Hidup Bintang seketika hancur setelah sahabatnya mengambil kekasih hatinya dan dihari yang sama ia juga harus kehilangan kehormatannya oleh orang yang tidak dikenal karena mabuk.
Apakah Bintang akan selamanya memendam rasa benci dan dendam jika akhirnya ia harus menjadi bagian dari keluarga sahabatnya itu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon requeen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam Kelam
Sebuah mobil mewah melaju dengan kecepatan sedang membelah kota Jakarta menuju ke sebuah klub malam.
Didalamnya tampak seorang pria berwajah tampan tengah menyetir sambil berbicara dengan temannya di telepon.
"Sebentar lagi gw sampai, kalian tunggu saja " ucap pria tampan yang bernama Dipa itu seraya mengakhiri sambungan telepon.
Baru beberapa menit Dipa mengakhiri panggilan telepon dari temannya yang sedang menunggunya di klub tiba-tiba Dipa mengurangi laju mobilnya ketika dilihatnya ada seorang wanita yang tengah tersungkur di trotoar yang kebetulan ia lewati.
Dipa berniat mengabaikan wanita itu dan melewatinya begitu saja. Namun satu sisi hati nurani Dipa merasa tidak tega karena melihat wanita itu persis seumuran dengan adiknya yang baru menikah tadi siang. Bagaimana jika terjadi hal yang buruk padanya apalagi jalanan yang ia lewati sangatlah sepi.
Setelah berpikir sejenak akhirnya Dipa pun memutar balik mobilnya dan berhenti tepat di depan gadis remaja itu.
Dipa keluar dari mobilnya kemudian menghampiri remaja itu yang tampak sedang meracau sambil menangis, rupanya gadis remaja itu sedang mabuk karena tercium bau alkohol dari mulutnya.
Dipa yang merasa tidak tega akhirnya membawa gadis remaja itu kedalam mobilnya dan berniat akan ia antarkan pulang.
Dipa mencoba mengajak gadis remaja itu berbicara namun gadis itu terus meracau, bibir mungilnya terus mengeluarkan sumpah serapah , sepertinya gadis itu sedang patah hati itu yang dapat Dipa tangkap dari ocehannya.
Dipa yang berniat akan mengantarkan gadis malang itu akhirnya terlihat bingung sendiri karena ia tidak tau harus mengantarkan kemana. Sementara Bimo temannya sudah menunggu di klub sejak satu jam yang lalu.
Karena masih tidak bisa diajak komunikasi akhirnya Dipa berinisiatif membawa gadis malang itu ke sebuah penginapan kelas melati yang kebetulan ia lewati. Berada di penginapan lebih aman bagi gadis itu daripada diluaran sana. Dan Dipa berniat meninggalkan gadis itu disana.
Dipa membimbing gadis remaja yang tengah mabuk itu ke kamar yang baru saja ia pesan. Baru saja mereka masuk tiba-tiba gadis itu muntah tepat mengenai kemeja Dipa.
"**** you !!" umpat Dipa jijik sambil mendorong gadis remaja itu hingga tersungkur diatas kasur.
"Nyesel gw nolong Lo..dasar brengsek !" Dipa terus mengumpat sambil membuka kemejanya kemudian buru-buru ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dari isi perut gadis remaja yang menjijikan itu.
Setelah membersihkan tubuh dan pakaiannya Dipa keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada. Dengan kesal Dipa melirik gadis remaja yang tampak masih teler dan bergerak gelisah.
Sebagai lelaki yang familiar dengan dunia malam Dipa mencium ada yang tidak beres pada gadis remaja itu. Sepertinya gadis remaja itu bukan hanya mabuk namun ia juga sedang ada dalam pengaruh obat perangsang..gadis yang malang !!
Dipa sedang berpikir untuk mencari cara untuk meredakan efek obat perangsang yang mulai menguasai otak gadis itu ketika tangan mungil itu tiba-tiba memeluknya dan bibir mungilnya menerkam bibir Dipa dengan sangat liar.
Dipa berusaha menghindar dengan mendorong gadis itu namun gadis yang baru Dipa sadari sangat cantik itu kembali memeluk dan menerkam Dipa dengan beringas.Dan sialnya benteng pertahanan Dipa pun akhirnya roboh. Malam itu Dipa tidak jadi pergi ke klub untuk bertemu dengan teman-temannya, Pria tampan itu malah menghabiskan waktu sepanjang malam dengan gadis remaja yang bahkan tidak ia ketahui namanya.
