NovelToon NovelToon
Diujung Rindu

Diujung Rindu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:556
Nilai: 5
Nama Author: Bojone pak Lee

Kabar Jerri kembali terdengar sampai ketelinga Zahira,mereka pernah berteman namun harus terpisah oleh jarak dan keyakinan,kabarnya Jerri sudah mualaf saat ini.
Apa ada kemungkinan mereka bertemu lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 9

Dirumah Lintang terus marah-marah tidak karuan karena Jerri tidak pulang saat makan malam,bahkan sudah melewatkannya.Aira hanya menenangkannya tanpa bisa bicara lagi,ponselnya juga tidak bisa dihubungi,mau menghubungi Martin juga tidak punya kontaknya.

Karena lelah terus marah Lintang terlelap,Aira juga sudah kembali kedalam kamarnya,meski sebelumnya dia penasaran dengan kamar milik Jerri.

"Kemana dia?"tanya Aira

Karena sudah malam Aira juga masuk kedalam kamarnya dan dia juga terlelap.

Malam ini Martin memilih menginap dirumah Zahira daripada harus pulang,karena dia yakin Tante Lintang pasti akan langsung menceramahinya.Meski hanya beralaskan kasur kecil setidaknya malam ini bisa tidur pulas.

Safi juga memilih menginap dia tidur dikamar Jihan,mereka berdua merasa lelah hari ini setelah makan malam yang terlalu larut tadi mereka juga langsung tertidur tanpa banyak cerita.

Dikamar Zahira masih belum tidur karena Jerri benar-benar jahil,dia beberapa kali meminta Zahira untuk melepas hijabnya namun Zahira menolak.

"Kenapa sih gak dilepas aja?"tanya Jerri

"Gak papa,sudah malam sekarang tidur dulu."jawab Zahira

"Tapi aku belum ngantuk."kata Jerri

"Tapi aku sangat lelah,jangan tambah aku lelah malam ini."kata Zahira

"Ya elah ditolak lagi."kata Jerri

Jerri mendekat dan memeluk Zahira,mencoba memejamkan matanya namun ternyata sangat sulit,akhirnya dia meraih ponsel dan menghidupkan setelah seharian ini ponselnya mati.

Ada beberapa pesan dari Papa yang mengatakan jika kamu bahagia diluar maka cari sampai dapat jangan perdulikan lagi omongan Mama.Jerri membalas dengan emoticon senyum dan mengucapkan terimakasih karena Papa sudah mendukungnya.

Bosan dengan ponselnya Jerri mencoba menggoda Zahira yang sudah terlelap,mengelus wajah mulusnya,karena tidak ada respon dari Zahira membuat Jerri tertidur.

Zahira terbangun karena merasakan beban ditubuhnya,tubuh mungilnya harus ditimpa tangan dan kaki Jerri.Pelan-pelan Zahira menyingkirkan tangan dan kaki Jerri,dia bangkit perlahan menuju kamar mandi.Setelah berganti baju dengan yang lebih nyaman,Zahira kembali keluar dan melihat Jerri bangun sedang meneguk minuman.

"Ehem."Jerri berdehem.

"Apa?"tanya Zahira

"Kenapa gak dari tadi lepasnya?"tanya Jerri

"Aku belum yakin tadi."jawab Zahira sambil menarik selimut

"Eh,jangan tidur dulu."kata Jerri

"Terus mau ngapain?"tanya Zahira

"Kamu jangan pura-pura tidak tahu."jawab Jerri berbisik ditelinga Zahira

Zahira membuka lagi selimutnya,dia menatap Jerri dan mendekatkan wajahnya lebih dekat lagi.Jerri meraih wajah Zahira,mengusapnya dengan lembut,melihat Zahira masih takut kerana memejamkan mata,Jerri hanya mencium pipi dan kembali menyelimutinya.

"Tidurlah."kata Jerri

Zahira membenamkan kepalanya didada Jerri,membuat Jerri sendiri tidak bisa menahannya namun dia hanya berusaha memejamkan mata.

****

Pagi hari saat sarapan Jerri keluar terakhir setelah semua berkumpul,hari ini dia berencana pulang mengambil baju karena akan tinggal dirumah Zahira untuk sementara.

"Ehem,ada yang telat bangun."kata Jihan membuka obrolan

"Ra,aku mau pinjam baju soalnya mau langsung kekantor."kata Safi

"Ah iya ayo."ajak Zahira

Zahira yang baru keluar kembali masuk kedalam kamar,mengambil beberapa lembar baju dan memberikan kepada Safi.Safi sendiri memilih baju yang akan dipinjam.

"Ini aja Ra."kata Safi

Safi keluar lebih dulu namun sebelumnya dia melirik kearah ranjang dan melihat sedikit berantakan bahkan ada satu bantal terjatuh.

Safi berjalan lagi keluar kamar menuju kamar Jihan,dia berganti baju karena mau langsung pergi kekantor pagi ini.

