NovelToon NovelToon
Hanya Adik Angkat Sersan Davis

Hanya Adik Angkat Sersan Davis

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Kehidupan Tentara
Popularitas:11.1k
Nilai: 5
Nama Author: Hasna_Ramarta

Serka Davis mencintai adiknya, hal ini membuat sang mama meradang.

"Kamu tidak bisa mencintai Silvani, karena dia adikmu," cegah sang mama tidak suka.

"Kenapa tidak boleh, Ma? Silvani bukan adik kandungku?"

Serka Davis tidak bisa menolak gejolak, ketika rasa cinta itu begitu menggebu terhadap adiknya sendiri, Silvani yang baru saja lulus sekolah SMA.

Lalu kenapa, sang mama tidak mengijinkan Davis mencintai Silvana? Lantas anak siapa sebenarnya Silvana? Ikuti kisah Serka Davis bersama Silvani

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 Dari Siapa Silva Tahu Dia Anak Angkat?

     "Dek, tolong buka pintu kamarnya sebentar, kakak mau kasih sesuatu untuk kamu." Davis terpaksa mengirimkan pesan WA pada Silva, karena kamar Silva sejak tadi dikunci.

     Davis heran kenapa pintu kamar Silva tiba-tiba dikunci, biasanya juga tidak?

     Pesan WA itu sudah dibaca Silva, tapi tidak ada balasan. Davis mencoba menghubungi Silva meminta Silva membuka pintu kamar.

     "Buka sebentar pintu kamarnya, tolong. Kenapa kamu tiba-tiba mengunci pintu dan bersikap dingin seperti ini sama kakak? Salah kakak apa? Kakak juga mau ada sesuatu yang ingin dibicarakan sama kamu, ini penting," ucap Davis terdengar memaksa, masih dalam sambungan telpon.

     Tanpa jawaban dari Silva. Namun, tidak lama dari itu, pintu kamar Silva perlahan terbuka, tapi celahnya hanya kurang lebih lima senti saja.

     "Kenapa tidak kamu buka saja, kalau seperti ini kakak tidak bisa bicara dengan kamu," desaknya tidak sabar.

     Silva melebarkan sedikit lagi daun pintu, pada saat itu Davis dengan cepat mendorong daun pintu sampai pintu itu terbuka lebar dan Silva berhasil terdorong.

     "Kenapa Kakak lakukan itu? Tolong, segeralah keluar sebelum mama melihat," kejut Silva dengan mata sedikit melotot, sembari memegangi handuk yang melilit di badan.

      "Mama, kenapa harus takut sama mama? Biasanya kamu tidak seperti ini. Biarkan saja mama tahu kita sedang berada di kamar," tantang Davis tidak merasa takut.

     "Tolong, kali ini Kakak keluar. Aku tidak mau lagi kedatangan Kakak ke kamar aku. Aku mau pakai baju," usirnya dengan tubuh menjauh dari Davis.

     "Baiklah, tapi cepat selesaikan berbaju, kakak tunggu di bawah," ucapnya bernada perintah. Silva segera menuju pintu dan bermaksud menutupnya. Namun, tiba-tiba saja Mama Verli datang dan langsung masuk ke kamar Silva, mendorong pintu yang Silva tahan.

     "Sudah mama katakan, pintu kamar itu dikunci. Kenapa kamu masih terlihat memasukkan kakakmu ke dalam? Apalagi dalam keadaan kamu hanya pakai handuk sebatas dada, kamu tidak malu aurat kamu terlihat kakakmu?" Mama Verli melotot ke arah Silva. Silva merunduk takut, ia tidak biasanya mendapat kemarahan sang mama seperti ini.

     Silva merasa, karena dirinya adalah anak angkat, kemarahan sang mama kali ini seakan menyayat hati. Padahal sudah biasa sang mama seperti itu. Tapi kali ini tangan sang mama yang menunjuk-nunjuknya bagaikan badik yang ingin melukainya.

     "Iya, Ma, Silva minta maaf. Ta~tadi, Kak Davis memaksa ingin masuk dan sengaja mendorong pintu." Silva memberi alasan dengan suara yang gugup.

     "Sudah, sekarang kamu berbaju, dan segera ke bawah, kita sarapan pagi bersama," titah sang mama sembari keluar kamar Silva dan menutup kembali pintu kamar dengan sedikit keras.

     Silva terkejut, ia tidak lagi bisa menahan perasaannya. Nanti saat sarapan, ia akan menanyakan perihal siapa dirinya.

