Niana Lestari,gadis berusia 18 th terpaksa harus menerima perjodohan yang dibuat oleh almarhum sang kakek dengan anak dari anak angkat sang kakek.
Irlan Pratama,laki-laki berumur 26 th adalah laki-laki yang dijodohkan untuk Niana.
Apa yang terjadi setelah pernikahan mereka?
Mengapa mereka harus bercerai di usia pernikahan yang masih 3 bulan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Irlan sedang duduk diruangannya. Dia membuka hp nya saat hp nya berbunyi menunjukkan ada pesan masuk.
"Melda" lirih Irlan saat melihat yang mengirim pesan adalah mantan kekasihnya yang masih mengisi hatinya saat ini.
Dia pun membuka isi pesan Melda.
Melda : lagi apa
Irlan : duduk
Melda : hemh.. kapan kita bisa ketemuan?
Irlan pun berpikir. Dia bingung haruskah ia bertemu dengan Melda. Dia takut perasaannya kepada Melda semakin kuat jika mereka bertemu. Padahal ia sudah berjanji dalam hatinya untuk belajar mencintai istrinya.
Melda : segitu benci nya kah kamu,sampe-sampe gak bisa kasih aku kesempatan untuk menjelaskan.
Irlan pun luluh. Dia paling tidak bisa melihat Melda merasa bersalah.
Irlan : oke. nanti malam kita ketemu restoran di jalan xx.
Melda : makasih.
Irlan menaruh hp nya di atas meja, ia mengusap wajahnya. Berpikir apa langkahnya sudah tepat. Akh tidak masalah kalau hanya bertemu dan memberikan kesempatan untuk Melda menjelaskan.
Nia sudah sampai depan kafe tempat ia dan teman-temannya berkumpul. Sebelum masuk kafe Nia melihat ada mesin atm di samping kafe. Nia melangkahkan kaki nya ke mesin atm untuk mengecek berapa uang yang Irlan berikan untuknya sebagai uang jajan.
Betapa terkejutnya Nia melihat nominal yang tertera.
"whaaaaaaaat...tiga puluh jeti.." Nia melongo tidak percaya.
"gila banyak banget ini..gue pake jajan cilok sebulan pun masih banyak banget lebihnya."
Nia pun keluar dari mesin atm. Dia mau menghubungi suaminya. Belum sempat ia menghubungi suaminya ada suara yang memanggilnya.
"Nia......wooooi oncom" teriak Ica dari kejauhan yang melihat Nia berdiri di depan pintu kaca mesin atm.
Nia celingak-celinguk mencari orang yang memanggilnya.Ternyata Ica sudah ada di depan kafe.
Nia melambaikan tangannya,memasukkan kembali hp ke dalam tasnya. Berjalan memdekati Ica.
Mereka pun masuk ke dalam kafe.
"Tia mana?" tanya Nia.
"otw katanya..."
"mau pesen dulu gak nih atau nunggu Tia" tanya Nia.
"tunggu aja,nih gue baru chat Tia katanya 10 menit lagi nyampe."
"ok.."
Sambil menunggu Tia,Ica dan Nia ngegibah dulu.
Yang ditunggu pun datang juga. Mereka pun memesan minuman,makanan dan beberapa cemilan. Sambil makan sambil ngegibah. Itulah yang di lakukan semua perempuan kalau sudah berkumpul. Selalu saja ada bahan untuk bergibah. Biar kucing tetangga beranak pun mereka gibahin.
Tak terasa sudah dua jam mereka di situ. Nia pun memanggil pelayan untuk membayar makanan mereka.
"gua aja yang bayar." kata Nia sambil mengeluarkan atm yang diberikan Irlan tadi pagi.
"beuuugh...mentang-mentang udah jadi bini,pegangannya atm sekarang bukan uang receh lagi.." ejek Ica.
"iya donk...itulah keuntungannya nikah sama horang kayah.." jawab Nia nyeleneh.
"emangnya selama ini loe miskin?" tanya Tia sambil menoyor kepala sahabatnya itu.
"yang tajir kan bokap nyokap gue..Aku mah apa atuh.."
"jangan-jangan loe tuh anak pungut lagi,mana ada sih orangtua yang super tajir ngebiarin anaknya lusuh kayak loe.." ejek Ica lagi.
"Njiiiir lo,emangnya gue lusuh orang gue cantik gini. Lagian bokap gue ngelarang gue megang uang lebih supaya gue belajar memanage keuangan. Lah kalau yang kecil aja gue gak bisa ngatur gimana nanti gue mau megang perusahaan bokap gua." kilah Nia menyombongkan diri.
"iya deh iya....jadi abis ini kita mau kemana?" tanya Tia.
"ngemall yuk..shopping shopping.." ajak Nia.
"yakin loe mau shopping,bukan mau cuci mata doank...." tanya Tia yang sudah tau kebiasaan Nia yang hanya suka cuci mata daripada harus berbelanja.
"gimana kalau kita nonton aja..?" usul Ica.
"cakep..boleh boleh.." Nia dan Tia menyetujui usul Ica.
Mereka pun keluar dari kafe. Menunggu taksi online yang sudah mereka pesan tadi.
