"Mas, aku hamil." ujar Bella menemui laki-laki berperawakan tampan itu di kantornya. Laki-laki yang malam itu menghabiskan waktu bersama Bella.
"Hamil? yakin itu anak saya?" tanyanya dengan sinis sambil menatap Bella dengan tajam.
"Iya Mas, ini anak kamu." jawab Bella apa adanya.
"Bagaimana bisa saya percaya itu anak saya, sedangkan di malam itu kamu saja tidak berdarah sama sekali!!" ujarnya tanpa perasaan.
DEG...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19
SALAH KAMAR MEMBAWA BAYI
19
Bella sampai di rumah habis maghrib Karena pekerjaannya yang terlalu banyak sehingga membuatnya cukup kewalahan menyelesaikan pekerjaan.
"Abang kapan sampai di rumah?" tanya Bella saat melihat laki-laki berperawakan tampan itu tengah duduk di ruang tamu. Tak segan-segan Bella memeluk tubuh atletis laki-laki yang dipanggilnya Abang tersebut, kakak laki-lakinya yang sudah 10 tahun lebih ini tidak pernah ketemu.
"Tadi siang Dek, kamu apa kabar?" balas laki-laki yang yang bernama lengkap Abizar Khanza itu sambil membalas pelukan adik perempuannya.
"Alhamdulillah aku sehat Bang, maaf aku sampai lupa nanyain kabar Abang. Bagaimana kabar Abang?" tanya Bella setelah melepas pelukannya dari kakak laki-lakinya itu.
"Seperti yang kamu lihat, abang sehat." jawabnya singkat tidak lupa menampilkan senyum manis miliknya.
"Yasudah, nanti kita ngobrol-ngobrol lagi Bang, aku mau mandi dulu gerah banget ini." ujar Bella mendapat anggukan dari Abizar.
Bella bergegas menuju kamarnya karena badannya sudah terasa begitu lengket. Bayangkan saja sedari pagi dia sibuk bekerja di toko ayahnya belum lagi di tempatnya sendiri yang lebih menguras tenaga dan pikiran.
Sekitar habis sholat isa, Bella menuju ruang tamu dimana Ayah, Ibu, Abizar dan juga sepasang bocah kecil tengah bermain tak jauh dari sofa yang diduduki para dewasa. Bocah perempuan yang diyakini Bella itu anak abangnya alias keponakannya sendiri. Meksipun baru kali ini Bella melihat gadis kecil itu tapi wajahnya sudah menjelaskan siapa gadis kecil tersebut.
"Kenapa baru sekarang kamu ingat rumah Zar?" Bella yang baru saja duduk langsung menatap ayahnya lalu kepada Abizar karena, dirinya juga ingin tahu jawaban apa yang akan diberikan kepada mereka semua oleh Abizar.
"Bahkan semenjak menikah pun tak sekalipun kamu datang berkunjung melihat keadaan kami sebagai orang-tua kamu. Ayah kadang heran dengan kamu yang seketika berubah drastis setelah menikah. Padahal sebelum menikah kami selalu memberikan nasehat kepada kamu." Tak ada satupun kata yang keluar dari mulut Abizar. Bahkan mulut laki-laki itu tampak terkunci rapat.
Bisa Bella lihat mata kakak laki-lakinya itu sudah memerah mungkin saja karena menahan tangis.
"Sudah beberapa kali juga Ayah meminta kamu pulang bahkan jika kamu tidak ada uang Ayah akan memberikan ongkos pulang ke rumah tapi, begitu banyak alasan yang kamu berikan. Tidak adakah rasa rindu yang kamu rasakan untuk Ayah dan ibumu ini, Zar?"
Tatapan sedih itu dapat Bella rasakan juga. Siapa orang tua yang nggak akan rindu dengan anaknya, anak yang sedari lahir dibesarkan dengan kasih sayang. Namum, ketika dewasa dan berumah tangga seakan lupa dengan keberadaan orangtuanya.
"Maaf kan aku, Yah, Bu," Dengan suara bergetar menahan tangis Abizar angkat bicara. Jujur saja ada rasa sesak yang dia rasakan kala Riyan mengatakan kata-kata itu kepadanya. Tak terbayangkan olehnya jika suatu saat anaknya yang melakukan hal yang sama seperti dirinya lakukan kepada ayah ibunya. Pastilah sakit dan rindu mendalam akan ia rasakan.
"Maafkan aku yang sudah membuat kesalahan dengan tak mengunjungi ayah dan ibu dalam waktu puluhan tahun ini. Maafkan aku yang membuat Ayah Ibu memendam rindu dan sedih karena diriku." Tak dapat Abizar bendung air matanya yang sedari tadi berusaha dia tahan kini meluncur deras di sela-sela bulu halus di pipinya.
"Maafkan atas perubahan yang terjadi dalam diriku puluhan tahun ini Yah, Bu. Maafkan aku, aku mengaku salah karena menjadi anak durhaka." Dengan teriak-isak Abizar berbicara.
"Sudahlah Yah, kita tidak perlu lagi membahas hal ini. Yang terpenting sekarang Abizar sudah pulang ke rumah. Mari kita lupakan waktu puluhan tahun ini dan kita tata hidup baru lagi." ujar Meska.
"Emm, tapi aku penasaran kenapa Abang bisa bercerai dengan istri Abang dan bahkan Abang membawa putri Abang ikut serta kesini?" tanya Bella yang sedari tadi memikirkan itu.
TBC