NovelToon NovelToon
Dia Datang Dari Langit

Dia Datang Dari Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Duniahiburan / Romansa Fantasi / Beda Usia / Cinta Beda Dunia / Identitas Tersembunyi
Popularitas:387
Nilai: 5
Nama Author: MZI

Sinopsis "Alien Dari Langit"

Zack adalah makhluk luar angkasa yang telah hidup selama ratusan tahun. Ia telah berkali-kali mengganti identitasnya untuk beradaptasi dengan dunia manusia. Kini, ia menjalani kehidupan sebagai seorang dokter muda berbakat berusia 28 tahun di sebuah rumah sakit ternama.

Namun, kehidupannya yang tenang berubah ketika ia bertemu dengan seorang pasien—seorang gadis kelas 3 SMA yang ceria dan penuh rasa ingin tahu. Gadis itu, yang awalnya hanya pasien biasa, mulai tertarik pada Zack. Dengan caranya sendiri, ia berusaha mendekati dokter misterius itu, tanpa mengetahui rahasia besar yang tersembunyi di balik sosok pria tampan tersebut.

Sementara itu, Zack mulai merasakan sesuatu yang belum pernah ia alami sebelumnya—ketertarikan yang berbeda terhadap manusia. Di antara batas identitasnya sebagai makhluk luar angkasa dan kehidupan fana di bumi, Zack dihadapkan pada pilihan sulit: tetap menjalani perannya sebagai manusia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10: Ayah Elly Datang

Pemberitahuan yang Mengejutkan

Elly tengah sibuk di ruang medis rumah sakit ketika ponselnya berbunyi, memunculkan pesan yang membuatnya langsung terperanjat. Dari ibu, dan diikuti oleh pesan ayahnya yang lebih singkat namun tegas.

"Elly, kamu sering tidak hadir di sekolah. Ibu dan Ayah baru mendapat pemberitahuan dari pihak sekolah. Ayah akan datang ke rumah sakit untuk bicara denganmu."

Pesan itu membuat Elly merinding. Sejak beberapa waktu terakhir, ia memang sering bolos untuk membantu di rumah sakit dan mengganggu Zack. Tapi ia tidak pernah berpikir bahwa orang tuanya akan mengetahui hal ini. Elly langsung panik, dan meskipun ia berusaha tenang, rasa cemas merayap naik ke tenggorokannya. Ia tahu, ini bukan masalah sepele.

Dengan cepat, ia membalas pesan itu.

"Ayah, aku minta maaf. Aku akan jelaskan nanti."

Namun, di balik perasaan cemas itu, Elly merasa kesal. Ia merasa seperti terjebak dalam situasi antara tanggung jawab sekolah dan kesenangannya berada di rumah sakit. Belum lagi, perang kecil yang selalu ia lakukan dengan Zack, sang dokter ahli yang selalu menjadikannya sasaran.

---

Pak Arif Tiba di Rumah Sakit

Beberapa saat setelah pesan itu, Elly keluar dari ruang medis dan berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Ketegangan mulai terasa di dalam dirinya, dan langkahnya terasa lebih berat. Saat ia melihat sosok yang sudah dikenal dengan jelas, ia merasa darahnya langsung terhenti.

Pak Arif, ayahnya, berdiri di ujung lorong. Dengan pakaian rapi, wajah serius, dan ekspresi penuh tanggung jawab, Pak Arif mendekatinya. Meski pria itu terlihat begitu kalem dan sabar, Elly tahu kali ini akan berbeda. Tidak ada senyuman manis yang bisa menenangkan hatinya seperti biasa.

"Elly, kamu sudah mendengar tentang pemberitahuan dari sekolah?" tanya Pak Arif, nada suaranya lebih datar dan tidak seperti biasanya.

Elly menunduk sedikit. "Iya, Ayah… aku tahu. Maafkan aku. Aku terlalu banyak bolos karena magang di sini, jadi kadang lupa sekolah."

Pak Arif menghela napas panjang, jelas terlihat kecewa. "Kamu sudah kelas 3 SMA, Elly. Ini bukan waktunya untuk main-main. Sekolah adalah prioritas utamamu sekarang."

Elly merasa bersalah, dan meskipun ia ingin berbicara lebih lanjut, ia tahu tak ada banyak alasan yang bisa ia beri untuk membela diri. "Aku akan lebih fokus, Ayah. Aku janji," jawabnya, merasa terperangkap antara tanggung jawab sekolah dan kesenangannya berada di rumah sakit.

---

Zack Mengamati dari Jauh

Di sudut lain, Zack yang sedang berjalan melewati lorong rumah sakit, melihat kejadian itu. Sebagai seorang dokter yang dihormati di rumah sakit, ia sering berada di tempat-tempat yang ramai, dan kebetulan, ia melihat Elly sedang berbicara dengan ayahnya.

Zack memandang dengan senyum tipis, menikmati ketegangan yang terlihat di wajah Elly. Meski usianya lebih tua 11 tahun dibandingkan Elly, ia sudah terbiasa dengan lingkungan medis yang keras dan penuh tantangan. Namun, melihat Elly—gadis yang selalu mengganggunya—sekarang berada dalam situasi yang tak mengenakkan, rasanya memberinya rasa puas yang tak terduga.

