NovelToon NovelToon
EGO

EGO

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Wanita Karir / Keluarga
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: si_orion

Maxwell, Daniel, Edric dan Vernon adalah keempat CEO yang suka menghambur - hamburkan uang demi mendapatkan kesenangan duniawi.

Bagi mereka uang bisa membuat mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan bahkan seorang wanita sekalipun akan bertekuk lutut di hadapan mereka berempat demi mendapatkan beberapa lembar uang.

Sampai suatu hari Maxwell yang bertemu dengan mantan calon istrinya, Daniel yang bertemu dengan dokter hewan, Edric yang bertemu dengan dokter yang bekerja di salah satu rumah sakitnya, dan Vernon yang bertemu dengan adik Maxwell yang seorang pramugari.

Harga diri keempat CEO merasa di rendahkan saat keempat wanita tersebut menolak secara terang terangan perasaan mereka.

Mau tidak mau Maxwell, Daniel, Edric dan Vernon melakukan rencana licik agar wanita incaran mereka masuk ke dalam kehidupan mereka berempat.

Tanpa tahu jika keempat wanita tersebut memang sengaja mendekati dan menargetkan mereka sejak awal, dan membuat keempat CEO tersebut menjadi budak cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si_orion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 2

"Wah, Mr. Tiger kita sudah selesai dengan kencan bersama hewan-hewan endemiknya."

Suara Edric  terdengar menyambut kedatangan Daniel. Hewan - hewan endemik yang Edric maksud adalah benar satwa endemik dalam artian yang sebenarnya.

Daniel adalah seorang pecinta satwa, apalagi satwa langka. Dia memiliki sebuah lembaga konservasi hewan baik liar maupun langka. Daniel telah jatuh hati dengan dunia binatang sejak SHS. Dia sering ikut kegiatan konservasi maupun kegiatan lainnya yang berhubungan dengan pecinta satwa.

Daniel bahkan menjadikan rumah keduanya sebagai tempat tinggal hewan peliharaannya. Ya, selain memiliki lembaganya, Daniel juga menjadikan rumahnya sebagai tempat konservasi hewan endemik peliharaannya.

Ketika libur, CEO Cherish Animal Protect & Conservation itu lebih sering menghabiskan waktu di rumah keduanya yang telah disulap jadi mini kebun binatang. Hewan yang Daniel pelihara di kebun binatang mini yang ada dihalaman rumahnya adalah 2 ekor Harimau Siberia, 20 ekor burung merak, 2 ekor Beruang Hitam Asia, 15 ekor Rusa musk, 2 ekor Serigala Iberia, 1 ekor Anjing Siberian Husky, 2 ekor kucing Ashera, 4 ekor burung unta, 4 ekor kuda, beberapa jenis burung seperti kakaktua, burung hantu, makau dan lainnya, serta beberapa ikan mahal dalam akuarium besarnya.

"Ya, itu jauh lebih baik daripada berkencan dengan para wanita panggilan." jawab Daniel sambil duduk disamping Vernon.

Mereka adalah kelompok yang berisi 4 orang pria dewasa yang merupakan CEO perusahaan besar. Siapa yang tak mengenal mereka? Siapa saja pasti mengenal mereka, apalagi para wanita yang sudah pasti tergila - gila pada mereka, hingga rela melemparkan diri secara murah pada mereka.

Kelompok mereka terdiri dari Maxwell Addison si ketua yang merupakan CEO dari Zeus, sebuah perusahaan industri pesawat terbang sekaligus maskapai penerbangan terbesar.

Daniel Garrick si pecinta satwa. Selain menjadi CEO dari Cherish Animal Protect & Conservation Daniel juga merupakan CEO dari Garrick Electric Group, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang industri kimia, minyak bumi, dan energi. Perusahaan Daniel merupakan perusahan yang menyuplai listrik sebesar 45% di Negara ini.

Edric Dexter si cerdas sebab dia mendapat gelar dokternya saat masih berusia 25 tahun. Edric merupakan CEO dari Cade Corporations, perusahaan yang berfokus dalam bidang kesehatan dan kimia. CC merupakan pemilik rumah sakit terbesar dan terbanyak di Negara ini.

Dan terakhir adalah Vernon Harvey, CEO dari Glory Global Industrial Co., Ltd. Sebuah perusahaan konstruksi dan Petrochemical besar yang tak hanya terkenaldi negara ini, akan tetapi juga diberbagai daratan dunia. Vernon sendiri terkenal sebagai arsitek muda yang handal dan profesional.

Meskipun masih terbilang usia muda, akan tetapi nama mereka telah banyak malang melintang di bidangnya masing - masing. Mereka memimpin perusahaan masing - masing dengan baik bahkan dengan sangat baik bahkan hingga perusahaan mereka tumbuh besar dan berkualitas. Mereka adalah kumpulan pria tampan, mapan, bertangan dingin, dan intelektual. Mereka cerdas, cerdik, dan banyak yang menyebut mereka sebagai kumpulan pria sempurna.

