Anak dibawah umur dilarang mampir🙅
Harap bijak dalam membaca👍
Slow update 🙏
Silahkan mampir juga ke novel pertama Cimai, klik profil Cimai yaaa😍
"Menikah Dengan Adik Sahabatku"
------
Belum ada dalam pikiran Dira untuk segera mengakhiri masa sendirinya, ia masih trauma pasca ditinggalkan oleh suami yang teramat ia cintai pergi untuk selamanya dan disusul satu-satunya superhero yang selalu berada disisinya, yaitu Ibu.
Meskipun pada kenyataannya sosok pria yang selama ini selalu memperlakukan Dira dengan lembut, ternyata diujung usianya menunjukkan sebuah kenyataan yang teramat pahit, sehingga menyisakan luka dan trauma yang teramat mendalam bagi Dira.
Dira masih tetap mencintainya.
Disisi lain, putra sulung dari pemilik Raymond Group mengalami kegagalannya dalam berumahtangga.
Setelah berhasil dari masa keterpurukannya dan memilih tinggal diluar negeri, akhirnya ia kembali ke tanah air dan menggantikan posisi ayahnya, Erick Raymond.
Awal pertemuan yang tidak sengaja anta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cimai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 14 : Tuan, Eh Suamiku
^^^(Jangan lupa mampir juga ke novel pertama Cimai ya.. "Menikah Dengan Adik Sahabatku" )^^^
^^^Terimakasih....^^^
...°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°...
''Apa Tuan baik-baik saja?'' tanya Jimmy.
''Iya.'' jawab Edgar singkat.
''Tapi, sejak tadi saya perhatikan anda seperti sedang gelisah..'' selidik Jimmy.
''Sok tau kau! sudah sana lanjutkan pekerjaanmu, aku mau menenangkan otakku.''
''Saya akan pergi jika anda benar-benar baik-baik saja, Tuan.'' ujar Jimmy.
Edgar menaikkan tatapannya.
''Aku baik-baik saja, aku hanya kurang tidur saja, tidak perlu khawatir.''
''Baik, Tuan.'' jawab Jimmy lalu beranjak meninggalkan Edgar.
Apa yang dikatakan Edgar kepada Jimmy memang benar adanya, dirinya memang belum tidur sejak tadi malam, bahkan rasa kantuknya tertutup oleh pikiran-pikiran yang bermacam-macam. Terlebih lagi saat ia berhadapan dengan Dira, ia merasa otaknya menjadi kotor, untung saja ia masih bisa menahan dan mengendalikannya.
''Lagi ngapain ya dia?'' pikir Edgar.
Namun, sesaat kemudian ia langsung berusaha menetralkan pikirannya yang tiba-tiba terlintas sosok Dira.
''Nggak mungkin kan ini cinta? ah nggak mungkin!!''
Edgar berusaha menyangkal batinnya sendiri.
''Memang iya aku yang memilihnya untuk menjadi istriku, tapi, itu hanya untuk memenuhi kebawelan mami yang tak kunjung selesai.'' gerutu Edgar.
Bayangan maminya saat sedang mendesaknya untuk segera menikah lagi terlintas dalam benak Edgar.
''Dasar mami..'' umpat Edgar.
Sementara dirumah, Dira masih berusaha memperkenalkan diri dengan para pekerja dirumah Edgar. Awalnya sangat malu dan bingung bagaimana mengawalinya.
''Ada yang bisa saya bantu Mbak?'' tegur Dira mengawali pendekatannya.
''Eh Non, lebih baik Nona duduk saja, nanti jika tuan muda tau istrinya bekerja, kami yang kena marah..'' pekerja itu melarang Dira bukan tanpa alasan.
Dira terkesiap.
''Memangnya dia peduli???'' batin Dira.
Namun, Dira berusaha untuk selalu tersenyum.
''Tidak mungkin marah kok Mbak.'' jawab Dira.
''Boleh ya saya bantu, sekedarnya aja deh..'' ujar Dira memaksa.
Karena melihat Dira tidak menyerah, akhirnya pekerja tersebut mengalah dan berbagi tugas dengan Dira.
Olahan masakan untuk makan malam sudah siap, Dira izin untuk membersihkan badan karena memperkirakan Edgar akan segera pulang.
Sesuai dengan perkiraannya, Edgar datang saat dirinya sudah selesai dan berganti pakaian bersih. Ia sedikit melangkah dengan cepat ke bawah untuk menyambut suaminya yang baru datang.
Melihat Dira menyambutnya, tiba-tiba bibir Edgar tersenyum, tanpa disadari Dira juga membalas senyuman itu. Namun, seketika mereka bersikap biasa saja.
''Hah?''
Edgar menatap bingung melihat Dira menengadahkan tangan.
''Kau mau minta apa? itu tas sudah ditanganmu?'' tanya Edgar.
''Salim, Tuan, eh suamiku..'' bisik Dira.
''Ohh ya ampun bod*h banget Edgaarrr!!'' batin Edgar merutuki dirinya sendiri.
Dira mencium tangan suaminya seperti layaknya pasangan suami istri yang normal pada umumnya. Hal itu membuat Edgar terasa sesak di dada, gemuruh rasa yang sangat sulit dijelaskan.
''Ehm, aku mau mandi.'' tutur Edgar.
''Silahkan, Tuan..'' jawab Dira.
Sembari menunggu Edgar selesai, Dira melongok balkon kamar Edgar. Ia benar-benar kagum dengan pemandangan yang bagus karena terdapat sebuah kolam renang yang minimalis. Tapi, terlihat sangat cocok untuk memenangkan diri dari segala kepenatan yang ada.
''Waahh keren juga tuan Edgar..'' gumamnya.
Dira hanya melongok dari celah jendela, ia belum memiliki keberanian untuk keluar kesana.
''Apa yang kau lakukan disana?!''
''HAH!! HUH HUH...'' lagi-lagi teguran dari Edgar membuat Dira terkejut.
''Saya tidak ngapa-ngapain, Tuan. Saya hanya ingin melihat pemandangan diluar yang bagus.'' jawab Dira.
''Ohh..'' jawab Edgar lalu menyisir rambutnya yang sedikit basah karena sisa keramas.
''Dih! jawab oh doang banget nggak tuuhhh..'' protes Dira dalam hati, karena jika secara langsung nyalinya belum sanggup.
''Sini kau.. aku akan memperkenalkanmu dengan keluargaku.'' ungkap Edgar.
''APA??!!'' seru Dira.
''Emmmm maksudku apa itu tidak terlalu cepat, Tuan? emmm aku masih bingung harus menjawab bagaimana jika tuan Erick dan nyonya bertanya-tanya terlalu jauh..''.ungkap Dira.
''Kau tenang saja, ini hanya untuk ajang pengenalan saja dan memberikan kabar kepada mereka bahwa aku sudah menikah..'' tutur Edgar.
Gak berusaha ikhlas toh Edgar jga memperlakukan dia lembut ko, gak grasak-grusuk mementingkan napsunya sendiri,,,