NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Mihrab Pesantren

Takdir Cinta Mihrab Pesantren

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Nikahmuda / CEO / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:9.9k
Nilai: 5
Nama Author: Gerimis Malam

Ahmad Al Fatih Pranadipa adalah siswa SMA yang dikenal sebagai pembuat onar. Kenakalannya tak hanya meresahkan sekolah, tetapi juga keluarganya. Hingga akhirnya, kesabaran orang tuanya habis—Fatih dikirim ke pesantren untuk dididik langsung oleh seorang kyai dengan harapan ia berubah.

Namun, Fatih tetap menjadi dirinya yang dulu—bandel, pemberontak, dan tak peduli aturan. Di balik tembok pesantren, ia kembali membuat keonaran, menolak setiap aturan yang mengikatnya. Tapi hidup selalu punya cara untuk mengubah seseorang. Perlahan, tanpa ia sadari, langkahnya mulai berbeda. Ada ketenangan yang menyusup dalam hatinya, ada cahaya yang mulai membimbing jalannya.

Dan di saat ia mulai menemukan jati dirinya yang baru, hadir seorang wanita yang membuatnya merasakan sesuatu yang tak pernah ia duga—getaran yang mengubah segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gerimis Malam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Sepertinya ada kesalahpahaman." ucap Fatih kembali. "Suara itu.... Sepertinya berasal dari jam weker saya." kata Fatih kembali. Teman-teman sekamar Fatih menatap remaja yang sudah melepaskan antingnya tersebut denga tatapan nanar dan tak percaya.

"Sorry yah bro!" kata Fatih tersenyum kering. Dia harus bersikap ramah, karena bagaimanapun yang bersalah adalah dirinya sendiri.

"Mau kemana pasang alarm?" kata Hamzah tetangga ranjang Edwin.

"Mau sholat malam." jawab Fatih.

"Ohh...." jawab mereka tak sadar kemudian berjalan kembali menuju tempat tidurnya.

"APA??" pekik Hamzah membuat beberapa temannya ikut terkejut.

"Iya."

"Luh kan enggak pernah sholat. Kok tiba-tiba sholat?" Hamzah melontarkan pertanyaan karena Fatih membuatnya tersentak dengan jawaban yang dia berikan.

"Apa gua enggak boleh sholat?"

"Maaf, maaf. Sepertinya bicaraku sedikit tidak sopan." kata Hamzah mengingat kata-kata yang dia ucapkan untuk menunjuk pada Fatih. Kata eluh gua. Kata yang di larang digunakan di dalam pondok. "Maksud yang ingin saya katakan pada akhi adalah kenapa sholat? Biasanya kan tidak pernah sholat."

"Kenapa mempertanyakan tentang hal itu? Jika Rabbku menggerakkan hatiku untuk condong dalam kebaikan, sepertinya bukan hak kamu untuk mempertanyakan keinginan saya." balas Fatih dengan kata-kata cerdas, tapi terdengar tersinggung. Sebenarnya bukan maksud Hamzah ingin bertanya seperti itu mengingat Fatih tidak pernah melaksanakan sholat.

"Saya hanya merasa senang. Saya ingin mengatakan selamat datang di pondok kami dan di kamar kita bersama." kata Hamzah menyambut kedatangan Fatih, padahal sebelumnya Hamzah tak sekalipun bertegur sapa pada Fatih. Hamzah beranggapan, selama Fatih masih betah dengan sikap arogant dan pemberontaknya, Hamzah tak ingin menganggap Fatih ada di pondok pesantren tersebut.

Setelah situasi mereda karena waker yang berada mobil pemadam kebakaran, semua santri dan santriwati yang ada di pondok Al Faruq bersiap untuk melaksanakan sholat malam secara berjamaah. Beberapa santri memegang mushaf kecilnya untuk menemani mereka hingga waktu subuh.

Penghuni kamar Fatih mulai berjalan dan berbaur di barisan santri lainnya. Jalan di bagian kiri lalui oleh santri dan jalan bagian kanan di lalui oleh santriwati. Ketika melihat sosok yang baru bergabung, semua mata santri maupun santriwati tak terkecuali ustadz dan kyai mereka semua merasa tersentak dengan kehadiran Fatih. Fatih yang bertubuh tinggi dan tegap berjalan di tengah keramaian santri. Dia tak merasa bahwa saat ini dirinya sedang menjadi fokus perhatian. Fatih yang mengenakan sarung, baju Koko putih dengan di bagian kancing tengah terdapat motif garis berwarna hitam seragam dengan sarung hitam yang dia pakai saat ini, serta peci hitam yang melingkar di kepalanya. Dia terlihat sangat rapi dan menawan. Wajahnya bahkan semakin terlihat bersinar karena bekas air wudhu yang masih terlihat basah.

"Maa syaa Allah. Anak itu mulai berubah." Ucap Kyia Husain pada pengajar lainnya.

"Benar, Kyai. Semoga saja." jawab seorang ustadz yang dulu membimbing Fatih.

"Tapi... Apakah dia sudah bisa melafalkan bacaan sholat?"

"Saya tidak tahu Kyai. Saya hanya mengajarkan dan menyuruhnya menghapal bacaan demi bacaan, tapi ketika saya meminta dia untuk melafalkan. Dia selalu terdiam seperti orang bisu, ketika di tanya dia sama sekali tak pernah menjawab, kalaupun di jawab. Pasti jawabannya itu melenceng dari pertanyaan. Maafkan saya Kyai karena sudah menyerah."

