Vina, seorang Ibu yang rela dan sabar menahan sakitnya perlakuan KDRT dari suami terhadap dirinya selama sepuluh tahun terakhir.
Ketika, Adit anak pertamanya berkata bercerailah bunda. Saat itulah dia tersadar akan sakitnya dan sia-sia semua perngorbanannya.
Akankah semua berjalan lancar?
Yuk, ikuti kisahnya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pertemuan kembali
Sementara itu. Di hari yang sama, Saka kebetulan lagi jalan bersama teman-temannya, tanpa sengaja dia melihat sang Ayah mengandeng seseorang tanpa malu didepan umum. Padahal sekarang mereka lagi di alun-alun kota. Tanpa pikir panjang dia langsung memfoto sang Ayah untuk dikirim ke Abangnya Adit. Dia menelpon Anwar untuk memastikan Ayahnya bohong atau tidak.
"Ayah dimana?" tanya Adit lewat telpon.
"Lagi kerja dik, Ayah di alun-alun. Sama tim kecamatan. Memangnya kenapa?" Tanya Anwar balik.
"Boleh kirim uang nggak, tadi dompet adik ketinggalan di rumah Yah. Adik lagi dijalan, mau ke tempat temen." bohong Saka.
"Boleh, sudah dulu ya. Nggak enak sama temen kerja Ayah." kata Anwar.
Setelah mematikan telepon. Saka memutuskan untuk mengikuti Ayahnya.
"Bro, gua balik dulu. Bunda nelpon. Suruh anterin dia belanja dulu." kata Adit.
"Yaelah anak mami, oke lah bro. Hati-hati ya" jawab temen Saka.
Saka memantau Ayahnya, sedang duduk di bangku yang disediakan oleh warung yang ada si alun-alun.
"Katanya sama tim kecamatan, taunya cuma berdua. Pantesan jarang pulang." gumam Saka.
"Kamu dimana?" tanya Adit menelpon Saka.
"Aku di alun-alun bang, ini lagi ngikutin Ayah, sama temen ceweknya." jawab Saka.
"Tungguin ya, aku izin sama Bang Roy dulu. Kamu ikutin aja terus ya." kata Adit.
Bang Roy ialah, yang punya fotocopy tempat Adit bekerja. Adit bekerja dari jam 4 sore sampai jam 10 malam.
Setelah mendapatkan izin. Adit di antar dokter Iqbal menuju alun-alun. Kebetulan dokter Iqbal lagi cuti. Di karenakan, dia baru pulang dari tempat mantan ibu mertuanya yang lagi sakit. Sebab, mantan mertua Iqbal sangat menyayanginya. Jadi, diapun sangat menyayangi mertuanya tersebut.
"Dimana?" tanya Adit setelah sampai tempat Saka. Sedangkan Iqbal, dia memilih tetap di dalam mobil. Karena dia gak enak harus ikut campur.,
Setelah memvidio dan memfoto sebagai bukti, mereka memilih menyapa Ayahnya dan bertanya.
"Ayah" panggil Saka.
Anwar kelabakan, pasalnya dia sedang bersama Nadin, dia sudah susah payah merayu Nadin agar memberinya waktu untuk menceraikan Vina.
"Kalian, ngapain disini?" gugup Anwar.
"Ayah ngapain, terus mana tim kecamatannya? Dan ini siapa?" tanya Saka.
"Hai kenalin saya pacarnya Ayah kalian, kedepannya akan jadi Ibu tiri kalian" kata Vina.
Anwar yang terkejut dengan jawaban Nadin, langsung menarik Nadin menjauh.
"Apa-apaan sih Mas?" teriak Nadin. Pasalnya tangannya sakit akibat tarikan Anwar.
"Kamu yang apa-apaan, kenapa ngomong gitu sama anak-anak." bentak Anwar.
"Memangnya aku salah Mas? Udah aku bilang kan, ceraikan Vina. Terus kita menikah dan aku akan kasih kamu anak perempuan." tegas Nadin.
"Tapi nggak gitu juga" frustasi Anwar.
"Kamu tunggu disini, aku mau nyamperin mereka." sambung Anwar.
