NovelToon NovelToon
Menanti Hati ( Nadira)

Menanti Hati ( Nadira)

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan / Poligami
Popularitas:10.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Nonny Afriani

Nadira, gadis yang harus menerima perjodohan dari kedua orang tuanya. Ia harus menerima perjodohan ini, karena perjanjian kedua orang tuanya dulu sewaktu mereka masih sama sama duduk di bangku kuliah. Bagaimna nasib pernikahan tanpa cinta yang akan di jalani Nadira?? Apakah akan ada benih cinta hadir? Atau Nadira memilih mundur dari pernikahan karena perjodohan ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonny Afriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 13

Nadira terbangun di saat adzan Zuhur berkumandang. Nadira pun melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslimah. Setelah itu Nadira pun keluar dari kamar. Dirinya mencari keberadaan Tante dan juga Mama mertuanya. Ternyata mereka sedang berada di taman belakang rumah ini. Rumah yang tadinya akan menjadi tempat tinggal Ayah dan Bundanya.

" Sayang, kamu sudah bangun? "

Mama menghampiri Nadira yang tampak melihat sekeliling taman belakang rumah ini. Yang ternyata juga ada sebuah mushola kecil disana. Nadira me ngangguk, dan matanya kembali berkaca-kaca melihat sekeliling. Ternyata Tante, Om, Papa dan Mama mertuanya sedang sholat Zuhur berjamaah disana. Dan Alby juga berada di sana.

" Kamu sudah sholat?"

Tante Dwi bertanya pada Nadira.

" Sudah, Tant. "

" Kamu mau makan sesuatu, biar Mama buatkan."

Mama bertanya kepada Nadira. Namun Nadira hanya menggelengkan kepalanya.

" Dira tidak lapar, Ma. Nadira ingin berkeliling rumah ini. Apa boleh, Ma? "

Mama melihat ke arah semua orang yang ada disini. Mereka sangat mengkhawatirkan keadaan Nadira. Kondisi tubuhnya belum stabil. Begitu juga keadaan hatinya. Bahkan wajah Nadira pun masih sangat pucat. Om Hendra menganggukkan kepala, begitu juga papa mertuanya.

" Baiklah, kalau begitu biar Mama temani kamu, melihat sekeliling rumah ini. "

Nadira pun mengangguk tanda setuju. Mama dan Nadira mengelilingi rumah. Rumah ini cukup luas, karena Ayah bercita-cita akan menghabiskan masa tua disini, di temani dengan cucunya kelak. Ayah menginginkan banyak cucu, agar rumah yang lumayan luas ini nantinya tidak sepi, dan dengan suara para cucunya. Tapi angan hanya tinggal angan, Ayah pergi sebelum melihat cucunya.

Di bagian depan rumah ini, terdapat halaman yang luas, yang bisa di gunakan untuk bermain bola bagi cucu nya kelak. Bagian samping ada beberapa tanaman bunga anggrek kesukaan bunda. Dan bagian halaman belakang, ada kolam ikan, dan mushola, serta sebuah saung untuk tempat bersantai. Nadira menatap getir semua itu.

" Ayah sudah menyiapkan rumah ini, untuk hari tuanya kelak, dan Ayah ingin menghabiskan waktu tuanya bersama Bunda, dan juga cucu-cucunya. Untuk bentuk bangunannya pun Ayah sendiri yang merancangnya. Kami tak pernah di beri tahu oleh Ayah. "

Nadira bercerita dengan senyum tipis, dan air mata yang menetes. Mama Ratna mengelus lembut punggung Nadira. Nadira menghela nafasnya. Dan melanjutkan ceritanya.

" Tapi sebelum Ayah mewujudkan cita-citanya, Ayah sudah pergi bersama Bunda. Dan meninggalkan Dira sendiri. "

" Kamu tidak sendirian, Sayang. Masih ada Mama, Papa, Om, Tante dan juga Alby, suami kamu. Jangan pernah merasa sendiri, Nak. Mama sayang sama kamu, seperti Mama menyayangi anak Mama sendiri."

Mama Ratna membawa Nadira ke dalam pelukannya. Dan ternyata saat Nadira berkata seperti itu, Alby berada di belakang mereka. Alby terpaku. Dia masih bingung dengan hatinya. Separuh hatinya ingin mewujudkan keinginan almarhum Ayah mertuanya. Dan separuh hatinya menginginkan kehadiran Syifa di hidupnya kembali.