"Seorang guru tidak akan pernah menghadapi siswinya dalam bentuk karakter apapun. Tapi jika kamu sudah tidak sanggup, saya sangat memaklumi. Karena tidak mudah juga menghadapi satu siswa dalam bentuk karakter seperti Fatih. Saya hanya berharap Allah memberikan hidayahnya pada seorang seperti Fatih. Ayo, mari kita masuk!" ujar Kyai Husain.

Kini mesjid sudah di penuhi dengan santri dan santriwati yang siap melaksanakan sholat malam. Di pimpin oleh seorang imam yaitu Kyai Husain sendiri, sholat malam kini telah dimulai dengan bacaan surah Al Fatihah dan di sambung dengan penggalan surah Al Baqarah. Setiap ayat yang di lafalkan kyai Husain sangat tartil dan merdu. Hampir mirip dengan suara Syekh Misyari bin Rasyid bin Gharib bin Muhammad bin Rasyid Al-'Afasi Al-Muthairi adalah seorang qari, hafiz dan imam berkebangsaan Kuwait. Suaranya bisa di dengar di internet.

Setelah sholat malam berlangsung, para santri duduk dengan berdzikir dan beberapa ada juga yang sedang melafalkan hapalan Al Al Qur'annya untuk menunggu waktu sholat subuh yang tidak akan lama lagi. Fatih hanya duduk menyendiri dan tak berbicara pada siapapun, tak juga mengaji dan tak terlihat berdzikir. Tapi mereka semua tidak tahu pastinya, karena Fatih hanya diam mematung. Kini waktu subuh sudah masuk, beberapa santri terlihat berjalan memasuki mesjid karena selesai mengambil air wudhu.

Selang beberapa menit kini orang-orang yang ada di dalam mesjid saling berhamburan hingga ada pula yang duduk di serambi masjid. Tapi, mereka sama sekali tidak meninggalkan kawasan mesjid. Karena ini adalah hari Jum'at seperti biasa apapun itu akan di selenggarakan sesi tanya jawab.

Kyai Husain sebagai pemimpin pondok dengan sorban putihnya yang melilit, kini berdiri diatas mimbar untuk mengucapakan sesi pembuka setelah itu membiarkan dari siapapun untuk mengajukan pertanyaan.

Beberapa santri mengangkat tangannya termasuk Fatih. Tentu saja hal ini kembali menarik perhatian yang hadir. Remaja pemberontak ingin mengajukan pertanyaan, apakah pertanyaan tentang pondok pesantren, apakah dia ingin protes? Tak ada yang tahu, untuk saat ingin acungan tangannya masih mengundang tanya dan rasa penasaran.

"Ananda Fatih, silahkan mengajukan pertanyaannya!" pinta Kyai Husain dengan lembut.

"Assalamu'alaikum Kyai."

"Wa'alaikumussalam..." jawab Kyai dan seisi mesjid ikut menjawab salam dari Fatih.

"Saya tahu bahwa Allah adalah Tuhan kita semua. Allah tidak beranak tidak pula di beranakkan, seperti itukan yang di sebutkan pada salah satu surah dalam Alquran?"

"Benar ananda." jawab Kyai dengan senyumnya yang berwibawa. Hal yang di ucapkan Fatih untuk saat ini saja sudah mengundang kekaguman, bukan karena mereka semua tak tahu, tapi pernyataan itu berasal dari Fatih, remaja yang tak pernah terlihat sholat.

"Tapi bukan itu yang ingi saya tanyakan Kyai. Yang menjadi rasa penasaran saya adalah, kenapa Allah tidak terlihat? Mohon Kyai menjawab pertanyaan saya." tutur Fatih dengan lantang membuat seisi mesjid menjadi heboh seketika. Melihatnya saja untuk bergabung sholat berjamaah sudah membuat geger, apalagi saat ini dia mengajukan pertanyaan.

"Maa syaa Allah. Pertanyaan yang sangat bagus kentang keesaan Allah. Mengapa Allah tak terlihat? Bismillah. Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam saja tidak pernah melihat Allah apalagi kita sebagai manusia biasa. Pada saat perjalanan isra mi'raj Aisyah Radhiyallahu Anhu istri Rasulullah bertanya wahai Baginda Rasulullah, apakah pada saat perjalanan Anda ke langit, anda melihat Allah itu seperti bagaimana?"

1
ErNawati
lanjutttt
Putra Tambe
lanjut thor makin semangat aku baca nya🤩
Putra Tambe
cerita nya baguus aku suka
Putra Tambe
masya Allah, aku ikutan nangis saking bapernya😭😭😭
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru aja
Putra Tambe
terharu bangat semoga aja bisa berubah itu anak.......
Putra Tambe
Assalamu'alaikum thor aku coba hadir yach...
Ayu
Bagus Thor saya tunggu up berikutnya, semangat selalu
Ayu
hehehe ada ada aja ceritanya , lanjut kakak
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya
Aldebarand 98
Lumayan
Ayu
Masya Allah, nangis aku bacanya disini . kenapa taubatnya Fatih harus dibayar dengan mahal /Sob/
Ayu
sampai di bab 15 saya tidak bosan meneruskan baca novel ini , Semangat berkarya pokoknya /Rose/
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru aja
Evanscape
Cerita yang sangat bagus, jangan sampai dilewatkan. menarik banget.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!