NovelToon NovelToon
Bukan Sekedar Secretary

Bukan Sekedar Secretary

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Kantor / Chicklit
Popularitas:15.2k
Nilai: 5
Nama Author: nenah adja

Bunga itu telah layu sejak lama, menyisakan kelopak hitam yang berjatuhan, seperti itulah hidup Hanna Alaya Zahira saat ini, layu dan gelap.Hanna adalah seorang sekretaris yang merangkap menjadi pemuas nafsu bosnya, mengantungi pundi-pundi uang dalam rekeningnya, namun bukan tanpa tujuan dia melakukan itu. Sebuah rahasia besar di simpan bertahun-tahun. Pembalasan dendam.. Edgar Emilio Bastian bos yang dia anggap sebagai jembatan mencapai tujuannya menjadikannya simpanan dibalik name tag sekretarisnya, membuat jalannya semakin mulus. Namun, di detik-detik terakhir pembalasan dendam itu dia justru terjerat semakin dalam pada pria itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Atau Istrimu?

"Apa kamu begitu haus, tidak bisakah diam dirumah, tanpa mencari perhatian para pria! Apa uang dariku sudah habis!"

Hanna terkekeh, lalu berusaha melepaskan tangan Edgar.

"Lepaskan!"

"Mau apa? Mau kembali ke dalam?"

"Kenapa enggak?"

"Hanna!"

"Dengar Pak Edgar! Aku memang wanita murahan. Ini pekerjaanku. Kenapa? Ya, aku suka perhatian pria, uang mereka. Karena itu aku juga tidur dengan bosku di kantor. Lagi pula, kenapa kalau aku mencari pria lain? Aku tidak sedang terikat hubungan dengan siapapun. Aku tidak sedang berselingkuh. Meski nyatanya aku menjadi selingkuhan." Hanna melepaskan tangan Edgar yang tertegun.

"Tidak! Jangan menunjukkan perasaan bersalah. Karena kamu benar."

Hanna melangkah mundur. "Tapi bukan berarti kamu bis mengucapkannya. Kamu sama saja dengan pria di dalam." Hanna berbalik untuk segera meninggalkan Edgar, hingga pria itu kembali mencekal lengannya.

"Mau kemana?"

"Kembali ke dalam. Aku harus mencari pria untuk mendapatkan uang, dan perhatian. Lagi pula siapa tahu bosku akan memecatku besok." Hanna melepas tangan Edgar, lalu melanjutkan langkahnya.

Namun baru saja menyentuh pintu, Hanna merasakan tubuhnya di tutupi sesuatu, lalu melayang sebab Edgar memanggulnya bak karung beras.

"Siapa yang mengizinkanmu melakukan itu!" Edgar berkata dengan tajam.

"Apa yang kamu lakukan! Lepaskan aku!" Hanna menendang- nendang Edgar, sementara pria itu hanya acuh melewati kerumunan orang-orang yang menatapnya, karena caranya membawa Hanna. Meski begitu setelah beberapa detik Edgar melewati mereka, suasana kembali seperti semula. Riuh dan tak peduli.

"Lepaskan aku, Edgar!" Hanna berontak saat Edgar menurunkannya dan hendak memasukannya ke dalam mobil.

"Hanya karena aku tak datang dua hari, kamu berpikir aku membuangmu!" Hanna terdiam. Edgar tahu pemikirannya? "Jangan bermimpi, Hanna. Kamu masih milikku. Dan aku tidak akan membiarkan pria lain menyentuhmu!" Hanna mengerjapkan matanya, hingga dia hanya diam saat Edgar mendorongnya masuk ke dalam mobil.

Dalam perjalanan Hanna hanya diam, dia berpikir Edgar tahu jika niatnya datang untuk mencari perhatiannya. Tapi ternyata tidak. Pria itu hanya tak ingin dia disentuh pria lain. Tapi kenapa?

Hanna menoleh saat Edgar berhenti di sebuah gedung apartemen. "Mau apa kesini?"

"Kamu tidak mau aku datang kerumahmu. Jadi kita kesini."

Hanna memalingkan wajahnya "Tidak mau. Aku mau pulang," tolaknya. Hanna membuka pintu dan berjalan berlawanan arah dengan apartemen mewah tersebut, hingga lagi- lagi dia merasakan tubuhnya terangkat, sebab ulah Edgar.

"Edgar, lepaskan aku. Aku akan berteriak." Hanna memukul punggung Edgar dengan segala kekuatannya. Namun pria itu bergeming dan hanya membawanya masuk dan menuju lift.

"Edgar turunkan aku!" Bagaimana pun Hanna merasa pusing, sebab kepalanya yang terbalik.

"Tidak sebelum kita sampai."

"Tapi di dalam sini aku gak akan bisa lari."

"Tetap tidak mau." Hanna mencebik dan akhirnya hanya diam, dan pasrah. Percuma juga dia terus berontak. Edgar tetap tidak akan melepaskannya.

Tiba di unit apartemen miliknya Edgar segera melepaskan Hanna dan tanpa membiarkannya Edgar langsung mencumbu Hanna. Bahkan hingga Hanna memekik sebab dirinya bahkan belum berdiri dengan tegak.

