dia menjadi seorang yatim piatu setelah ayahnya tiada.
dan meninggalkan dirinya yang sakit sakitan bersama sang ibu tiri.
perhatian orang baru dalam kegersangan dan kesendiriannya membuatnya sedikit terlena dan lupa.
setitik bahagia coba ia rajut bersamanya.
namun...
dia adalah kakak tirinya.
mampukah ia menata kembali hidupnya saat ia tahu siapa sebenarnya laki laki yang di perkenalkan sang ibu tiri sebagai kakak tirinya itu ?!
sementara sesuatu yang berharga miliknya telah di renggut oleh seseorang itu.
simak cerita baru aku ya....
cinta dalam bara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 13 kecewa
Mobil Leon nampak memasuki pelataran parkiran sebuah rumah sakit.
Laki laki itu nampak turun dari mobil dan segera masuk menuju lobi rumah sakit.
" pasien atas nama Calista Nayana " suaranya terdengar singkat.
" sebentar pak...
pasien atas nama Calista Nayana, kamar golden sweet tulip nomor 214 pak "
terang seorang perawat yang berada di depan meja resepsinois itu.
Setelah mendengar jawaban itu, Leon segera berlalu begitu saja meninggalkan tempat itu tanpa sepatah kata dan tanpa memperdulikan tatapan beberapa orang perawat yang menatapnya penuh puja.
" apa dia manusia ?!
Bagaimana dia bisa setampan itu ?! " tak dapat menyembunyikan perasaannya dan kekagumannya terhadap sosok laki laki tampan di hadapannya barusan, salah satu dari perawat itu memuji ketampanan seorang Leon sambil menatap punggung Leon yang terlihat semakin menjauh.
" lihatlah tubuhnya yang kekar dan tinggi menjulang itu, akh....siapa wanita yang tidak akan puas dengannya " tambah yang lain dengan ekspresi yang entah.
" tapi dingin banget kayak es balok...brrrrr " timpal yang lain dengan berekspresi seperti orang kedinginan.
" gak dingin...di peluk dia jadi anget..." timpal yang lain lagi dan di sambut tawa renyah yang lain.
" punya laki kayak dia, gua kandangin aja sudah..
Gak usah keluar keluar...kelonin aku aja..."
" halu....
Nggak makan lo..."
" ha ha ha....."
Ketika para perawat perawat perempuan di meja resepsionis itu sedang sibuk membicarakannya,
Leon justru terus melangkah lebar menyusuri lorong koridor rumah sakit.
Beberapa menit kemudian ia sampai di ruangan yang ia tuju.
Cklek....
Leon membuka pintu ruangan itu,
Seorang perawat dan seorang dokter yang sedang berada di dalam ruangan itu dan sedang memeriksa Calista nampak menoleh kepadanya.
" Leon...!! " Rintih Calista yang berada di atas brankar begitu melihat laki laki pujannya itu.
Leon segera melangkah mendekat kepada Calista.
Calista langsung memeluk pinggang laki laki itu dan menangis sesenggukan.
" apa yang terjadi...kau baik baik saja kan ?! " tanya Leon sambil membalas pelukan Calista.
" aku terjatuh di kamar mandi hotel, aku baik baik saja...tapi anak kita " Calista menjawab namun kembali menangis.
Leon menoleh kepada dokter yang ada di ruangan itu.
" apa yang sudah terjadi dokter ?! " tanya Leon pada dokter itu.
" Istri anda mengalami pendarahan dan keguguran " jelas dokter itu.
" apa...?! " Leon terhenyak mendengar ucapan dokter itu.
Tubuhnya bagai tersambar petir,
Anak itu adalah harapannya satu satunya agar keluarganya mau menerima Calista sebagai istrinya.
Tapi sekarang....
anak itu justru telah tiada.
Leon terdiam membeku tak bergerak, ke dua tangannya menggantung di kedua sisi tubuhnya sementara Calista masih membenamkan wajahnya pada pinggang kokohnya.
Rasa kecewa yang begitu besar mencengkeram jiwanya.
Malam semakin larut, Calista sudah terlihat sedikit segar jika di bandingkan dengan ketika Leon baru saja datang tadi.
Saat ini Leon nampak duduk tak jauh dari wanita itu. Hanya saja ia duduk di sofa yang ada di ruangan itu.
Leon sengaja sedikit menjauh dari Calista. Ia berusaha meredam emosinya agar tak memarahi wanita itu.
Berapa kali sudah ia katakan pada wanita itu untuk lebih berhati hati menjaga diri dan kandungannya.
Ia bahkan melarang wanita itu untuk melakukan perjalanan bisnis kemaren.
Tapi Calista tetap keras kepala.
Dan lihatlah sekarang....