Namun, di balik kata sempurna pasti akan ada kekurangan, bukan? Ya, mereka memang tampan, kaya dan cerdas. Namun sayangnya, mereka adalah para pria brengsek. Pemain perempuan, hobi berjudi, balapan, dan berpesta.

Mereka lebih suka hidup bebas layaknya remaja. Mereka lebih suka dengan status single mereka. Mereka adalah tipe pria bebas yang tak suka memiliki ikatan asmara apalagi pernikahan. Mereka lebih suka bermain dengan wanita panggilan sebagai pelampiasan birahi mereka.

Edric berdecih. "Padahal kau yang paling sering bermain dengan para wanita panggilan itu."

"Ck. Dan kau kapan akan melepas keperjakaanmu? kau tahu cairanmu itu harus di buang pada tempatnya, jangan hanya di buang di closet kamar mandi." jawab Daniel membuat semua  tertawa mengejek Edric.

Oke, kita kecualikan Edric dalam keberengsekan mereka. Ya, hanya Edric yang tak suka bermain perempuan bahkan pria itu hingga saat ini masih perjaka. Edric lebih suka bekerja seharian di ruangannya daripada harus bermain dengan wanita panggilan.

"Hey! cairanku ini limited edition, jadi harus ditempatkan pada tempat yang benar dan berkualitas. Cairanku tidak cocok keluar di dalam para wanita panggilan itu." sahut Edric

"Ah, Edric, kau benar-benar harus mencoba bercinta. Karena sekali kau mencoba, kau akan ketagihan, tak peduli wanita mana yang kau masuki yang terpenting kau merasakan kepuasan." ujar Daniel.

Vernon mengangguk. "Ya, Daniel benar. Atau jangan - jangan kau seorang impoten?" tanya Vernon meledek.

Edric berdecak. "Jadi kita berkumpul disini untuk membahas keperjakaanku? Ck, kalian membuang waktuku." ucap Edric membuat mereka kembali tertawa.

***

Edric hari ini sedang mengunjungi salah satu cabang rumah sakitnya. Edric hanya berkeliling rumah sakit seperti biasanya tiap dia berkunjung. Dia melihat bagaimana kinerja tenaga medis maupun manajemen tiap cabang rumah sakitnya.

Edric selalu datang dengan sederhana layaknya pengunjung lainnya yang hendak mengunjungi sanak saudara mereka yang di rawat disana. Edric tak terlihat mencolok seperti pemilik rumah sakit, sebab dia lebih suka berkeliling sendirian dari pada di temani asisten atau siapa pun.

Edric memasuki area rawat VVIP untuk mengunjungi pamannya yang kebetulan tengah di rawat juga disana. Edric masuk ke dalam lift bersamaan dengan seorang dokter wanita yang terlihat masih sangat muda.

Sepertinya dokter itu tidak mengenali Edric sebagai pemilik rumah sakit ini, sehingga dokter cantik itu pun terlihat biasa saja saat bersebelahan dengan Edric di lift yang sepi ini.

Lift yang menuju lantai 9 itu awalnya sepi karena hanya ada mereka berdua, tapi kemudian dokter cantik itu menerima sebuah telepon dan asyik mengoceh meyumpah serapahi pasien tuanya yang tak tahu diri.

"haruskah aku membedah dia dan mengambil jantungnya lalu menjualnya? Kenapa tua bangka itu sangat manja? Menyebalkan sekali." gadis itu mendumel setelah menutup ponselnya.

Setelah menutup teleponnya, gadis itu terus menerus mendumel, tapi entah kenapa justru Edric merasa terhibur. Biasanya dia akan mudah terganggu dengan dumelan wanita, tapi rasanya dia sekarang terhibur bahkan terkekeh gemas melihat tingkah dokter cantik disampingnya.

"Kemana tujuanmu?" tanya Edric yang tak bisa lagi menahan suaranya.

Dokter cantik itu menoleh ke arah Edric sambil menunjuk dirinya sendiri. "Kau bertanya padaku?" tanya gadis itu dengan wajah polos.

Edric menautkan alisnya kemudian mengedarkan pandangannya kepenjuru lift. "Memangnya ada siapa lagi disini selain kau dan aku?"

Gadis itu mencebik sambil melipat tangannya di dadanya. "Barangkali kau berbicara dengan makhluk astral."

Edric terkekeh dalam diam, tapi dia segera mengubah ekspresinya kembali menjadi tenang. "Berarti makhluk astral itu adalah kau, karena aku berbicara denganmu."

"Apa?! Kau mengataiku makhluk astral? Oh astaga, tuan... aku tak tahu namamu, jangan semakin membuat moodku hancur ya." sahut gadis itu.

"Aku tak membuat moodmu hancur."

"Tapi tadi kau mengataiku makhluk astral." jawabnya.

"Aku tidak mengataimu .... dr. Chelsea?" ucap Edric membaca nametag di jas dokter itu.

Gadis itu memelotot. "Kau tahu namaku? Kau juga tahu aku seorang dokter? Astaga apa kau penguntit?" tuduhnya.