Setelah merekam perdebatan antara Ayahnya sama Nadin, Adit sama Saka bergegas pulang. Mereka pulang bersama dengan Iqbal. Kebetulan tadi Saka dijemput temannya. Jadi, tidak bawa motor.
"Terimakasih ya dok, telah nungguin kami." kata Aldi.
"Gak, apa-apa. Santai aja, lagian aku juga nggak ada kerjaan." jawab Iqbal.
Sementara itu, Anwar setengah pusing pasalnya anak-anak tidak ada di tempat. Dia takut kalau nanti anak-anak ngadu ke Vina. Dia nggak mau menceraikan Vina, lantaran dia masih cinta sama Vina. Saat di telpon pun anak-anak tidak menjawab. Lantas dia langsung pulang tanpa memberi tahu Nadin.
Sampai di rumah, anak- anakpun belum kembali.
"Mas, tumben pulang cepat. Terus baju kotornya mana?" Tanya Vina. Karena biasanya Anwar pulang ke rumah hanya untuk menitipkan baju kotor.
"Anak-anak mana?" tanya Anwar.
"Abang kerja, terus adik ke alun-alun sama temennya Mas." jawab Vina. Dia heran, pasalnya tumben-tumbenan Anwar menanyakan anak-anak.
"Kalau anak-anak pulang, suruh temuin aku diruang kerja." kata Anwar.
Ditempat lain, Nadin sangat marah karena dia ditinggalin Anwar. Dia bertekad akan ke rumah Vina, untuk memberi tahu hubungannya dengan Anwar. Dia sudah lelah di gantungkan terus sama Anwar. Apalagi keluarganya yang terus mendesak dia untuk segera menikah lagi.
🍁🍁🍁🍁🍁
Setelah menenangkan diri, Adit dan Saka diantar pulang oleh Iqbal. Tadi Iqbal meminta foto Nadin agar mencari tau tentangnya. Jelas Adit maupun Saka menolak karena tidak enak. Tetapi, setelah mengatakan kalau temennya bekerja sebagai detektif swasta, baru Adit dan Saka setuju untuk mencari tau tentang Nadin.
Saat mendengarkan suara mobil, Vina melihat dari jendela kalau anak-anaknya turun dari mobil tersebut. Dan di susul oleh dokter Iqbal.
Vina heran, kenapa anak-anak bisa diantar sama Iqbal, setau Vina Iqbal adalah seorang dokter. Kalau dokter sudah pasti sibuk. Padahal Iqbal lagi cuti.
"Kalian nggak apa-apa" tanya Vina. Pasalnya dia melihat Saka yang terlihat sedih.
"Kami baik-baik aja Bun," jawab Adit, seakan tau kegelisahan Bundanya.
" Kenalin Bun, ini dokter Iqbal, temennya Adit. Dulu saat Bunda di rumah sakit, Dokter Iqbal yang tanganin." kata Adit.
"Muhammad Iqbal Fahreza, bisa dipanggil Iqbal atau Reza." kata Iqbal. Berharap Vina mengingatnya karena dulu Vina memanggil Iqbal dengan Reza. Katanya biar beda dari yang lain.
"Vina," jawabnya singkat.
"Kenapa namanya tidak asing? Dan apa ini, seolah-olah kami pernah dekat sebelumnya." batin Vina saat menjabat tangan Iqbal.
"Ayah di dalam?" tanya Saka, membuat Vina menarik tangannya.
"I-iya, tadi katanya suruh ketemu Ayah di ruang kerja" kata Vina.
"Aku izin pulang dulu." kata Iqbal.
Setelah Iqbal pulang, datanglah Nadin dengan taksi.
"Ngapain kamu kesini? Disini nggak nerima orang seperti kamu." Teriak Adit.
"Oo ini yang namanya Vina?" tanya Nadin mencemooh.
"Bawa Bunda masuk dik" kata Adit.
Sebelum Vina masuk, Nadin berteriak.
"Aku mantan pacar Mas Anwar, dan sekarang kami sudah kembali pacaran" teriak Nadin tanpa perduli jika nanti ada tetangga yang dengar.
Deg, jantung Vina memompa dengan cepat. Dan dia melihat Anwar menuju tempatnya.