Cinta Dalam Bara
Tanah gundukan itu masih nampak merah tanda pemakaman baru saja selesai di adakan, rintik rintik air hujan kian membuat tanah itu terlihat semakin basah.
Para pelayat dan sanak saudara dari mendiang almarhumah satu persatu sudah mulai meninggalkan acara pemakaman itu.
Seorang gadis cantik dengan rambut panjangnya yang terurai nampak tak berkedip sedikitpun menatap gundukan tanah merah yang nampak basah itu.
Tak ada air mata yang menggenang membasahi pipinya,
Air matanya mungkin sudah kering karena sejak sang papa masuk rumah sakit karena serangan jantung dua hari yang lalu ia terus saja menangis.
Namun,
Meski air mata tak terlihat mengalir membasahi pipinya, juga suara isak tak terdengar keluar dari bibirnya.
Wajah gadis itu nampak melukiskan kesedihan yang teramat dalam.
Wajahnya terlihat begitu pucat hingga nampak memutih,
Bibirnya terlihat kering dan mengelupas.
" kau benar benar meninggalkan aku seorang diri di dunia ini papa ?!
Kau tega menjadikan aku seorang yatim piatu sekarang....kenapa kau tak turut membawaku untuk bertemu mama ?!
Apa kau takut aku akan mengganggu ke bersamaan mu dengannya ?! " bisik gadis itu dengan tatapan mata kosong dan hampa ke arah tanah pemakaman yang nampak basah itu.
Rintik air hujan mengguyur kepalanya hingga tubuhnya basah dan menggigil.
" Raha....
Ayo kita pulang, kondisimu tidak memungkinkan untuk kau berada dalam situasi hujan seperti ini.
Kau baru saja sembuh " kata seorang wanita yang tiba tiba telah berada di sisinya.
" sebentar lagi bibi...." jawab gadis cantik yang nampak kuyu itu dengan pelan dan seolah tak bertenaga.
" Raha,
bibi tahu ini sangat sulit untukmu.
Tapi kau harus ikhlaskan papamu.
Dia sudah tenang di sana sekarang....
Ingat, kau juga harus menjaga kestabilan kesehatanmu agar kau tak lagi anfal " lanjut wanita itu lagi.
Seorang wanita dewasa yang berusia sekitar 30 tahunan yang berdiri di sisi gadis itu.
Dia adalah Aliyah Raha Anggraeni Pratama.
putri semata wayang mendiang tuan Prayoga Kurniawan Pratama yang baru saja meninggal dunia dini hari tadi dan pemakamannnya baru saja selesai satu jam yang lalu.
Seorang gadis cantik yang terlihat sehat dan baik baik saja,
Tapi percayalah....
Yang terlihat tidaklah yang sebenarnya.
Karena yang sebenarnya gadis itu sangatlah rapuh karena penyakit yang menderanya sejak ia berusia 2 tahun lalu hingga kini.
Kanker darah...
Penyakit yang membuat gadis itu harus akrab dengan rumah sakit dan obat obatan keras. Penyakit yang selalu mengintai nyawanya.
Penyakit yang membuat sang ayah pada akhirnya harus menikah kembali walau berat karena istrinya tiada setelah melahirkan Raha,
Tuan Prayoga terpaksa menikah tiga tahun lalu demi mendapatkan anak lain untuk transplantasi sum sum tulang belakang gadis itu.
Namun hingga kepergiannya hari ini, istri keduanya itu tak juga kunjung hamil.
Gadis cantik bermata bulat itu hanya diam membisu,
Wanita di sampingnya itu adalah satu satunya saudara kandung sang ayah.
Dan ia juga sangat tahu bagaimana hubungan sang papa dengan wanita itu.
Keduanya selalu saja terlibat perdebatan keras setiap kali mereka bertemu.
Entah karena apa,
Ia sendiri tak tahu apa yang sebenarnya menjadi alasan perdebatan mereka berdua.
Namun tak ia pungkiri, meski wanita itu sering berdebat dengan sang papa, sikap wanita itu berbeda ke padanya.
Wanita itu sangat menyayanginya.
Bibinya itu selalu terdiam lebih dulu jika ada dirinya saat mereka bersitegang.
Seolah takut kata katanya bisa melukai gadis itu.
" dia dalam pengawasanku, aku adalah walinya sekarang "
seorang wanita dewasa lain yang tak lain adalah mama tirinya turut bersuara.
Seorang wanita yang di nikahi oleh sang papa hampir tiga tahun yang lalu.
kini tiba tiba juga telah berdiri di sisi gadis itu.