Edric bukannya panik malah justru tertawa melihat tingkah ajaib gadis itu. "Kau memakai nametag di jas doktermu, gadis bodoh."

"Yak, tadi kau mengatai aku makhluk astral?! Dan sekarang kau menyebutku bodoh?! Dasar tidak sopan!" seru gadis itu.

"Aish, tidak bisakah hanya pak tua itu saja yang menyebalkan? Kenapa aku harus bertemu orang menyebalkan lainnya disini." dumel gadis itu.

Edric mengeryitkan keningnya, tapi dia tetap diam tak mengeluarkan suara.

"Kau tahu tuan tanpa nama, aku punya seorang pasien pria tua bangka yang menyebalkan, sangat - sangat menyebalkan. Dia selalu bersikap dingin padaku, tapi dia banyak sekali maunya. Dia selalu diam saat aku tanya keluhannya, bahkan ketika menjawab dia selalu menjawab dengan sinis. Oh astaga, untung saja dia tampan. Aku berharap dia segera sembuh dan tak pernah kembali lagi kesini." oceh gadis bernama Chelsea itu.

Ting

Lift sampai di lantai 9 dan terbuka, tapi Edric dengan cepat kembali menekan tombol tutup dan menekan tombol 13.

"Yak yak! Kenapa kau menutupnya lagi? Oh my! Aku harus segera ke lantai 9, kau tahu? Paman tampan menyebalkan itu pasti akan mengamuk jika aku tak segera datang kesana." oceh Dr. Chelsea.

Edric terkekeh, entah kenapa dia suka sekali melihat dan mendengar ocehan gadis yang baru beberapa menit lalu dia temui itu. Edric langsung terpana oleh gadis itu ketika dia mulai mengeluarkan suara yang bagi Edric suaranya itu sangat merdu. Hingga Edric melakukan hal gila yang entah kenapa dia lakukan. Dia menutup kembali pintu lift saat gadis itu akan keluar.

Tapi dimana orang-orang? Kenapa dari tadi hanya ada mereka berdua disana? Oh, Edric sungguh tak peduli tentang itu.

"Kau kan seorang dokter, seharusnya kau sabar menghadapi pasien seperti itu." ucap Edric.

Dokter cantik itu berdecih, dia telah bersabar tapi Paman tua tampan itu sungguh sudah menguras kesabarannya.

"Siapa nama-"

"Namanya Austin Dexter, paman tua itu sungguh menyebalkan. Seperti anak sekolah dasar yang banyak mau dan harus dituruti. Bahkan marahnya seperti wanita sedang PMS. Untung saja dia tampan, jadi aku masih bisa menahan kesabaranku." jawab gadis itu mengoceh.

Edric lagi-lagi terkekeh, suka, dia sangat suka mendengar ocehan gadis itu, sungguh. Apakah Edric sudah gila? Apakah dia jatuh pada pandangan pertama kepada dokter cantik itu karena suara ocehan?

"Aku tak bertanya tentang pasienmu, aku bertanya nama-"

Ting

"Nah tuan tampan yang aku tak tahu namamu, kita sudah sampai di lantai 13, sampai jumpa." potong dokter cantik itu ketika pintu lift terbuka.

Namun, dokter cantik itu kembali melongo ketika Edric justru menekan tombol tutup dan menekan tombol nomor 9.

"Siapa namamu?" tanya Edric langsung sebelum ada gangguan lagi.

Dokter cantik itu menggaruk kepalanya menahan amarah dan bingung dengan tingkah pria tampan didepannya. Ingin rasanya dia mencakar wajah pria itu, tapi dia tak tega melukai wajah tampan itu.

"Kau mempermainkan aku, tuan tanpa nama? Kenapa-"

"Siapa namamu?" tanya Edric memojokkan dokter cantik itu disudut lift.

Dokter cantik itu terdiam, dia menelan ludahnya ketika wajahnya dan Edric begitu dekat. Mata mereka saling bertatapan, dia tak tahan ketika dihadapkan dengan wajah tampan itu. Rasanya lututnya lemas dengan posisi ini.

"P-permisi, aku rasa posisi kita-"

Edric semakin mendekatkan wajah mereka membuat dokter cantik itu memerah dan menutup matanya pasrah. Ya, dia pasrah jika seandainya Edric akan menciumnya. Lumayan dicium pria tampan, bukan?

"Aku hanya ingin tahu siapa namamu, bukan untuk menciummu." bisik Edric tepat ditelinga gadis itu.

"C-Chelsea, Chelsea Angela."

"Nama yang cantik, aku akan menciummu nanti. Siapkan bibirmu, sayang." bisik Edric lagi dan segera pergi saat lift terbuka.

Chelsea menghembuskan nafasnya lega ketika Edric pergi. Lututnya lemas hingga dia merosot dan duduk di lift.

"Huh, apakah pria tampan didunia ini memang gila semua atau bagaimana? Oh my, lututku lemas." gumam Chelsea mengelus dadanya menenangkan diri sebelum dia bangkit dan keluar lift, menuju ruangan pasien tampan menyebalkannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!