Keesokannya Dipa yang bangun lebih dulu kaget ketika mendapati ada noda darah di sprei. Semalam Dipa pikir jika gadis remaja yang bercinta dengannya adalah gadis nakal seperti yang sering ia temui di klub, namun ketika melihat noda darah di sprei itu penilaian Dipa terhadap gadis remaja itu langsung berubah. Dan Dipa merasa sangat bersalah karena telah merenggut kesucian gadis remaja itu.
Setelah membersihkan diri Dipa bersiap untuk pulang. Sebenarnya Dipa ingin membangunkan gadis malang itu namun pagi itu Dipa harus segera pulang ke Surabaya.
Sebelum pergi Dipa meletakan setumpuk uang didekat bantal. Jujur Dipa tidak menganggap gadis itu sebagai Pela cur, uang itu Dipa berikan sebagai bentuk permintaan maaf nya karena telah merenggut kesucian gadis malang itu.
Matahari mulai tinggi ketika Bintang mulai membuka matanya. Begitu kesadarannya pulih hal yang pertama Bintang rasakan adalah sekujur tubuhnya terasa sakit. Bintang merasa kepalanya berat dan..area intimnya terasa sakit dan perih.
Bintang langsung menangis tersedu ketika menyadari jika tubuhnya polos tanpa sehelai benangpun dan ia merasa benar-benar hancur ketika mendapati ada noda darah di sprei.
Bintang tidak bodoh sehingga ia dapat mengetahui apa yang sudah terjadi pada dirinya. Hanya saja Bintang tidak tau siapa yang melakukannya karena yang Bintang ingat ialah ia sempat kabur dari sergapan Daniel, selebihnya ia tidak ingat apa-apa.
Dengan terseok-seok Bintang menyeret kakinya menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Bintang harus segera pulang karena tidak ingin Bu Dewi khawatir mencarinya karena dari semalam ia tidak pulang.
Bintang bertekad untuk merahasiakan apa yang sudah terjadi pada dirinya dari semua orang termasuk ibu asuhnya.
Setibanya di panti asuhan, Bintang disambut tatapan khawatir dari Bu Dewi dan Leon. Semalam Bu Dewi sangat khawatir karena Bintang tidak pulang dan Leon adalah salah satu orang yang Bu Dewi hubungi untuk mencari keberadaan Bintang.
"Kamu dari mana semalaman tidak pulang ?" tanya Leon menatap tajam wajah cantik Bintang.
Meskipun hubungan mereka sudah berakhir namun Leon tidak bisa berhenti peduli kepada Bintang.
"Suka-suka aku, aku tidak perlu menjelaskan kemana aku pergi kepada kamu " jawab Bintang sinis.
"Bin..dari semalam kita semua mencari kamu. Kamu tidak kasian melihat Bu Dewi sangat khawatir mencari kamu ?" tanya Leon dengan wajah marah.
Semalam Leon juga ikut mencarinya? bukankah tadi malam adalah malam pertama mereka ?
"Bin..aku sadar jika aku tidak berarti lagi buat kamu, tapi sampai saat ini aku masih sayang sama kamu dan perasaan aku sampai kapan pun tidak akan pernah berubah " ujar Leon lirih.
"Sebaiknya kamu urus saja istri kamu itu, tidak usah mengurusi hidup aku !" ucap Bintang sambil beranjak pergi meninggalkan Leon.
Bu Dewi yang mendengar perdebatan antara Leon dengan Bintang hanya mengusap dadanya. Sebagai orang yang mengasuh Bintang dari bayi Bu Dewi sangat hapal akan karakter Bintang yang keras juga hubungannya dengan Leon yang sudah terjalin cukup lama.
Jika saat ini Bintang bersikap antipati kepada Leon adalah suatu hal yang wajar karena Leon sudah berselingkuh dengan sahabat Bintang sendiri.
Meskipun Bintang bersikap tidak baik kepadanya namun Leon merasa lega karena akhirnya Bintang pulang dengan selamat.
"Karena Bintang sudah pulang jadi saya pamit Bu " Leon berpamitan kepada Bu Dewi.
"Iya.. terimakasih nak Leon, maaf ibu sudah merepotkan " ucap Bu Dewi.
"Tidak apa-apa Bu." jawab Leon.
Sepeninggalan Leon Bu Dewi masuk ke kamar Bintang dan langsung mengintrogasi gadis itu. Dan Bintang tentu saja menutupi peristiwa yang terjadi padanya semalam.
Bintang tidak ingin menambah beban pikiran Bu Dewi. Sudah cukup anak-anak asuh saja yang Bu Dewi urus.