Lagi,
Gadis cantik yang di panggil Raha itu hanya terdiam, pandangannya pun tak teralih sedikitpun dari tanah gundukan dengan batu nisan bertuliskan.
Prayoga Kurniawan putra Pratama bin Setiawan Pratama
Lahir : 22 februari 1980
Meninggal : 20 Desember 2024
" Raha..
Kau tahu aku adalah satu satunya adik dari papamu sekaligus satu satunya saudaramu yang masih ada di sini kini.
Terlepas dari apapun yang pernah kau lihat terjadi di antara aku dan papamu...
Percayalah, aku sangat menyayangimu juga papamu, mungkin kami memang memiliki cara yang sedikit berbeda dalam mengapresiasikan kasih sayang kami " kata wanita itu yang bernama Meylani Cintya Putri Pratama tanpa menatap sedikitpun kepada wanita di sisi lain gadis itu.
Meylani memang satu satunya keluarganya yang ada di Indonesia karena semua keluaganya yaitu kakek dan neneknya berada di Luar Negri yakni Belanda.
Meylani berada di sini karena mengikuti sang suami yang seorang pejabat pemerintah.
" kau bebas memilih ingin tinggal bersama siapa " lanjut Meylani yang membuat wanita di sisi lain Raha menatapnya tajam.
Namun hal itu tak sedikitpun di gubris olah Meylani.
" aku akan memikirkannya nanti bibi, tapi untuk sekarang...
Aku masih ingin tinggal di rumahku. Aku masih ingin bersama kenangan mama dan papa " jawab Raha kemudian yang membuat Calista sang mama tiri bernafas lega.
Namun tidak dengan Meylani,
Wanita cantik berambut sebahu itu menghela nafas kasar.
" terserah padamu,
Bibi menghargai keputusanmu dan pilihanmu. Tapi ingatlah...
Kau tidak sendiri.
kapanpun kau membutuhkan bibi, jangan sungkan untuk datang kepada bibi.
Pintu rumah bibi terbuka lebar untukmu " kata Meylani kemudian.
" terimakasih bibi..." jawab Raha kemudian, setelah itu Meylani mengusap pundak gadis yang baru akan genap berusia 17 tahun itu dan kemudian berlalu begitu saja dari tempat itu tanpa menoleh sedikitpun pada wanita di sisi lain sang keponakan itu.
Seolah ia tak menganggap sedikitpun keberadaan wanita itu.
Sementara wanita itu yang bernama Calista Nayana itu nampak merengkuh pundak gadis itu yang juga merupakan anak tirinya itu.
" kau tidak sendiri Raha...
Tante ada bersamamu " bisik wanita itu sambil mengeratkan dekapannya dengan sesekali mengusap lengan gadis itu.
Lagi lagi Raha tak memberikan respon apalagi jawaban.
Gadis itu hanya diam tak bergeming.
Ketika Raha dan Calista sibuk dan tenggelam dengan perasaannya sendiri sendiri,
Seorang pria tampan berwajah dingin di ujung sana, tepatnya di bawah sebuah tenda yang sengaja di sediakan untuk para pelayat tadi.
Pria muda itu nampak menatap interaksi ketiga wanita itu sejak tadi dengan tatapan yang rumit dan tak terbaca.
Terutama pada sosok gadis cantik yang berwajah pucat itu.
Dia adalah Leonel Exel Hazzard,
Seorang pemuda berusia 22 tahun yang di bawa Calista kerumah Raha sejak hampir empat bulan yang lalu dan di perkenalkan oleh Calista sebagai anak tirinya dari pernikahannya terdahulu.
Dan sejak hari itu,
Banyak drama pertengkaran yang terjadi antara sang papa dengan istri mudanya itu.
Dan puncaknya adalah malam sebelum sang papa tiba tiba jatuh pingsan di depan pintu kamarnya setelah pulang kerja.
Raha tak tahu apa apa selain teriakan sang mama tiri kemudian ia melihat tubuh sang papa yang sudah di bopong oleh seorang Leon dengan di bantu dua orang penjaga rumah keluarga Raha ke lantai bawah dan akhirnya di bawa kerumah sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Susi Akbarini
munhkinkah Leon selingkuhan calista..
papa raha memergoki mereka lagi ninu2...
jadi serangan jantung..
❤❤❤❤
2025-01-27
2
Sugiharti Rusli
yang meninggal kan ayah Raha yah, kenapa ditulis almarhumah yah🙏✌
2025-01-30
0
Tuti Tyastuti
mampir thor
2025-02-01
0