Suara deheman dari Alby, membuat Nadira melerai pelukannya dari sang Mama mertua.

" Tante Dwi, meminta Mama dan Nadira masuk, untuk makan siang. "

Alby berkata sambil menatap kedua orang di hadapannya. Mama menggandeng tangan Nadira melangkah masuk ke dalam rumah. Alby mengikuti dari belakang. Di ruang makan, semua orang telah menunggu kehadiran Nadira dan Mama Ratna. Papa dan Om Hendra duduk saling berhadapan. Mama Ratna dan Tante Dwi duduk di sebelah suami masing-masing. Dan kini tersisa dua kursi untuk Nadira dan Alby. Kini merak duduk bersisi an. Saat para istri melayani suami masing-masing. Nadira masih tampak terpaku dan hanya diam.

Saat yang lain sudah mulai mengisi piring dengan nasi, hanya piring Nadira yang masih kosong. Alby yang melihat Nadira melamun, menyentuh pelan tangan Nadira. Dan membuat Nadira tersadar. Alby pun memberikan piringnya yang telah berisi nasi, dan menukar dengan piring kosong milik Nadira.

Saat yang lain, telah memilih lauk untuk teman nasi, lagi- lagi Nadira hanya terdiam. Sepertinya separuh jiwa Nadira benar - benar pergi dari hidupnya.

" Kamu mau makan pake apa, Sayang. "

Pertanyaan Mama membuat Nadira kembali tersadar.

" Pake itu aja, Ma."

Nadira menunjuk sayur sup yang ada di meja.

" Mau pakai yang lain? "

Kali ini Alby yang bertanya. Hanya di jawab dengan gelengan kepala oleh Nadira.

1
Linda Febri
Luar biasa
nissa
Memmmeekkkrhkhrhk
Etha Margaretha
egois dan munafik
Etha Margaretha
lebay !
Etha Margaretha
baca tinggal baca ribut aja ini komentar netijeng
Tsalis Fuadah
coba aja syifa g keguguran n g mati,,,,, aq yakin alby akan jd lelaki yg lebih pecundang dr ini,,,,, akan byk hal yg membuat ibu n anak itu lebih sakit lagi karena adanya syifa n anaknya,,,,,,, lelaki kek gini mo diberi kesempatan,,,,, ntar temennya mo bundir dikawinin dah tu hadehhhhh
Tsalis Fuadah
terpaksa konon tp dikelonin juga,,,,, maruk itu,,,,, ia sih halal,,,, k9k bisa za,,,,, bisa laki laki mah gitu,,,,, terpaksa kok sampek celup g salah bang,,,,,,
Nenie Chusniyah
sedih bacanya..pergilah dira
Devani Eva
kerennn author aku Anak Medan juha nih Salam kenal ya
Nonny Afriani: salam kenal kembali kakak...😊
total 1 replies
Devani Eva
aku hadir author
salam kenal yah 🙏 🌹
Ida Widyawati
Luar biasa
ardi yanti
aneh, byk yg bilang dira egois tanpa memikirkan mentalnya saat tau suaminya lbh memilih wanita lain dgn dalih yg gak masuk akal, dibutuhkan seoeang ibu yg kuat mentalnya utk membesarkan anak yg hebat secara jiwa raga
Kg Mughni Siddiq
seharusnya dira pergi dulu dari hidup Albi, biar Albi ngerasain kehilangan, kalo langsung gitu emang kurang greget sih, enak banget si Albi
Kg Mughni Siddiq
duh thoooor,😭😭😭😭😭😭😭terus
Kg Mughni Siddiq
😭😭😭😭😭😭😭
Kg Mughni Siddiq
mataku udah pedes nih
Kg Mughni Siddiq
pelit amat, 6 bulan GK di nafkahi, kalo q dah kabur dari dulu
Kg Mughni Siddiq
Sok sok'an cuek..........., koyok nggantheng2 NGO ae 🥴
Ara Dhani
hampir bolak balik baca novel ini.. gak ada bosennya
Nonny Afriani: Terima kasih kakak....🙏🏻🙏🏻❤️
total 1 replies
Dewi Nurmalasari
baru ada ade kaka dh gede masi pangku2an 😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!