Seorang gadis Pustakawan yang merupakan seorang kutu buku harus menerima kenyataan bahwa ia tewas saat ia menamatkan novel kesukaannya berjudul "Moonira".
Namun bukannya menuju akhirat, gadis itu justru masuk ke dunia novel kesayangannya dan ditunjuk sebagai calon Helena yang menyalurkan berkat dari dewi Selene kepada kerajaan Welf. Disana ia ditemukan oleh seorang Adipati kerajaan Welf yang merupakan high Elf.
Bagaimana kisah gadis itu di dunia Moonira? Apakah gadis itu berhasil menjadi seorang Helena dan bagaimana kisah cinta gadis itu dengan sosok Adipati yang terkenal sebagai dewa kematian di dalam peperangan? Apakah cinta mereka bersatu atau justru kandas di tengah jalan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arthystrawberry23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
XXI Kehangatan Dalam Damai.
Kini Roselina berada di gedung pusat Alkemis bersama dengan Aaron dan di dampingi oleh Lyra.
Roselina tidak habis-habisnya merasa takjub melihat keindahan dan rasa fantasi yang memukau dari desain gedung pusat Alkemis.
Banyak elf dan high elf berlalu lalang, gedung ini dipenuhi oleh banyak ruang penelitian yang terbagi menjadi beberapa kategori berdasarkan jenis penelitian.
Selain itu di gedung pusat Alkemis terbagi menjadi dua bangunan, yaitu bangunan penelitian dan juga bangunan Akademi Alkemis.
Pakaian yang digunakan oleh para elf dan high elf sangat otentik. Dress polos berwarna coklat muda digunakan oleh elf dan high elf wanita, detail simbol pusat alkemis di kota Orion di bagian dada kanan pada dress dan lambang kerajaan Welf pada bagian dada kiri.
Jika elf atau high elf alkemis yang berada di bangunan penelitian terdapat simbol bulan sabit berwarna putih, sedangkan jika para elf dan high elf alkemis yang berada di gedung akademi terdapat simbol bulan sabit abu-bau di lengan kanan pakaian mereka.
Bagi elf atau high elf pria mengenakan celana kain polos berwarna coklat dan kemeja berwarna coklat muda dengan rompi coklat tua yang melekat pas di badan mereka.
Tidak lupa setiap elf atau high elf yang berada di gedung pusat alkemis mengenakan jubah dengan tudung kepala berukuran besar yang mampu menutupi bagian atas wajah mereka.
Lyra dengan penuh semangat mengajak Roselina berkeliling dan tak lupa menjelaskan beberapa hal penting mengenai sihir alkimia dan kegiatan yang dilakukan dalam gedung pusat alkemis kota Orion.
Tak lupa juga Lyra menjelaskan tugas, pekerjaan, dan tanggung jawab setiap devisi yang telah terbagi secara matang kepada Roselina.
"Oh iya, tadi nona Lyra bilang kalau yang bertanggung jawab memimpin gedung pusat Alkemis adalah mendiang tuan Albert, lalu siapa yang menggantikan posisi tuan Albert?" Tanya Roselina yang kini tengah berjalan bersama dengan Aaron dan nona Lyra menuju ruang pribadi milik mendiang tuan Albert.
"Tentu saja aku." Lyra menghentikan langkahnya dan tersenyum lebar kearah Roselina dan jarinya menunjuk dirinya.
Roselina mengangguk paham dan mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka. Setelah berjalan cukup jauh melewati taman dan hutan yang luas namun masih berada di komplek gedung pusat Alkemis, akhirnya Roselina tiba di ruang pribadi milik tuan Albert.
Ruang pribadi milik tuan Albert terlihat seperti bayangan Roselina, hanya sebuah rumah kecil sederhana yang memiliki 3 ruangan dan satu kamar mandi.
Ruangan itu terdiri dari ruang penelitian, ruang perpustakaan, dan dapur. Di ruang penelitian dipenuhi oleh alat dan bahan penelitian milik tuan Albert, disana juga Roselina bisa melihat sebuah ranjang ukuran sedang yang Roselina duga adalah tempat peristirahatan tuan Albert.
Lalu Roselina berjalan menuju ruang dapur yang terlihat seperti dapur biasa, dan yang paling membuat Roselina takjub adalah ruang perpustakaan tuan Albert yang berisi buku-buku karya tuan Albert yang membahas mengenai hasil penelitiannya.
Roselina mengambil salah satu buku di rak buku dan membaca isi di dalamnya, Roselina membacanya dengan cepat dan kedua alinya berkerut ketika mengetahui dan memahami isi dalam buku itu.
Tanpa Roselina sadari rasa penasarannya membuatnya mulai duduk di sofa yang ada di dekatnya dan mulai membaca dengan sangat fokus.
Melihat bahwa Roselina tampak fokus membaca buku, Lyra menoleh kearah Aaron dan memohon pamit untuk kembali ke ruangannya dan melakukan pekerjaannya.
"Nona apa anda ingin dibuatkan sesuatu?" Tanya Aaron inisiatif untuk membuatkan cemilan untuk menemani Roselina menjalankan aktivitasnya.
"Bawa saja apa yang bisa kamu bawa." Roselina menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang ada di tangannya.
Mendengar itu, Aaron segera pergi untuk membawakan cemilan dan membuat secangkir teh untuk Roselina.