Dengan langkah santai, Zack mendekati mereka. "Ada apa ini, Pak Arif?" tanyanya dengan nada tenang dan penuh wibawa. Zack memang dihormati oleh hampir semua orang di rumah sakit ini, termasuk Pak Arif yang tahu persis kemampuan dan integritasnya.

Pak Arif menoleh, sedikit terkejut melihat Zack datang mendekat, tapi tetap memberikan senyuman yang seakan melegakan Elly. "Ah, Zack. Baru saja berbicara dengan Elly mengenai sekolahnya. Sepertinya ada masalah karena dia sering bolos. Sekarang aku harus membawanya pulang untuk membereskan masalah ini."

Zack mengangguk dengan sikap yang penuh penghormatan. "Memang seharusnya begitu. Elly harus bisa lebih bertanggung jawab."

Elly yang merasa semakin tertekan, menatap Zack dengan tatapan tajam. "Kamu jangan senang dulu, Zack. Aku tidak butuh ceramah dari kamu!"

Zack menyeringai sedikit, jelas merasa senang melihat Elly yang biasanya suka mengganggunya, sekarang harus menerima kenyataan. "Aku tidak menghakimi, Elly. Tapi mungkin sekarang kamu bisa belajar untuk lebih fokus, kan? Setelah ini, jangan lupa untuk kembali ke sekolah," kata Zack dengan nada yang sangat tenang, bahkan sedikit memprovokasi.

Pak Arif menatap mereka berdua sejenak, merasa sedikit tidak nyaman dengan pertengkaran ini. "Zack, Elly, harap berhati-hati. Ini bukan waktu untuk bermain-main. Elly, kalau kamu tidak bisa menyeimbangkan semuanya, kamu harus membuat pilihan yang lebih bijak."

Elly menunduk. "Iya, Ayah. Aku mengerti."

---

Zack Menikmati Kekacauan

Setelah percakapan itu selesai, Elly bergegas pergi, masih merasakan beratnya perasaan malu dan cemas. Namun, Zack hanya berdiri di tempat, menikmati momen tersebut.

Zack selalu merasa puas melihat Elly yang kerap mengganggunya, kini harus menghadapi kenyataan akibat kebiasaannya yang sering mengganggu orang lain. "Gadis kecil itu benar-benar tidak bisa berhenti menggangguku, tapi ini… ini baru menarik," gumamnya pada dirinya sendiri dengan senyum puas.

---

Perbincangan Pak Arif dan Zack

Sementara Elly pergi, Pak Arif yang masih berada di tempat bersama Zack, akhirnya mengalihkan pembicaraan. "Zack, aku tahu kamu profesional. Tapi aku berharap kamu tidak terlalu sering menguji kesabaran Elly. Dia masih muda dan butuh bimbingan."

Zack mengangguk, wajahnya serius. "Aku mengerti, Pak Arif. Tapi Elly sering kali melanggar batas, dan aku rasa sedikit tantangan tidak akan menyakitinya. Tentu saja, aku akan menjaga agar tidak melewati garis."

Pak Arif melihatnya dengan tatapan tajam. "Baiklah, Zack. Tapi ingat, Elly harus belajar dari pengalamannya, dan aku tidak ingin ia terlalu terfokus pada hal-hal lain selain sekolah. Ini masalah yang lebih besar dari sekadar mengganggu seseorang."

Zack menatap Pak Arif dengan penghormatan. "Tentu, Pak Arif. Aku akan berhati-hati."

---

Perasaan Elly

Di luar rumah sakit, Elly merasakan perasaan campur aduk. Ia tahu bahwa ayahnya berhak marah, dan ia memang harus lebih memperhatikan sekolah. Namun, ia juga merasa tidak adil, karena meskipun ia sering mengganggu Zack, ia juga merasa sangat tertarik dengan dunia medis. Belum lagi, ia harus menghadapi kenyataan bahwa Zack yang lebih tua darinya, yang sering mengabaikannya, merasa puas melihatnya dalam masalah.

Elly menghela napas panjang. "Ini baru awal, Zack," gumamnya dengan tekad yang baru. "Aku tidak akan menyerah begitu saja."

Tentu saja, perang kecil di antara mereka belum berakhir.

---

Elly Kembali ke Sekolah

Setelah beberapa minggu yang penuh tekanan dan perasaan terjepit antara dunia medis dan kewajibannya sebagai pelajar, Elly akhirnya memutuskan untuk fokus sepenuhnya pada sekolah. Ia menyadari bahwa ia harus menyelesaikan pendidikannya dengan baik agar bisa melanjutkan cita-citanya di dunia medis di masa depan. Ayahnya, Pak Arif, senang melihat perubahan ini dan mendukung penuh keputusan Elly untuk mengutamakan sekolah.