Mereka kehilangan bayi mereka. Satu satunya harapan mereka untuk bisa mendapat restu kedua orang tuanya.
Ya...
Leon adalah putra tunggal seorang pengusaha kaya raya.
Bisnis keluarga Leon bahkan hampir menjangkau segala lini kehidupan masyarakat.
Namun, sang putra tunggal pergi dari singgasana demi memperjuangkan cintanya terhadap seorang Calista Nayana.
Seorang janda yang di tinggalkan suaminya tanpa seorang anak.
Pada dasarnya keluarga Leon tak memperhitungkan kekayaan wanita yang akan menjadi pilihan sang putra kelak.
Akan tetapi masa lalu dan latar belakang Calista yang seorang jandalah yang menjadi masalah.
Calista yang tahu Leon sangat mencintainya menjerat laki laki itu dengan tubuhnya hingga Leon tak bisa jauh darinya dan selalu menuruti keinginannya termasuk mengiyakan saja ketika ia menikahi seorang Prayoga demi harta.
Calista tak ingin masuk ke dalam keluarga Hazzard tanpa memiliki harta.
Akhirnya ia menerima tawaran seorang Prayoga Pratama dengan tujuan untuk mengeruk harta laki laki itu.
Dengan begitu,
Ia akan menjadi wanita kaya dan merasa pantas bersanding dengan Leon.
Karenanya ia berusaha memperdaya Prayoga Pratama.
" kau marah padaku Leon ?! " tanya Calista dengan wajah sendunya pada laki laki itu.
Leon mendongak, ia sedang mengerjakan berkas berkas yang di kirim anak buahnya ke emailnya saat ini.
ya..
Walau pergi dari rumah, tapi ia tetap melakukan kewajibannya sebagai seorang pewaris tunggal.
" sudahlah Calista,
Kau istirahat saja untuk memulihkan kesehatanmu " jawab Leon sambil menatap wanita cantik yang kini nampak pucat itu.
" aku tidak tenang kalau kau seperti itu "
" lalu apa maumu ?! "
" kemarilah..." rengek Calista manja.
" aku masih bekerja Calista..."
" apa sekarang pekerjaanmu itu lebih penting dariku ?! "
" Calista...."
" Leon...
Kemarilah...
Aku membutuhkanmu..." sekali lagi Calista merengek manja.
Leon pun akhirnya tak tega, ia meletakkan lap topnya dan melangkah kearah brankar Calista.
Calista sedikit menggeser tubuhnya dan meminta Leon duduk di sisinya.
Leon pun menurut.
Tangan Calista terulur memeluk Leon dan membenamkan wajahnya pada dada laki laki itu.
Perlahan tangan Calista membuka kancing kemeja yang di kenakan oleh Leon.
" Calista....
Jangan seperti ini "
" emmm.....hanya begini saja, aku sangat merindukanmu.
Kemaren kita tidak bertemu seharian, bahkan semalaman.
Aku rindu sekali Leon..." bisik Calista dengan manjanya.
Tangannya sudah mengusap dada bidang laki laki itu yang entah sejak kapan kancing kemeja Leon telah terbuka hampir semua.
Jari jarinya kemudian menjalar turun ke perut.
Ujung jarinya berputar pada titik pusar Leon, Leon menghela nafas.
" Calista...." panggilnya sambil menghentikan tangan Calista.
" jangan hentikan aku Leon, kau tahu aku tak bisa berbuat apa apa selain menyentuhmu begini.
biarkan aku puaskan diriku dengan menyentuhmu..
Hemmm... " rengek wanita itu,
Akhirnya Leon melepaskan tangan Calista. Dan Calista melanjutkan aksinya mengusap perut six pack laki laki itu.
Turun ke bawah dan semakin ke bawah.
Calista meremas sesuatu milik Leon yang masih terbungkus celana.
Calista meremasnya pelan dan lama. Di bukanya resleting celana Leon dan ia memasukkan tangannya ke sana.
Tapi ia tetap belum bisa menyentuh benda yang ia inginkan itu karena Leon yang masih memakai long boxer sebagai dalamannya.
Calista masih tak mau menyerah,
Ia pun tetap menyentuh benda panjang berurat itu.
Meremasnya dan mengocoknya pelan.
Leon memejamkan matanya dan mulai menikmati permainan tangan Calista.
Calista sedikit mengangkat kepalanya dan menarik wajah Leon untuk melihat kepadanya.
Selanjutnya ia bersiap mencium bibir laki laki itu.
Tapi...
Belum sempat ia menyatukan bibir mereka berdua, ponsel Leon di meja sofa sana berdering.
Kring......
Kring.....
Leon sontak membuka matanya dan menoleh ke arah ponselnya.
kok gak hubungi dokter xani..
penjahat kelamin sekelaa leon tak akan mudah mati...
😀😀😀❤❤❤❤