NovelToon NovelToon
GUS NACKAL VS SANTRI BARBAR

GUS NACKAL VS SANTRI BARBAR

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:862.9k
Nilai: 4.6
Nama Author: Khof

Novel ini menceritakan kisah seorang Naila Shababa, santri di pondok pesantren Darunnajah yang di cap sebagai santri bar-bar karena selalu membuat ulah.

Namun, siapa sangka nyatanya Gus An, putra dari pemilik pesantren justru diam-diam menyukai tingkah Naila yang aneh-aneh.

Simak selalu di novel yang berjudul “GUS NACKAL VS SANTRI BARBAR.” Happy reading🥰🥰...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khof, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Udara di pesantren sore itu sangat dingin, hujan mengguyur tanah hampir seharian. Musim hujan menyebabkan banyak santri yang sakit. Laras tiba-tiba mendatangi Naila yang sedang di ndalem dengan menangis sesenggukan.

“Ada apa...?”

“Uangku hilang Nai, semuanya... tanpa tersisa...” ucap Laras yang nafasnya tidak beraturan.

“Kok bisa...? kamu mungkin lupa menaruh uang. Gimana mungkin hilang semua.”

“Enggak Nai, Aku kalau naruh uang tidak hanya di satu tempat saja. Ada yang di dalam dompet, dalam Al-Qur’an, ada juga yang di saku seragam, di tempat pensil. Tapi sekarang nggak ada semua. Siapa saja yang ngambil Aku sumpahin sakit perut berbulan-bulan.” kutuk Laras terhadap pelaku pencurian.

“Kok sampai segitunya ya, berarti orangnya udah tau seluk beluk kamu. Nggak mungkin kan orang yang nggak begitu kenal ngambil uang satu orang sampai sedetail itu. Coba kamu ingat-ingat, kamu deket sama siapa lagi selain Aku...?” Laras menggeleng. Dia tidak dekat dengan siapapun kecuali Naila. Mereka berdua memutuskan untuk mencari kembali uang-uang Laras di tempat yang berbeda. Nihil. Tangis Laras semakin menjadi.

“Kamu yang sabar ya, Aku masih ada uang. Nanti bisa kamu pakai dulu.”

“Bukan itu masalahnya Nai, itu uang buat bayar sekolah sama kos makan dua bulan. Aku nggak mungkin minta ke Ayah lagi. Dia masih belum sembuh dan nggak bisa bekerja. Itu saja uang tabungan Ayah di ambil buat bayar biayaku sama adek.” Naila memeluk Laras, mencoba memberikan kehangatan dan menyalurkan kekuatan. Ceritanya miris juga sih. Laras yang awalnya di manja, suka makan dan belanja akhirnya harus di uji seperti ini.

“Kamu tenang dulu ya, nanti bakal Aku laporin ke bagian keamanan.” Laras mengangguk. Saat ini Dia benar-benar lemah, tidak tau lagi harus bagaimana.

Belum juga lama, terdengar ramai-ramai di halaman asrama. Beberapa santri menangis sesenggukan. Naila dan Laras ikut bergabung menuju sumber suara.

“Kenapa mereka menangis...?” Naila bertanya kepada salah satu orang.

“Uang mereka hilang, di ambil semuanya sama pencuri. Kok tega banget ya, ngambil kok semua.” Naila dan Laras saling tatap. Ternyata bukan hanya Laras yang kehilangan. Anehnya lagi, beberapa santri melapor banyak yang kehilangan barang mereka. Ada yang kehilangan seragam sekolah, mukena, sandal, bahkan beberapa kehilangan sabun cuci muka dan skincare.

“Kok bisa ya, padahal selama ini kita nggak pernah kehilangan apapun. Ini nggak bisa di biarkan saja Mbak Santi, harus segera di selesaikan sebelum anak-anak libur panjang. Nanti kalau habis liburan baru di tangani yang ada malingnya udah nggak ketemu.” Ucap Fatma penuh dengan antusias. Seluruh santri membenarkan. Naila sedikit menjauh saat mendengar suara Fatma. Dia sangat muak mendengarnya.

“Di geledah satu persatu aja Mbak.”

Insiden itu sangat meresahkan. Seluruh santri di kumpulkan ke aula untuk membaca istighosah. Tidak ada yang di perbolehkan untuk masuk ke kamar kecuali dewan pengurus. Abi Amir dan Umi Azizah sudah mendengar dari Neng Aufa. Beliau mengutus Gus An untuk membantu menyelesaikan masalah ini agar tidak semakin panjang.

Seluruh santri harus memejamkan mata sambil membaca istighosah. Tidak boleh berbicara apapun, meskipun nantinya ada santri yang di anggap mencurigakan akan di tepuk untuk maju ke depan. Ini termasuk salah satu cara untuk menyelesaikan kasus pencurian di beberapa pesantren.

Setelah cukup lama, akhirnya dewan pengurus memberikan isyarat untuk membuka mata. Saat semua mata sudah sempurna terbuka, betapa sangat terkejut saat melihat orang yang ada di depan semua santri.

“Astaghfirullah, nggak nyangka ternyata Dia pelakunya...” orang yang di maksud sendiri sangat terkejut saat baru saja membuka mata, ternyata dirinya sendirian duduk di depan dan di saksikan seluruh santri.

...****************...

“Ini maksudnya apa...? demi Allah saya nggak pernah melakukan ini.” Ucap satu-satunya santri yang ada di depan. Dia memberontak tidak terima. Laras dan Rara yang duduk bersebelahan menatap benci terhadap orang yang tak lain adalah Naila, sahabatnya sendiri.

