Alpha CEO hebat yang tak tersentuh setelah patah hati dia tak pernah melihat wanita lagi, namun seorang gadis titipan dari adik dan wanita yang pernah dia cintai mampu mengalihkan perasaannya, lalu bisakah mereka bahagia? Akankah rumah tangganya itu berdiri dengan kuat tanpa goncangan???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sah jadi pasangan
"Ciee, menikah. Selamat Ayah." Ucap Ame lalu memeluk Alpha sayang.
"Makasih sayang." Kata Alpha lalu mencium pipi ponakan tersayangnya.
"Ayah sekarang jarang main ke jogja, Ame kangen." Kata Ame cemberut membuat Alpha merasa bersalah begitupun Al Jovano, gara-gara cemburu keduanya jadi menelantarkan perasaan Ameria.
"Maaf sayang, Ayah sibuk." Bohong Alpha sambil melirik ke arah Al Jovano yang melengos.
Ameria pun berlama-lama mengoceh dan bercerita di sisi Alpha sementara Zea dan Shafa saling berbagi cerita satu sama lain selama tak jumpa, sedangkan Al Jovano keluar menemui Papanya juga Oma opanya yang sedang berbincang dengan penghulu juga Bian.
"Ayah pasti sakit ya." Kata Ameria sambil mengelus pelan tangan Alpha yang membuat Alpha gemas jadinya karena perhatian gadis kecil itu.
"Ame mau jadi dokter biar nanti bisa jagain Ayah, Papa, mama sama Kakek dan nenek semuanya." Celoteh Ameria lagi yang di jawab tawa oleh Alpha.
Rasanya begitu rindu pada ponakannya itu karena hampir sangat lama tak bertemu dengannya semenjak terakhir pertengkaran dengan Al Jovano itu.
"Ayah di perut Mama ada dedek dua loh." Kata Ameria bangga.
"Bentar lagi Ame jadi kakak." Cerita Ameria membuat Alpha menoleh pada Zea dan benar saja perut wanita itu sudah amat besar bagaimana dia tak melihat sama sekali, biasanya sekecil apapun perubahan pada Zea dia selalu tau, namun rupanya hatinya sudah mulai berubah sehingga tak melihat kearah Zea dengan teliti.
"Kapan Bunda Shafa punya dedek yah?? " Sontak Alpha terkejut dan bersemu merah karena pertanyaan polos Ameria barusan.
Zea dan Shafa menoleh saat pertanyaan polos Ameria tadi, Zea tertawa lalu menepuk Shafa yang memerah pipinya.
"Doakan saja ya tangan Ayah sehat nanti Ayah buat kembar banyak." Jawab Alpha asal kemudian.
"Yeeee Ame bakal punya saudara banyak-banyak." Ameria tertawa bahagia.
Ame sudah cukup lama puas hingga mengantuk melihat itu Zea tak tega lalu meraih tubuh putrinya dan memanggil Al Jovano agar segera membawa pulang kerumah Papa Haris.
"Maaf kita balik ya, selamat berbulan madu di rumah sakit." Ucap Al Jovano membuat Alpha kesal atas ejekan Al Jovano padanya.
"Ckkk sialan! Adik durjana!" Umpat Alpha yang di sambut gelak Al Jovano.
"Yang sakit tangannya, itunya gak patahkan??" Kata Al Jovano sambil berbisik di telinga Alpha membuat wajah Alpha semakin memerah.
"Sumpah Zea, bawa suamimu pulang sebelum gelas di meja melayang di kepalanya." Kata Alpha geram dan kesal namun bukan Al Jovano jika takut dia justru makin menjadi.
"Buruan pulang jangan betah di sini, biar bisa segera unboxing, udah lama gak di pakai karatan nanti." Kata Al Jovano lagi berbisik dan meninggalkan Alpha yang makin bermuram durja.
"Hahaha. Pulang ya, jangan nyariin." Ucap Al Jovano kemudian.
"Sana! Buruan gerah ada kamu!" Alpha berkata kesal membuat Al Jovano makin tertawa menjadi-jadi.
"Pulang ya kak, GWS." Ucap Zea sambil tersenyum sekedarnya yang di jawab anggukan kepala Alpha dan tersenyum namun ada senyum lain yang sakit saat melihat Alpha tersenyum pada Zea takut jika Alpha masih menyimpan rasa pada adik iparnya itu.
...__***__...
Sunyi sepi setelah semua orang pergi dari ruangan rawat Alpha hanya ada Shafa yang mematung di tempatnya, mendadak rasanya canggung sekali.
"Cil, ngapain bengong begitu. Haus. " Ucap Alpha yang merasa kehausan di tempatnya.