     Tiba di ruang makan, semua sudah siap. Silva menatap ke arah meja makan, hanya tinggal dirinya yang belum di sana.

     Silva duduk di samping Danis, kehadirannya mendapat tatap kesal sang mama. Juga tatap yang entah dari Davis.

     "Kita sarapan pagi, dan ingat jangan ada yang bicara sampai sarapan pagi selesai," peringat sang mama bak seorang komandan yang tidak bisa dibantah perintahnya.

     Setelah sarapan, Silva segera berdiri menghampiri Mama Verli dan Papa Vero. Ia meraih tangan keduanya lalu diciumnya.

     "Silva pergi, Ma, Pa. Assalamualaikum," ucapnya berpamitan. Sang mama menjawab seraya menatap kepergian Silva yang pagi ini muram.

     Davis dan Danis pun berpamitan, mereka menuju kendaraannya masing-masing.

     "Dek, biar pagi ini kamu kakak antar sampai kampus, ya." Danis tiba-tiba menawarkan bantuan, tapi Silva langsung menolaknya.

     "Tidak usah Kak Danis, Silva sudah memesan gojek. Sebentar lagi juga datang," tolaknya halus seraya berdiri menatap lurus ke arah jalan menunggu datangnya gojek pesanannya.

     "Jangan lupa, nanti pulangnya kakak jemput. Awas, jangan pernah ikut siapapun kalau bukan kakak yang jemput," peringat Davis di dekat telinga Silva.

     Sepuluh menit kemudian, gojek yang dipesan Silva datang. Silva segera memburu gojek.

     "Hati-hati naiknya, pegangan di besi belakang," peringat Davis lagi seraya menatap wajah Silva yang sudah dari kemarin murung.

     "Pak, tolong hati-hati jalankan motornya, ya." Davis memperingatkan pada tukang ojek itu supaya hati-hati.

     "Siap, Mas," ujarnya seraya melajukan motornya perlahan. Davis menatap kepergian gojek yang membawa pergi Silva. Tidak lama dari itu, ia pun segera menyalakan motornya disusul Danis yang sejak tadi hanya menyaksikan interaksi antara Davis dan Silva yang terlihat kaku.

     Sepanjang jalan menuju kantor, Davis tidak henti memikirkan wajah Silva yang murung sejak kemarin sore. "Mungkin karena sudah aku tegur, gara-gara dia ketahuan ikut teman laki-lakinya itu. Baguslah, itu artinya Silva takut dan pastinya ia tidak akan mengulang lagi kesalahannya," yakinnya sembari memacu motornya semakin kencang.

     Siang pun tiba, Davis keluar dari kantornya. Ia segera mengirimkan pesan pada Silva. Sayangnya Silva tidak membalas, pesan Davis pun masih centang satu.

     "Ih, kenapa Silva ini, kok Hp nya tidak aktif?" herannya. Tidak mau menyimpan penasaran, Davis segera memacu motornya menuju kampus ULD. Pertengahan jalan menuju ULD, Davis justru dikagetkan dengan Silva yang menaiki gojek berlawanan arah.

     "Silva, bukankah itu Silva, mau ke mana dia?" herannya seraya memutar motornya dengan cepat, untuk mengikuti gojek yang dinaiki Silva.

     Hingga di suatu taman, gojek yang ditumpangi Silva berhenti di sana. Silva segera membayar ongkos gojek, lalu ia melangkahkan kaki memasuki taman di kota kecil itu.

     Davis merasa bersyukur, ia bisa mengejar gojek yang ditumpangi Silva. Dia segera memarkirkan motornya di tempat parkir yang tersedia di sana.

     Taman terlihat sepi, hanya ada beberapa pengunjung, maklum hari biasa. Davis terus mengikuti Silva dari jarak kurang lebih 30 meter. Davis penasaran, mau apa Silva ke taman dan akan bertemu siapa?

     Silva berhenti dan duduk di sebuah bangku taman. Untuk beberapa saat Davis mengawasi pergerakan Silva, Davis ingin tahu akan bertemu siapakah Silva di sana?

     Namun sampai lima belas menit keberadaannya di sana, Silva tidak terlihat bertemu siapapun. Davis pun berjalan mendekat. Kali ini tekadnya kuat, ia akan berterus terang mengenai siapa diri Silva sebenarnya, sekaligus mengungkap perasaan dalam hatinya yang selama ini dia pendam.

