Azalea gadis pendiam yang bekerja disebuah penerbitan buku. Hidupnya berubah ketika dia bertemu laki-laki bernama Ray.Pada satu malam yang tidak disengaja mereka terjebak dalam jalinan cinta yang lebih intim yang mengawali hubungan terlarang. Azalea terjebak diantara pilihan yang sulit,melanjutkan hubungan atau berpisah. tapi sanggupkah dia meninggalkan Ray, laki-laki pertama yang mengenalkannya pada dunia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risky Rafiyani Sembiring, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa yang kamu sembunyikan?
Misel menatap gadis yang kabur dari hadapannya semalam dengan tatapan curiga.Gadis itu tampak sibuk menyusun beberapa buku kedalam rak. raut wajahnya tampak sumringah, seolah tidak terjadi apa-apa dan dia bukan gadis yang ketahuan olehnya kemarin lalu kabur begitu saja.
Beberapa kali mata mereka beradu namun gadis itu seperti sengaja memalingkan pandangnya dan pura-pura tak melihatnya.Gerak-gerik Azalea sangat kentara bahwa gadis itu menghindarinya, tetapi bagaimana pun misel harus berbicara dengannya hari ini karena gadis itu berhutang satu penjelasan kepadanya.
"leaa, " panggil misel pelan
Azalea menghentikan pekerjaannya dan menoleh kecil kearah misel yang sedang berdiri di meja kasir.
"Apa, kak? " tanya Azalea sedikit khawatir,
"mau tanya sesuatu boleh? "ucap misel dan terdengar ragu
Azalea mengkerutkan dahinya,wajahnya terlihat bingung dan sedikit tegang. Ia sudah mencoba menghindari pertanyaan wanita itu sejak pagi tadi, namun akhirnya wanita itu berhasil memulai pembicaraan dengannya.
Azalea hanya mengangguk pasrah.
Misel tak melanjutkan pertanyaannya, wanita itu hanya terdiam dengan sikap ragu-ragu.
"gak jadi.. " jawab misel cepat setelah cukup lama terdiam, tanpa menunggu jawaban Azalea wanita itu segera berlalu dari tempat itu.
Azalea menatap kepergian misel dengan tatapan bingung, sebelum akhirnya ia menghembuskan napas lega. Namun ada yang aneh dari tatapan misel, apakah wanita itu sudah mengetahuinya? Azalea hanya memenduga-duga.
Siapapun yang dekat dengan Azalea pasti bisa menyadari perubahannya.Apalagi perubahan itu terlalu drastis,beberapa bulan lalu gadis itu masih menjadi gadis pendiam yang tak banyak bicara. Sekarang saja kepribadian Azalea berubah sangat ceria.misel tidak mempermasalahkan perubahan itu, apalagi perubahan itu ke arah yang lebih baik. Tetapi ada hal yang mengganggu pikiran misel.Ia sebenarnya tidak ingin ikut campur atas hubungan Azalea dengan pria bernama ray itu. Namun, sebagai rekan kerja dan juga wanita yang lebih dewasa disini,misel merasa ia punya sedikit kewajiban untuk mengingatkan gadis itu.Apalagi Azalea adalah remaja yang masih terkesan labil.
Saat ini misel sedang berhadapan dengan pria yang membawa pengaruh baik sekaligus pengaruh buruk untuk gadis itu.
Ray sedang berdiri didepan meja kasir sambil tersenyum ramah kepadanya.Pria itu terlihat sangat tampan, berpakaian rapi dan tentu saja memiliki pekerjaan yang mapan. Ray bak dewa yunani yang tidak mempunyai kekurangan sedikitpun.bahkan, misel saja sempat membayangkan sedikit romansa dengannya. semua perempuan pasti akan tergila-gila kepada pria itu, namun diantara semua wanita dewasa di dunia ini mengapa pria itu harus memilih seorang gadis remaja yang usianya baru menginjak usia legal tahun depan.
" siang, misel.. "sapa ray dengan ramah seperti biasanya.
Misel tak menjawab, gadis itu terlihat berpura-pura sibuk dengan layar komputernya.
Ray mengkerutkan dahi. Hari ini wanita bernama misel itu tidak seperti biasanya. tiba-tiba saja wanita yang biasanya terlihat humble itu sekarang bersikap cuek kepadanya.
"Azalea ada? " tanya Ray lagi setelah melihat wanita didepannya itu tak merubah sikapnya, masih terus mengabaikannya.
"Dia lagi kerja pak, gak bisa diganggu. " jawab misel ketus
"ini jam makan siang kan? jadi boleh dong aku bertemu dengan nya" ucap Ray sekarang berubah tegas
Misel meliriknya dengan mata merah menahan amarah, hal itu membuat Ray sedikit bingung. Apa yang membuat misel sekarang terlihat begitu marah. Apa dia melakukan kesalahan kemarin atau ada Kata-kata nya yang menyinggung perasaan gadis itu. Ray bahkan tak bisa menemukan jawaban paling sederhana, memang wanita adalah makhluk yang paling sulit ditebak.
