyonya Nicolas Andrian Reynold. Tunjukan ekspresi rasa percaya diri lo pada semua orang. Ekspresi yang sering lo tujukan pada semua orang saat lo sedang berjalan di atas catwalk!" perintah Nicholas.
Melihat tatapan mata Nicholas yang begitu dingin membuat Alexa memilih mengangguk-anggukkan kepalanya, dalam sekejab Alexa menjadi wanita yang penurut.
“Bagus!” ucap Nicholas.
Nicholas lantas membalik tubuh Alexa, kini mereka berdiri saling berhadapan. Diraihnya dagu Alexa kembali kemudian mengangkat wajahnya.
“Tunjukan wajah bahagia lo!" perintah Nicholas.
"Gue lagi sedih mana bisa mana bisa gue pasang wajah bahagia." Alexa bersidakep sambil mengerucutkan bibirnya.
"Lo mau macem-macem sama gue?" Nada bicara Nicholas memang pelan, tetapi terkesan sedang mengancam.
"Just kidding." Alexa tersenyum sambil menunjukkan deretan giginya.
Nicholas mendengkus kemudian menarik pinggang Alexa untuk mengikis jarak di antara mereka. Nicholas memiringkan kepalanya, melumat bibir Alexa dengan lembut.
Bukannya menolak Alexa justru membalas ciuman Nicholas. Ia lantas mengumpat dalam hatinya, merutuki kebodohannya. Alexa tidak tahu kenapa dirinya tidak bisa menolak sentuhan Nicholas.
"Ayo turun, para tamu sudah menunggu kita." Nicholas mengakhiri ciuman mereka dengan kecupan singkat di bibir Alexa.
Keduanya melangkah bersama menuju tempat resepsi pernikahan mereka, di tempat yang sama. Hanya saja tempat resepsi pernikahan mereka ada di lantai dasar hotel tersebut.
Alexa melingkarkan tangannya di lengan Nicholas. Rasa gugupnya membuat pegangan tangan Alexa begitu erat. Kegugupan Alexa bertambah ketika mereka sampai di ballroom, tempat resepsi mereka diadakan.
“Rileks girl," bisik Nicholas.
Alexa menoleh ke arah Nicholas, ternyata laki-laki itu menyadari kegugupannya.
Alexa kemudian menarik napasnya berulang-ulang untuk mengurangi kegugupannya.
"Ayo masuk! Gue juga merasa penasaran dengan pesta yang lo siapkan dalam waktu satu minggu," ucap Alexa.
"Kita lihat saja nanti." Nicholas menunjukkan senyum remehnya pada Alexa.
Keduanya masuk ke ballroom, melangkah di atas red carpet yang sudah disiapkan khusus untuk mereka. Sampai di ballroom Alexa menatap tidak percaya, bahkan hampir pingsan saat melihat resepsi pernikahannya, begitu mewah dan meriah. Jujur Alexa sangat terkejut, dalam waktu sesingkat itu Nicholas mampu menyiapkan pesta semewah itu.
“Jujur gue salut sama lo. Dalam waktu yang sesingkat itu lo mampu menyiapkan pesta semewah ini,” puji Alexa.
“Gue Nicholas, gue bisa melakukan apapun dalam waktu singkat,” ucap Nicholas membanggakan dirinya.
Alexa mendengkus kesal, sebenarnya ada rasa penyesalan dalam diri Alexa karena sudah memuji pria di sampingnya.
"Gue nyesel sudah muji lo. Gue juga lupa, sedikit pujian akan membuat kepala lo semakin besar,” cibir Alexa.
“Gue juga gak pernah suruh lo untuk muji gue,” balas Nicholas.
Alexa menganga tidak percaya dengan kata-kata yang baru saja keluar dari mulut Nicholas.
nicholas yang ngelakuin itu ke Alexa, dan dia baru tahu setelah sekian lama,, makanya dia ada bersama Alexa sekarang