NovelToon NovelToon
Terjebak Nikah Dengan Dosen Killer

Terjebak Nikah Dengan Dosen Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Beda Usia / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Puji170

Agnes tak pernah menyangka, sebuah foto yang disalahartikan memaksanya menikah dengan Fajar—dosen pembimbing terkenal galak dan tak kenal kompromi. Pernikahan dadakan itu menjadi mimpi buruk bagi Agnes yang masih muda dan tak siap menghadapi label "ibu rumah tangga."

Berbekal rasa takut dan ketidaksukaan, Agnes sengaja mencari masalah demi mendengar kata "talak" dari suaminya. Namun, rencananya tak berjalan mulus. Fajar, yang ia kira akan keras, justru perlahan menunjukkan sisi lembut dan penuh perhatian.

Bagaimana kelanjutan hubungan mereka? Apakah cinta bisa tumbuh di tengah pernikahan yang diawali paksaan? Temukan jawabannya di cerita ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puji170, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

"Pak, Bapak gimana sih? Katanya aku bebas belanja, ngabisin uang Bapak. Tapi baru gini aja udah marah-marah? Bapak mau nanti kena azab bohong sama istri terus bikin istri nggak bahagia?" keluh Agnes, kesal. Ia baru saja duduk menikmati makanan dan jus favoritnya, tapi tiba-tiba Fajar menelepon dan nyuruh balik ke kampus, kalau nggak diancam nggak bakal lulus tepat waktu. Jelas, sekarang dia nggak mau ada di ruang kerja Fajar yang dingin banget kayak kutub utara.

"Selesai?" tanya Fajar, seolah-olah tidak mendengarkan kata-kata Agnes yang penuh amarah.

"Pak, Bapak pura-pura nggak denger ya?" Agnes mulai emosi, merasa kesal dengan sikap Fajar yang selalu tenang.

"Aku denger kok. Jadi, udah selesai atau belum? Kalau udah, giliran aku yang ngomong," jawab Fajar dengan nada lembut dan sabar—sesuatu yang jarang dia tunjukkan ke orang lain, cuma ke neneknya mungkin.

"Au... ah." Agnes diam sejenak, merasa nggak enak, dan cemas.

Fajar yang tadinya setengah berdiri, dengan sebagian tubuhnya bersandar di meja, kini berdiri tegap dan mendekat ke arah Agnes. Begitu Fajar mencondongkan wajahnya, Agnes langsung menutup bibirnya, merasa gugup. Fajar tersenyum tipis, seperti tahu betul efek yang dia timbulkan pada Agnes.

"Memangnya kalau kamu menutup bibirmu, aku nggak bisa nyari tempat lain?" goda Fajar, dengan nada yang sedikit menggoda.

Agnes mendelik, matanya melebar. "Eh, sejak kapan Pak Fajar jadi mesum kayak gitu?"

"Mesum?" Fajar pura-pura terkejut, senyum nakalnya makin lebar. "Aku cuma nanya aja."

"Pak Fajar!" Agnes jadi benar-benar malu.

Fajar tertawa kecil, kemudian kembali serius. "Nes, aku nggak pernah larang kamu buat belanja atau ngabisin uang aku. Tapi tolong lihat situasinya."

"Situasi?" Agnes masih merasa tidak nyaman, tapi berusaha sabar.

"Kamu masih ada jam kuliah. Kamu mau bolos dan ngejar SKS nanti?" Fajar menatapnya dengan serius.

"Ya... iya itu... kan aku bisa minta temenku ngirim materi dan aku juga bisa pelajari lagi," ucap Agnes dengan alasan yang menurutnya masuk akal.

"Kamu serius ngomong gitu ke dosen pengampu matkulnya?" Fajar menaikkan alisnya, menunjukkan keraguan.

Agnes diam sejenak, merasa ia salah lawan kali ini. Tapi, dia tetap tidak mau kalah. "Pak, aku baru kali ini kok bolos. Lain kali nggak akan kayak gini lagi, janji."

"Jadi masih ada lain kali?" Fajar mengulang kata-katanya, menatap Agnes dengan tatapan penuh arti.

"Eh, bukan gitu maksudnya..." Agnes menggaruk tengkuk, canggung.

"Kalau gitu, aku kasih hukuman. Buat makalah tentang materi yang baru aja aku ajarin." Fajar tersenyum miring.

"Makalah? Pak, serius?" Agnes menatapnya dengan mata terbuka lebar.

"Menurut kamu?" Fajar balik bertanya.

Agnes menggigit bibir bawahnya. "Makalah? Sekarang? Judul skripsi aja masih belum jelas, Pak... Apa otak aku harus jadi Pentium 4 biar bisa ngerjain semua ini?" batinnya.

Tapi... ia nggak bisa kalah. Agnes memejamkan mata, berusaha mengatur napas dan nada suaranya agar terdengar manis.

"Pak Fajar, Bapak pasti capek kan habis ngajar, dan sedikit marah-marah? Gimana kalau aku pijitin Bapak?" tanya Agnes dengan senyum manis yang hampir bisa menenangkan hati siapa pun.

Fajar mengangkat alisnya, sedikit terkejut. "Apa sekarang kamu mau main-main?"