"Maaf sebelumnya misel, tapi aku cuma mau bertemu Azalea sebentar saja kok" jelas Ray lagi sambil menurunkan nada bicaranya.
Misel menghela napas, sekarang menatap mata pria didepannya dengan lekat.
"pak ray, aku gak tahu hubungan seperti apa yang terjadi diantara bapak dan Azalea. tetapi sebagai rekan kerja yang sudah bersamanya setiap hari aku cukup mengkhawatirkan keadaan gadis itu.Meski dia tak pernah bercerita tetapi aku tahu kalau dia sudah melalui banyak hal sulit. Jadi aku mohon kepada bapak jangan menyulitkannya lagi.. "jelas Misel kali ini terdengar benar-benar tulus
Ray terkesiap sesaat. Ada sesuatu yang menyadarkannya,sepertinya sekarang ia mulai memahami situasi yang terjadi.Bahkan Pria itu sudah mengerti arti dari kemarahan wanita itu.
Ray tersenyum kecil
" tentu, misel. Aku tahu kamu cukup mencemaskan Azalea namun yang harus kamu tahu aku juga merasakan hal yang sama. jadi jangan khawatirkan hubungan kami."jawab Ray datar
"Tentu saja, asal bapak berjanji satu hal"ucap misel
Ray mengkerutkan dahi kembali" Apa itu? "
"jangan ajari dia hal yang tidak sesuai usianya"
Ray sedang memandangi gadis yang sedang menghabiskan makanan didepannya. Masih terlihat begitu cantik dan indah. sesuatu mengusik pikiran Ray, Kata-kata misel tadi cukup menganggunya.Apakah benar ia sudah bertindak terlalu jauh, namun sejauh apa pun pria itu memikirkannya tidak ada alasan yang membenarkan perbuatannya.
"kamu gak makan? " tanya Azalea tiba-tiba ketika melihat pria didepannya tampak melamun.
Ray yang tersadar dari lamunannya sekarang terlihat salah tingkah, Ray kembali memperbaiki posisi duduknya.
"Aku gak lapar, lea" jawab Ray lembut
"kalau gak lapar, kenapa ngajak aku makan siang? " tanya Azalea bingung.
Ray mendekatkan wajahnya ke telinga gadis itu dan berbisik pelan.
"pengen ketemu kamu,soalnya kangen.. "Bisik Ray pelan, Azalea yang mendengar hal itu hanya membalas dengan senyum tipis.
Pria itu selalu berhasil membuat hatinya berbunga-bunga, bahkan dengan gombalan yang terdengar klise.
Ray kembali menyeruput es cappuccino didepannya yang sudah mulai mencair dengan perlahan. Berusaha merasakan sensasi dan aroma kopi yang begitu kuat,begitu menenangkan.Namun, jauh didalam sana, perasaan dan pikiran terasa sangat kacau.
"lea, kamu udah mikirin mau ambil jurusan apa nanti? " tanya ray tiba-tiba setelah pikiran itu muncul dan mengingatkannya kembali.
Ray memang sudah mengurus semua administrasi Azalea disebuah universitas swasta milik kenalannya. Namun pelaku utama, gadis didepannya itu belum juga memberikannya jawaban dan kepastian.
Azalea tak menjawab. Meski jauh didalam hatinya gadis itu merasa senang karena impiannya untuk kuliah akhirnya akan terwujud. Namun, Azalea merasa khawatir jika pria itu harus membayar semua biaya kuliahnya secara cuma-cuma.Mereka bahkan belum memiliki hubungan apa-apa.Meski sudah menghabiskan malam bersama Ray, namun pria itu belum juga memperjelas hubungan mereka. Azalea bahkan tak mempunyai keberanian sedikitpun untuk bertanya, bukankah jika ia menanyakan hal itu,ia akan terkesan begitu serakah.
"eh, kok ngelamun" ucap ray lagi setelah melihat Azalea menggantikannya melamun.
"Aku gak tahu, terserah kamu aja, " jawab Azalea pasrah
"gak bisa gitu, dong. Yang kuliah kan kamu Azalea jadi kamu harus tegas dengan pilihanmu" bantah Ray keras, Pria itu bahkan tak menyadari intonasi sudah meninggi dan membuat raut wajah gadis didepannya menjadi muram.
Ray menghela napas. ia membelai wajah Azalea yang masih terlihat cemberut.
"Maaf ya, aku agak emosi. Besok aku akan menemani kamu ke kantor untuk urus berkasnya. " ucap Ray lembut,Hal itu sepertinya berhasil karena wajah Azalea perlahan mulai membaik.
Azalea mengangguk pelan.
"leaa, " panggil Ray lagi
Azalea menoleh sedikit.
"Mau lihat kembang api ditaman nanti malam? "