"Cil!!!" Panggil Alpha lagi mengejutkan Shafa yang melamun.
"Eh iya kak. kenapa??" Shafa pun mendekati laki-laki yang sekarang sudah sah jadi suaminya.
"Haus sayang..." Ucap Alpha berkata yang membuat Shafa memerah di tempatnya.
Shafa meski malu mengambil minum di meja dan memberikan minuman ke bibir Alpha, Alpha pun meminum karena benar-benar kehausan.
"Makasih Cill." Ucap Alpha yang di jawab anggukan kepada Shafa.
"Habis nikah kok kamu malah jadi kaya beda sih??"
"Diem mulu dari tadi."
Alpha heran dengan sikap Shafa yang sedari tadi banyak diamnya. Alpha menatap dalam wajah Shafa yang di tatap pun merasa salah tingkah rasanya.
"Cill" Panggil Alpha lagi.
"Kak, masih kaya gak percaya gitu sekarang aku sama kak Alpha udah beda status." Ucap Shafa kemudian.
"Rasanya kok aneh ya." Kata Shafa.
"Aneh kenapa??" Tanya Alpha.
"Canggung gitu rasanya dari pada biasanya." Jujur Shafa.
"Jantung Kak Alpha berdetak kenceng gak sih??" Tanya Shafa kemudian.
"Enggak tuh." Jawab Alpha jaim.
"Kalau sekarang??? " Shafa menyentuh pipi Alpha dengan tangan lembutnya dan itu sukses membuat getaran di tubuh Alpha.
Shafa mendekat, ingin memastikan rasa pada dirinya agar tak canggung lagi dengan orang yang akan selalu dia layani.
Cup
Kecupan di pipi Alpha yang berani Shafa berikan meski dengan wajah merona setelahnya, sukses membuat jantung keduanya berdetak tak karuan.
"Ya ampunnnn ini nyata. Bukan mimpi, sekarang aku benar-benar sudah jadi istri bos aku sendiri." Batin Shafa yang masih berdiri di depan Alpha yang membeku di tempatnya.
"Kayaknya aku sekarang sakit jantung deh." Gumam Alpha, ternyata menikah jadi begini, setiap sentuhan bikin tubuhnya berbeda, batin Alpha.
Shafa pun tersenyum dan menatap pipi Alpha lalu melabuhkan kembali kecupan di pipi sebelahnya meski dengan malu-malu, Shafa sudah berazam akan berusaha mengalihkan pandangan Alpha pada dirinya seorang.
Cup
"Biar gak berat sebelah." Ucap Shafa.
"Jadi sekarang kamu udah terima nih jadi suami Om-om??"
"Udah berani nyosor duluan."
Alpha berkata dengan wajah cerahnya, meski jantungnya berdetak tak karuan saat ini namun hatinya teramat bahagia, ternyata di kecup begini saja sudah membuat dirinya senang dan merasa dicintai, meski Alpha sendiri juga tak yakin Shafa beneran mencintainya atau hanya belas kasian atau hanya balas budi, Alpha tak mau terlalu memikirkan itu biarkan waktu yang menjawab semuanya.
"Terimakasih udah menerima aku yang cacat." Ucap Alpha kemudian.
"Kamu akan sembuh dan bisa gendong anak kita nanti Kak." Ucap Shafa membesarkan hati Alpha.
"Emang siap di beri benihnya???" Tanya Alpha sukses membuat Shafa malu sendiri.
"Hahaha, gaya mau punya anak bikinnya aja gak bisa." Tawa Alpha pun pecah dan membuat Shafa cemberut.
"Iya kamu tuh, masih kecil mau punya anak lucukan jadinya. " Ucap Alpha setelah puas tertawa.
"Ckkk, nyebelinnn." Shafa kesal dan melengos kesal.
"Aku udah besar Kak, please, kau memang menikahi wanita mungil. Puas." Kata Shafa kemudian.
"Hahaha, kebayang punya anak kecil tapi ibunya juga kecil." Ucap Alpha masih suka mengejek Shafa yang justru cantik saat cemberut begitu di matanya.
"Iya kecil, mungil, terus anaknya juga pas jalan sama kak Alpha di kira sama Kakeknya, udah menuju tua soalnya." Balas Shafa kesal yang membuat Alpha terdiam ikut kesal.
"Ckkk, gak asik bawa-bawa umur." Ucap Alpha lalu berbaring karena lelah.
"Pijitin kaki dong cil." Alpha mulai bertingkah membuat Shafa mendesah lelah, akibat salah bicara alamat dirinya di hukum memijat seharian.
...__***__...
Up lagi jangan lupa jejak baiknya ya🙏😍😍
Aq blm tav vaf nih 🤭