Di sisi lain, Ernathan baru saja menyelesaikan pekerjaannya bersama dengan Sebastian, Ernathan menoleh ke jendela dan melihat langit sudah gelap.
"Apa Roselina belum balik dari gedung pusat Alkemis?" Tanya Ernathan sembari meminum tegukan terakhir tehnya.
"Belum tuan, aku sudah menghubungi Lyra, katanya nona Roselina masih ada di ruang pribadi milik mendiang tuan Albert," jawab Albert.
"Apa kau bisa mengantarku ke ruang mendiang tuan Albert? Sepertinya Roselina terlalu terlarut dalam aktivitasnya tanpa sadar waktu," pinta Ernathan.
Mendengar itu Sebastian mengiyakan permintaan Ernathan dan segera mengantarnya menuju tempat Roselina.
Setibanya di ruang perpustakaan pribadi mendiang tuan Albert, Ernathan melihat Aaron yang sedang membereskan setumpuk buku yang ada di meja depan sofa dimana Roselina duduk.
Aaron menghentikan sejenak aktivitasnya ketika ia melihat kehadiran Ernathan. Aaron menyimpan setumpuk buku yang ada di tangannya dan berjalan menghampiri Ernathan.
"Apa pekerjaanmu sudah selesai?" Tanya Aaron.
"Ya, untuk itu mari kita kembali ke ibukota, hari sudah malam, bagaimana dengan pekerjaan Roselina?" Ujar Ernathan.
Aaron menoleh sejenak kearah Roselina sebelum menjawab pertanyaan Ernathan. "Pekerjaan Roselina masih belum selesai, sepertinya Roselina masih ingin tinggal disini lebih lama," jawab Aaron.
"Baiklah, kau bisa beristirahat, untuk Roselina kau bisa serahkan padaku," jelas Ernathan.
Mendengar itu Aaron mengangguk pelan dan pamit pada Ernathan dan beranjak pergi di susul oleh Sebastian. Kini hanya Roselina dan Ernathan yang berada di ruang perpustakaan.
Ernathan berjalan menghampiri Roselina dan ia melihat Roselina tertidur pulas dengan posisi duduk di atas sofa.
Ernathan menatap sekeliling Roselina yang penuh dengan tumpukan buku, bahkan di pangkuannya terdapat buku dan juga tangannya memegang buku yang masih terbuka.
Dengan perlahan Ernathan duduk di samping Roselina, menatap cukup lama wajah damai gadis itu yang sedang tertidur.
Sedang asyik menatap wajah terlelap Roselina, secara tiba-tiba Roselina bergerak seakan mencari posisi nyaman.
Setelah melihat Roselina kembali tenang, dengan perlahan Ernathan mengambil buku yang ada di pangkuan dan tangan Roselina secara bergantian agar Roselina tidak terbangun dari tidurnya.
Ia juga dengan hati-hati membuka jubah tebal yang ia kenakan dan menggunakan jubahnya untuk menyelimuti tubuh Roselina agar tidak kedinginan.
Ernathan mendekatkan tubuhnya kearah Roselina dengan penuh hati-hati, lalu ia menyandarkan kepala Roselina ke pundaknya agar Roselina merasa nyaman dan bisa tertidur dengan lelap.
Ernathan terdiam berusaha untuk tidak bergerak agar Roselina tidak terbangun. Kepalanya menoleh kearah Roselina, menatap wajah indah Roselina tanpa mengedipkan matanya.
Lalu ia menatap ke depan dan meraih satu buku yang ada di depannya, ia membuka buku itu dan membaca isinya yang tentu saja Ernathan tidak tahu tulisan dan bahasa apa yang tertulis dalam buku itu.
"Dekomposisi, Ekstraksi, Sintesis." Ernathan menoleh ketika mendengar Roselina mengigau dalam tidurnya.
Tentu saja ia tidak tahu kata apa yang baru saja diucapkan oleh Roselina, membaca buku yang ada di tangannya saja membuat Ernathan tidak paham karena ia tidak membaca huruf yang ada dalam buku itu.
"Haa, kau membaca terlalu banyak sampai membuatmu mengigau seperti itu," bisik Ernathan sembari menghela nafas.
Roselina menggeliat dalam tidurnya, ia membalikkan tubuhnya kearah Ernathan dan tangan kirinya merangkul tubuh Ernathan.
Tubuh Ernathan menegang dan sedikit bergidik ketika ia merasakan helaan nafas Roselina yang menggelitik lehernya.
Namun Ernathan bergeming tidak menggerakkan tubuhnya sedikitpun, ia ingin membiarkan Roselina beristirahat dengan nyaman walaupun tubuh dan batinnya sedikit tidak nyaman dengan posisi Roselina yang sangat dekat dengannya.
Ernathan berusaha menenangkan dirinya, menghirup udara dalam-dalam lalu menghembuskannya berharap bahwa ia bisa sedikit lebih tenang dan membuat pikirannya jernih.
"Ernathan." Roselina kembali mengigau membuat Ernathan yang awalnya sibuk untuk menenangkan diri seketika menoleh kearah Roselina.
"Kau sibuk sekali, aku merasa kesepian." Ernathan tersenyum lalu tangan kanannya menarik pelan tubuh Roselina agar terbenam dalam pelukannya.
"Aku disini Roselina, kau tidak perlu merasa kesepian lagi," bisik Ernathan.
Tangan kanan Ernathan mengelus lembut rambut Roselina, sepanjang malam Ernathan menemani Roselina hingga matahari terbit.
To be continued...