"Oh, enggak Pak. Sebagai istri sholehah, harus perhatian sama suami kan? Kalau suami capek, ya harus dipijitin dong. Pak, Bapak nggak mau nunda aku cari pahala kan?" Agnes menggoda dengan senyum nakal.

Fajar menatap Agnes, merasa terkejut sekaligus tersenyum. Ia menyeringai lebar dan mengikuti permainan Agnes.

"Kamu benar," Fajar langsung berjalan ke arah kursinya dan duduk bersender di sana. "Aku rasa bahuku terasa pegal-pegal."

Agnes mendelik, tidak percaya Fajar akan memanfaatkannya, tapi demi tidak harus membuat makalah, ia pun tersenyum lebar, "Siap, aku pijitin ya."

Agnes berjalan mendekat dengan senyum lebar, mencoba seprofesional mungkin meskipun dadanya terasa berdegup kencang. Dengan tangannya yang sedikit gemetar, ia mulai memijat bahu Fajar. Awalnya, Fajar tampak menikmati pijatannya, tubuhnya sedikit rileks, namun tetap dengan ekspresi serius yang tak pernah hilang.

"Sakit nggak, Pak?" tanya Agnes sambil terus menekan-nekan pundaknya, berusaha memberi pijatan terbaik yang bisa ia lakukan.

"Enak kok," jawab Fajar dengan nada datar, meski mata Fajar menunjukkan sedikit kelonggaran. "Tapi, jangan kira aku bisa dibujuk dengan cara ini, ya."

Agnes tertawa kecil, mencoba bermain dengan situasi. "Eh, siapa bilang? Ini kan bagian dari perhatian istri yang baik." Ia melanjutkan memijat dengan sedikit lebih keras, berharap Fajar benar-benar terbuai dan akhirnya membatalkan hukuman makalahnya.

"Sebagai istri sholehah, aku kan nggak mau bikin suami capek terus. Masa iya suami harus ngerasa pegal-pegal?" Agnes melanjutkan usahanya sambil menyelipkan sedikit canda.

Fajar hanya mendengus pelan, menahan senyum. "Jadi, menurut kamu, pijatanku ini cuma trik biar aku nggak kasih hukuman, ya?"

Agnes diam sejenak, wajahnya mulai merah, namun tetap berusaha tenang. "Ya... mungkin sedikit sih, tapi siapa tahu kan? Kan aku udah capek banget juga seharian belanja, jadi kan wajar kalau aku minta sedikit keringanan."

Namun, tepat pada saat Fajar hampir saja membuka mulutnya untuk memberikan jawaban, pintu ruangannya terbuka dengan suara keras. Seorang dosen lain, Bu Nana, masuk dengan cepat, membuat Agnes terkejut dan langsung melompat dari belakang punggung Fajar, buru-buru bersembunyi di kolong meja.

"Ada apa Bu Nana?" tanya Fajar dengan ekspresi datar.

Nana, bagian akademis yang memang menyukai Fajar, tentu tidak akan melewatkan hari untuk tidak mengganggu Fajar, apalagi saat ini memang ada kepentingan. Nana membuka satu kancing bajunya agar terlihat belahan dada rendahnya kini duduk di depan Fajar. Tatapannya tentu menggoda.

"Begini Pak Fajar, ini tentang mahasiswa pindahan, Sherly. Kakaknya tadi langsung berbicara pada saya agar Pak Fajar membimbing skripsi adiknya secara langsung. Jika Bapak setuju, saya akan membuat daftar baru mahasiswa bimbingan Bapak."

Fajar menatap Agnes yang kini bersembunyi di kolong mejanya, sang istri seperti memohon agar Fajar segera menyelesaikan urusannya itu, karena ia tidak bisa berjongkok lama-lama di kolong meja itu. Tapi Fajar hanya tersenyum lebar dan justru memperlambat waktu.

"Pak Fajar, jadi bagaimana?" tanya Nana yang mendesak agar Fajar memberikan jawaban.

Fajar masih diam. Ia melihat Agnes kembali, wajah Agnes yang kini seperti terus mengiba terlihat begitu manis dan menawan. Entah apa yang merasuki pikirannya, ia tiba-tiba menjatuhkan bolpoinnya.

"Sebentar Bu Nana, saya ambil bolpoin saya dulu," ucap Fajar.

Saat Fajar menunduk, ia berbisik pada Agnes, "Kamu mau aku segera menyelesaikan pembicaraan dengan Bu Nana?"

Agnes sudah tidak kuat lagi berjongkok, mau keluar juga gak bisa, dia malu, kalaupun ia berkata sejujurnya jika kini menjadi istri Fajar akan menimbulkan masalah baru, seperti buah semala kama. Akhirnya, dengan terpaksa, ia mengangguk.

"Cium aku," ucap Fajar.

"Apah?"

1
Hayurapuji
hallo semua, pembaca cerita fajar dan Agnes, yuks beri like dan komentarnya agar autor semakin semangat updatenya. terimakasih sebelumnya 🤗🤗
Hayurapuji
emmmmmm
Ismi Kawai
bagus banget, bikin betah bacanya!!!
Hayurapuji: terimakasih kakak
total 1 replies
Ismi Kawai
semangat shay ...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!