Lagi menunggu di depan kafe,seorang laki-laki bertubuh tinggi,besar,rahang tegas,wajah tampan siapa lagi kalau bukan Irlan suami Nia keluar dari dalam kafe.
Nia yang melihat suaminya pun berteriak memanggil.
"kaaaaaak Irlan.."
Irlan menengok dan menghampiri istrinya.
"ngapain kamu disini.?" tanya Irlan.
"abis nongki sama mereka di dalem..sekarang lagi nunggu taksi."
"mau pulang?"
Nia menggeleng.
"mau nonton,kakak mau ikut?"
"gak lah, aku mau ngecek kafe di jln yyy dulu."
"ooo...terus kakak abis ngapain di dalem,kok aku gak ngeliat kakak tadi di dalem?"
"ini kafe aku,,aku tadi di lantai dua di ruangan aku"
"ooo ini kafe kakak,,kok kakak gak bilang sih."
"orang kamu gak nanya,lagian mana kakak tau kamu mau kesini."
"ini tuh kafe tempat biasa aku nongki sama mereka.."
"ooooo"
Asik ngobrol dengan suaminya,tak sadar taksi online pun datang.
"Nia,mau jadi nonton gak?" tanya Ica yang sudah masuk ke dalam mobil.
"eh iya jadi-jadi.."
"aku pergi yah kak..daaaah" Nia berpamitan ke suaminya sambil melambaikan tangan.
Irlan pun kembali berjalan ke mobilnya. Di dalam mobil dia mengirim pesan ke Nia.
Irlan : gak usah nungguin aku pulang nanti,mungkin aku pulang larut malam. Mau ngumpul juga sama Igo dan Yordan.
Pesan pun berbalas.
Nia : oke
Irlan menaruh kembali hp nya dikantong celananya. Dan menyalakan mobil. Mengemudikannya ke kafe yyy.
------------------------------------------------------------------------------
Irlan melajukan mobilnya ke restoran xx,tempat ia akan bertemu dengan Melda.
Mobil pun sampai. Setelah memarkirkan mobilnya,Irlan berjalan ke dalam restoran. Ternyata Melda sudah berada di dalam. Melda melambaikan tangannya agar Irlan bisa melihatnya.
Irlan pun duduk berhadapan dengan Melda.
"udah lama ?" tanya Irlan setelah ia mendudukkan bokongnya.
"gak terlalu. " jawab Melda sambil tersenyum sangat manis.
Irlan terpukau melihat senyuman itu,senyuman yang sangat ia rindukan tiga tahun belakangan.
Pelayan pun datang memberikan buku menu. Mereka pun memesan makanan dan minuman.
"Lan.." kata Melda membuka pembicaraan.
"Kita makan dulu." Irlan menghentikan kata-kata Melda.
Pelayan datang membawa makanan pesanan mereka.
Selesai makan Irlan mengelap bibirnya,begitu juga Melda.
"sekarang bicara lah." kata Irlan tanpa basa-basi.
"maaf waktu itu aku ninggalin kamu tanpa sepatah kata pun. Kamu tau kan orangtua aku udah lama bercerai dan aku ikut sama mama."
Irlan mengangguk.
"ternyata papa aku menggadaikan rumah yang aku tempatin sama mama ke bank,dan masih banyak lagi hutang-hutang papa,bahkan papa menjadikan aku sebagai jaminan ke rentenir. Kalau papa aku gak bisa bayar hutang rentenir itu akan......hiks hiks hiks" Melda tidak sanggup meneruskan kata-katanya.
Irlan memberikan tissu dan menunggu Melda sampai tenang.
Melda pun melanjutkan ceritanya.
"mama gak mau kalau aku sampai di jual ke rentenir itu,jadi mama memaksa aku untuk pergi jauh dari negara ini,kami tinggal di singapore. Mama bawa aku ke sana karena Mama dapet kerjaan disana. Aku juga terpaksa tidak melanjutkan kuliah ku dan membantu mama bekerja disana." Lanjut Melda sambil terisak.
"tapi kenapa kami gak hubungin aku,paling gak kirim pesan kek.." tanya Irlan sambil mengeraskan rahangnya.
"waktu itu aku mau hubungin kamu,tapi mama aku ngelarang,bahkan mama ngebuang kartu aku. Niatnya supaya gak ada yang bisa ngelacak keberadaan kami." kata Melda coba meyakinkan Irlan.
"emangnya kamu gak inget no aku,kan bisa sampai di singapore kamu hubungin aku pake no baru."
"Niatnya begitu Lan,tapi...." Melda pun kembali menangis.
Tak tega melihat Melda menangis sesunggukkan, Irlan pun pindah tempat duduk ke sebelah Melda. Dia mengusap-usap punggung Melda mencoba menenangkan.
Melda pun mulai tenang.
"sampai di singapore aku kecelakaan,aku mengalami amnesia..Baru enam bulan ini aku inget semuanya. Makanya sekarang aku disini. Tapi aku tau udah terlambat buat aku ngjelasin ini semua. Sekarang semua keputusan ada sama kamu. Apa kamu mau maafin aku atau gak." Ujar Melda menatap mata Irlan.
Irlan yang tak sanggup melihat mata sendu Melda pun luluh. Ia memeluk Melda,memberikan kekuatan untuk kekasihnya itu.
btw, kunjungi juga karyaku ya😁🙏🏻