     "Dek, kamu di sini, untuk apa?" Davis sudah menduduki bangku dan duduk di samping Silva seraya meraih tangan sang gadis yang ternyata tengah menangis.

     Silva menoleh ke samping, alangkah terkejutnya dia mendapati Davis sudah berada di sampingnya meremat tangan kirinya.

     "Kakak, lepaskan. Kenapa Kakak bisa berada di sini?" Silva terhenyak melihat Davis, lalu ia berusaha menyeka air matanya.

     "Harusnya aku yang bertanya sama kamu, Dek. Untuk apa kamu di sini?" Davis menatap manik mata yang kini dipenuhi bulir bening menggumpal yang sudah jatuh sejak tadi.

     Silva hanya bisa menangis seraya berusaha melepaskan rematan tangan Davis.

     "Katakan kamu kenapa?" desak Davis heran dan iba. Ia tidak tega melihat Silva sedih seperti ini.

     "Jangan tanyakan aku kenapa, tapi kenapa kakak bisa ada di sini? Dan satu yang ingin aku tanyakan, benarkah aku hanya anak angkat? Dan Kakak yang aku kenal menyayangi aku tulus selama ini, ternyata palsu belaka," cetus Silva. Seketika Davis hanya bisa melongo, dia kaget dari siapa Silva tahu kalau dia adalah anak angkat?

1
Rosidahnamaku
penasaran
Nasir: Silahkan Kak mampir. Jangan lupa like n vote nya ya.
total 1 replies
Nasir
Hai Readers, kisah Davis dan Silva sepertinya pembaca masih malu2 mampir ya? Ayo serbu dong kisah ini, biar retensinya tercapai dan Author menulisnya semangat. Kalo retensi gak tercapai, sepertinya Author mau tamatkan lebih cepat. Ayo dong mampir biar Author semangat.
Mrs.Riozelino Fernandez
orang pacaran pun gak ada yang masuk ke kamar pacarnya,Davis ini udah kelewatan.kayak gak ada waktu lain untuk bicara sama Silva...
gak suka banget aku liatnya...
Lendra malayu
tambah seru nih,,, semangat thorrr /Kiss//Kiss/
Sukemi Nak Murtukiyo
perang dunia ke 3 ini,,,,,
Nasir: Hehheeee tungguin ya..
total 1 replies
Lendra malayu
wahh,, bs ngamuk nih si Davis /Frown/
Nasir: Heheh... kayaknya...
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
🤮🤮🤮
Mrs.Riozelino Fernandez
naaah bener nih kata Danis👍👍👍👍👍
Mrs.Riozelino Fernandez
kok aku jijik jadinya dengan Davis ya...
klo menurut ku ini gak cinta sih,nafsu namanya...agak lain gaya pacaran nya...klo cinta itu pasti dijaga,orang pacaran sehat aja gak mau tiap sebentar cap cip cup...
Lendra malayu
mksh thorr udah rajin up 🥰/Rose//Rose/
Nasir: Sama2 Kak.
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
waaah ini oleh oleh khas kampung halaman ku di Medan kk Thor....
Bika Ambon dan lapis legit 👍👍👍👍
Nasir: Iya mantap Kak...
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
uiiih...udah main tindih aja...
kk adek kandung mana ada begituan klo udah besar...aku aja dilarang masuk kamar Abg ku 😅😅😅
Nasir: Iya Kak... itu gak boleh...
total 1 replies
Lendra malayu
sepertinya kak danis mulai faham siapa wanita yg dimaksud davis
Miftahur Rahmi23
Gambaran manusia sekarang nih, apalagi di medsos, banyak nih komen2 kek gini. dia yg nyerang dia pula yg merasa terzholimi /Facepalm/
Nasir: Iya betul.
total 1 replies
Lendra malayu
semangat thorrr /Kiss//Kiss//Rose/
Nasir: Makasih Kak...
total 1 replies
mama Al
aku mampir
Nasir: Makasih Kak....
total 1 replies
Lendra malayu
ternyata dinding pemisahnya orang terdekat
Mrs.Riozelino Fernandez
mank kenapa klo Silva jadi mantu mu Ma???
Nasir: Entahlah. Mama hanya ingin dia jadi anaknya saja tidak lebih.
total 1 replies
Lendra malayu
naa,, si mama bs ngomel2 nih
Nasir
Hari ini satu bab dulu ya.... gpp ya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!