"Saf,kita naik motor apa taxi?"tanya Martin

"Apa Pak?"tanya Safi

"Aku bareng kamu,pakai motor Zahira apa taxi?"tanya Martin lagi

"Taxi aja Pak,mana tahu motornya mau dipakai sama Zahira."jawab Safi

"Nih pakai kekantor."kata Jerri menyerahkan kunci mobilnya kepada Martin

"Makasih Bos."kata Martin

Setelah sarapan Martin dan Safi pamit,Ayah Zahira sudah berangkat lebih dahulu karena harus apel pagi bersama dewan guru.Jihan membereskan piring karena Bunda sedang mengambil barang dipasar.

"Ra,kamu siap ketemu sama Mama dan Papa aku?"tanya Jerri saat Zahira membersihkan meja

"Siap gak siap."jawab Zahira

"Kalau gak siap gak usah dulu,yang pasti Papa mendukung banget."kata Jerri

"Bagaimana kalau Mama tetap memaksa kamu untuk tetap menikahinya."kata Zahira

"Ra,aku sudah suka sama kamu dari dulu,hanya saja pasti terhalang restu dari Ayah waktu,apa usahaku juga akan sia-sia."kata Jerri

Tanpa sadar Jerri mencium bibir Zahira disaat Jihan lewat karena mau kewarung,dengan sengaja kakinya menyandung meja dan dia berteriak.

"Aaauu,kakiku kesandung meja."kata Jihan mengelus kaki dan berjalan dengan pincang menuju warung.

Zahira beranjak meninggalkan Jerri yang tersenyum karena ulah adik iparnya yang sudah bertingkah konyol hanya karena melihat Kakaknya dicium.

"Ting."sebuah pesan terdengar dari ponsel Jerri,dia memeriksa dan membalasnya.

"Ra."panggil Jerri

"Ada apa?"tanya Zahira

"Bisa pergi sekarang?"tanya Jerri

"Bisa."jawab Zahira

Jerri memesan taxi online dan memakai setelan jas yang masih sama dari kemarin,hanya dalaman saja yang beda,dia memakai kaos oblong milik Zahira.

Karena Bunda belum pulang Jerri dan Zahira hanya pamit kepada Jihan,sambil mengerjakan tugasnya Jihan kembali menjaga warung saat sebuah taxi membawa sepasang suami istri keluar dari area rumah Zahira.

Rumah Jerri tidak jauh dari rumah Zahira bedanya hanya kawasannya,Jerri tinggal dikawasan Elit dimana ada tempat parkir khusus untuk kendaraan air.

"Santai saja gak usah grogi."kata Jerri menggenggam tangan Zahira

"Enggak."kata Zahira

Taxi berhenti didepan rumah paling ujung,meski besar dan ukurannya sama namun yang membedakan adalah model dan juga tanaman yang banyak bergantungan disetiap ujung dan pinggir.

"Mama senang berkebun ya?"tanya Zahira

"Iya,katanya untuk menghilangkan suntuk."jawab Jerri

Setelah membayar ongkos Jerri membuka pintu dan keluar dia mengandeng tangan Zahira mengajaknya masuk kedalam rumah,Jerri tersenyum melihat mobil sport miliknya sudah kembali.

"Papa."panggil Jerri

Terlihat laki-laki paruh baya keluar dengan senyum diwajahnya,Zahira juga tersenyum karena dia mengenalnya,beliau adalah Papa Jerri dan juga mantan CEO diperusahaannya sebelum Jerri menjabat.

"Presdir,ternyata benar anda?"tanya Zahira

"Jerri kamu memang tidak salah pilih."kata Papa Jerri menepuk punggungnya

"Mama mana?"tanya Jerri

"Masuklah."kata Papa

Jerri masuk sementara Papa masih berbincang dengan Zahira,banyak sekali yang mereka berdua obrolkan,tentang kerjaan tentang Jerri dan perusahaan yang sedang berkembang.

"Mama."panggil.Jerri

Lintang sedang menyirami bunga kesayangannya sendiri,meski mendengar anak tunggalnya memanggil tidak serta merta dia meninggalkan hobinya.

"Mama sayang."panggil Jerri sambil memeluk dari belakang

"Ngapain kamu pulang?"tanya Mama

"Ya kangen Mama."jawab Jerri

"Kamu bohong,kamu pulang pasti mau menyakiti Mama."kata Mama

"Enggak,mana ada.Justru aku bawa hadiah buat Mama."kata Jerri

"Apa itu?"tanya Mama

Jerri menarik tangan Mamanya dan mengajaknya menuju keteras,disana Mama melihat Papa sedang berbincang akrab dengan gadis cantik berhijab

"Zahira,kenalin ini Mama."kata Jerri

"Mama,saya Zahira."kata Zahira sambil menyalami Mama Jerri

"Mama?kamu siapa?"tanya Mama Jerri

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!