Elly mulai lebih disiplin dalam mengatur waktu. Setiap hari, ia memastikan untuk menghadiri semua kelas dan mengerjakan tugas tepat waktu. Meski masih memiliki hasrat untuk belajar lebih banyak tentang dunia medis, ia tahu bahwa itu bukan alasan untuk mengabaikan pendidikannya.

Di sekolah, Elly mulai mendapat kembali perhatian dari teman-temannya. Mereka menyadari perubahan pada diri Elly yang kini lebih serius dan fokus pada pelajaran. Bahkan, ia mulai menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam nilai-nilainya.

---

Zack dan Pekerjaannya

Sementara itu, di rumah sakit, Zack kembali fokus pada pekerjaannya sebagai dokter. Setelah beberapa kali berinteraksi dengan Elly, ia menyadari bahwa meskipun gadis muda itu mengganggunya, ia juga memiliki potensi yang besar. Zack tidak lagi terlalu memperhatikan kehadiran Elly di rumah sakit, karena ia tahu bahwa Elly sedang berusaha menyeimbangkan antara dunia medis dan sekolah. Zack pun melanjutkan hidupnya seperti biasa, memberikan perawatan terbaik untuk pasien-pasiennya dan tetap menjaga reputasinya sebagai dokter yang dihormati.

Zack juga menyadari bahwa ia tidak bisa terus menerus terlibat dalam "perang kecil" dengan Elly. Ia mulai lebih fokus pada pekerjaannya, tanpa terlalu memikirkan Elly atau mengganggunya. Ia tahu, dunia medis membutuhkan perhatian dan dedikasi, dan itulah yang ia lakukan setiap hari.

---

Perubahan dalam Diri Elly

Beberapa bulan kemudian, Elly semakin nyaman dengan rutinitas barunya. Meskipun kadang ia merasa rindu dengan suasana rumah sakit, ia tahu bahwa waktu untuk magang akan datang, dan ia akan siap untuk kembali ke sana dengan lebih matang dan siap menghadapi tantangan baru.

Ia merasa bangga dengan dirinya sendiri karena berhasil menyeimbangkan antara kewajibannya sebagai pelajar dan minatnya pada dunia medis. Nilai-nilainya membaik, dan ia merasa lebih percaya diri dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Di sekolah, Elly mulai bergaul lebih banyak dengan teman-temannya. Ia tidak lagi terlalu terbebani dengan rasa cemas atau khawatir tentang ketidakhadirannya di kelas. Keputusan untuk fokus pada sekolah memberi banyak manfaat bagi kehidupannya.

---

Saling Menghormati

Suatu hari, Elly bertemu dengan Zack secara kebetulan di rumah sakit. Elly sedang berkunjung untuk menemui salah satu dokter senior yang ia kenal, dan Zack kebetulan sedang melintas. Mereka bertatap muka sejenak, dan untuk pertama kalinya, Elly merasa tidak ada ketegangan di antara mereka.

Zack, yang kini lebih fokus pada pekerjaannya, hanya tersenyum tipis saat melihat Elly. "Bagaimana sekolahmu, Elly?" tanyanya, dengan nada yang lebih ramah dari sebelumnya.

Elly tersenyum, merasa lebih percaya diri. "Aku sudah lebih fokus. Terima kasih atas semua pelajaran yang kamu berikan, meskipun... aku tahu kamu bukan orang yang mudah untuk diajak bergaul."

Zack mengangguk. "Terkadang memang kita perlu sedikit tantangan untuk tumbuh. Senang mendengar kamu lebih fokus sekarang. Terus jaga semangat belajarmu."

Elly merasa ada semacam penghormatan antara mereka yang sebelumnya tidak ada. Meskipun Zack masih memiliki karakter yang keras, Elly bisa merasakan bahwa mereka kini berada di titik yang lebih baik dalam hubungan mereka—lebih saling menghormati, tanpa adanya ketegangan yang biasa terjadi sebelumnya.

---

Kesimpulan Baru

Elly akhirnya bisa menyelesaikan tahun terakhir SMA-nya dengan penuh fokus dan usaha. Ia meraih nilai yang memuaskan dan mendapat penerimaan di salah satu universitas medis yang sangat diidamkannya. Di rumah sakit, ia juga mendapatkan kesempatan magang yang lebih terstruktur, di mana ia bisa belajar lebih dalam lagi mengenai dunia medis.

Zack, meskipun tetap menjadi dokter yang serius dan berdedikasi, melihat perjalanan Elly dari jauh dengan rasa bangga. Ia tahu, Elly akan menjadi profesional yang luar biasa suatu hari nanti.

Di akhir perjalanan mereka, Elly menyadari bahwa hidup bukan hanya tentang mengejar impian dengan cara yang cepat dan tanpa perhitungan. Kadang, kita harus belajar untuk mengatur prioritas dan menjalani prosesnya dengan sabar.

Elly dan Zack, meskipun tidak lagi terlibat dalam konflik, masing-masing tahu bahwa mereka memiliki jalan hidup yang berbeda, namun saling menghormati. Mungkin perang kecil mereka sudah berakhir, tapi perjalanan masing-masing baru saja dimulai.

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!