“Aku nggak habis pikir kalau Naila melakukan perbuatan senekat ini. Kecewa banget, sumpah. Aku nggak sudi temenan sama Dia lagi.” Hati Laras di penuhi dengan rasa benci dan kecewa. Seakan-akan Dia hanya di permainkan Naila yang selama ini pura-pura baik kepadanya. Hilang sudah kebaikan Naila dimatanya. Yang tampak hanya keburukannya saja.

“Mbak Santi, saya berani bersumpah tidak melakukan hal sebodoh ini. Saya nggak mungkin ngambil barang milik orang lain. Ayahku masih mampu mencukupi kebutuhanku. Apalagi mengambil uang, itu nggak mungkin.” Ucap Naila yang juga di penuhi amarah, lantaran Dia memang tidak melakukannya. Jika seluruh santri saat ini sedang menyaksikan, maka sudah pasti tidak akan ada yang mau berteman lagi dengannya.

“Kami ada buktinya Naila, di lemari kamu ada beberapa seragam sekolah yang ada nama orang lain, mukena, dan beberapa sabun wajah. Tidak hanya itu, ternyata juga ada beberapa lembar uang ratusan ribu yang jumlahnya sama dengan uang Laras, uang pecahan yang sama dengan jumlah milik teman-teman lainnya. Dan masih satu lagi...”

“Apa lagi Mbak...?” ucap Naila dengan nada yang sangat menantang. Hatinya sangat sakit saat dirinya di perlakukan seperti ini. Siapapun itu, Dia akan memberikan balasan yang setimpal.

“Kamu menyimpan handphone di antara lipatan baju. Bukan hanya menyimpan saja, tapi juga mengaktifkan.”

Jleb... jantung Naila seakan-akan berhenti. Sungguh keterlaluan orang yang sudah memfitnahnya saat ini. Membawa handphone ke pesantren saja tidak pernah, apalagi mengaktifkan. Ini pasti ulah orang yang nggak menyukai dirinya. Senakal-nakalnya Dia tidak pernah melakukan hal seburuk itu. Dengan susah payah Dia bendung airmatanya agar tidak keluar.

“Pantesan tadi Dia malah menjauh saat Fatma bilang untuk di geledah...”

“Nggak kaget sih, Dia selalu bikin rusuh...”

“Dasar duri, dimana-mana pasti selalu meresahkan...”

Hujatan demi hujatan berlalu di telinganya bak suara lebah. Dia mencoba mendekati Rara dan Laras untuk meminta bantuan agar seluruh santri yakin dengan dirinya.

“Aku kecewa sama kamu. Sudah tidak ada kata sahabatan. Titik.” Ucap Laras yang membuat hati Naila semakin sakit. Kenapa sahabatnya juga ikut-ikutan membenci dirinya. Apakah mereka berdua tidak tau mana yang benar dan mana yang bukan. Air mata Naila kini sudah tumpah di tengah ratusan santri yang sedang menghujatnya.

“Udah jelas-jelas Dia pelakunya, kok masih saja ngeles sih...” karena tidak kuasa menghadapi masalah ini, Naila lari keluar dari aula.

Brugh... dia menabrak seseorang yang akan menuju ke Aula tersebut. Meskipun orang itu memanggilnya, tapi tidak di hiraukan sama sekali. Dia hanya ingin menangis sejadi-jadinya.

1
Zia Lutfi
🤣🤣
Rahmi Ami
Luar biasa
Wartini
komplet, semua ada,agamis, tegas, lucu, slengean
Anonymous
Nyesekkkkk bget ya dadaku 😭😭😭😭
chacha
tertampar saya 🙁
chacha
Luar biasa
Melki
akhirnya.....
Rahma Lia
Lumayan
🏠⃟𝐵𝑎𝑖𝑄𝒉𝑜𝑖𝑟𝑢ⷦ𝑙ⷩ
di tgu thor
Endang Sarwosih
biar tau rasa dasar BOCIL BAR BAR aq jadi julid kalau begini
Endang Sarwosih
biar tau rasa aq kok sebel sama Naila kok susah di atur tuh anak bikin aq sewot aja
Endang Sarwosih
wooo.....DASAR PENJUAL RUJAK KURANG AJAR
Endang Sarwosih
yang paling aq nggak suka baca novel ini kalau Naila lagi molor rasanya pingin ambil air se ember mau tak gebyurin ke dia sebel banget aq udah thor jangan di kasih path lagi tidur bikin aq jadi netizen yang julit
Endang Sarwosih
mosok udah santri senior belum bisa baca kitab kuning,makanya Nai kalau belajar itu yang sungguh sungguh,bukan karena istri Gus An,walau bukan istri Gus An santri senior harus nya sudah pinter
Endang Sarwosih
aq selalu setia,tapi juga sekali kali jadi netizen yang Julid, nach kalau Naila udah ngak lebay aq jadi pengikut setia thor🤭🙏
Endang Sarwosih
thor ini Fatma yang ke berapa dulu Fatma kan sudah keluar dari pondok waktu memfitnah Naila,kok sekarang datang lagi,author lupa nama gimana mungkin Bella
Yulia Yulia
lanjut
Yulia Yulia
seru
Endang Sarwosih
kenapa Naila dikit dikit sakit masalah cemburu aja limbung sakit padahal santri bar bar kok lebay Naila nya
Endang Sarwosih
tu si lebay Naila gara gara marah sama Gus An katanya tidak di anggap trus nggak makan,kan salah sendiri udah ketahuan punya penyakit lambung sok sok an nggak makan akhirnya tumbang juga kan Nai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!