"Edgar! Kamu!" Hanna berusaha mendorong, namun dia masih kalah sebab belaian Edgar di tubuhnya membuatnya lemah, hingga dia hanya bisa pasrah saat Edgar melepas jas besar di tubuhnya, lalu pakaian press body berbahan elastis yang sejak tadi dia kenakan.

Edgar mendengus saat kesulitan membukanya. "Apa- apaan ini, menyebalkan."

Hanna terkekeh. "Ini khusus untuk penari tiang."

"Jangan gunakan itu lagi. Sekalian saja menari tanpa busana."

Hanna membantu Edgar melepaskan pakaian melekat itu. Tidak terlalu sulit sebenarnya hanya saja Edgar terlalu terburu-buru dan tidak sabaran.

Setelah pakaian Hanna terlepas Edgar kembali akan mencumbu Hanna, namun Hanna menahannya. "Kamu mau aku melakukannya?"

"Apa?" Edgar mengeluh, dia sudah tidak tahan, tapi Hanna terus saja menghentikannya.

"Menari?"

"Aku sudah melihatnya tadi."

Hanna menaikan alisnya "Kamu melihat aku?"

"Ya, dan aku ingin mematahkan tiang itu." Edgar mengeraskan rahangnya.

"Tapi, aku lihat kamu hanya acuh."

Edgar terkekeh. "Karena aku sedang membahas pekerjaan."

Hanna mengerutkan keningnya. "Jadi kamu pura-pura tidak melihatku?"

Edgar mengedikkan bahu. "Lagipula saat itu tidak ada yang berani menyentuhmu."

"Dan kamu marah saat ada yang mulai mendekati aku?"

"Beruntung saat itu pekerjaanku sudah selesai."

Hanna mengalungkan tangannya di leher Edgar. "Aku bingung, kamu sejak tadi bicara masalah pekerjaan. Aku masih sekretaris kamu. Kenapa aku gak tahu pekerjaan kamu itu?"

"Aku gak membutuhkan orang lain tadi."

Hanna mengangguk. "Jadi, mau melihatnya sekarang? Aku akan menari hanya untukmu."

Edgar menarik sudut bibirnya. "Baiklah apa yang bisa aku lihat, disini tak ada tiang?" Edgar mendudukkan dirinya di kursi single lalu menatap Hanna yang tersenyum berjalan ke arahnya.

"Jangan menyentuh tanpa izinku!" bisik Hanna membuat Edgar seketika meremang.

Hanna menggerakkan tubuhnya dengan gemulai, bergerak pelan dan mengelilinginya lalu duduk dengan membuka kedua kakinya diantara sandaran kursi tepat di pangkuan Edgar. Hanna mencondongkan tubuhnya ke belakang dengan tangan yang terangkat membiarkan punggungnya melengkung untuk membuat dadanya membusung tepat di depan wajah Edgar.

Tangannya mulai turun menyusuri leher lalu ke dada dan berakhir di pinggang rampingnya, membuat Edgar menelan ludahnya kasar.

Hanna bangun dengan gerakan menggoda terus meliukan tubuhnya, menari dengan lihai di depan Edgar yang hanya bisa mengerang sambil mengelus permukaan kegagahannya.

"Kemari, baby." Edgar hendak meraih tangan Hanna, namun Hanna justru menjauh dengan tersenyum. Tubuhnya yang hanya di balut dua benda tipis yang menutupi keindahannya terus menari penuh godaan, hingga bulir keringan mulai muncul di kulit putihnya, membuat nafas Edgar semakin berat saking menggodanya.

Edgar yang merasa semakin panas berjalan mendekat dan mendekap Hanna. "Berhenti bermain. Sekarang saatnya memuaskan aku." Edgar meraih bibir Hanna, untuk dia kulum dengan lembut namun penuh gairah. Beralih pada leher penuh keringat memberikan tanda- tanda merah disana, lalu menghentak benda penghalang dua gundukan kembar itu hingga terlepas dan menunjukkan buah ranum dan selalu terlihat segar.

"Hmmm..." desahan Hanna terdengar, membuat Edgar semakin bersemangat. Dengan sekali dorongan Hanna terjerembab di ranjang di susul dirinya yang mulai merayapi setiap inci tubuh Hanna.

"Oh, Ed..." Hanna mulai merasa Edgar hilang kendali dalam menyentuhnya. Pria itu mulai tidak sabar dan melepas satu persatu penghalang tubuhnya hingga mereka sama- sama polos.

Tanpa kata lagi, Edgar menekuk kedua kaki Hanna untuk melesakkan dirinya membuat Hanna mengerang saat benda tumpul itu kembali merasukinya.

Edgar mendongak saat merasakan saraf- sarafnya menegang, namun juga merasakan kenikmatan tiada tara, saat kegagahannya di cengkram erat oleh Hanna di dalam sana.

"Kamu selalu nikmat Baby," Hanna tersenyum lalu meraih rahang Edgar untuk dia kecup.

"Nikmat mana aku atau istrimu?"

1
Ar Rasyha
untung urep no ndeso gk kenal diskotek yo gk kenal lc /Facepalm//Facepalm/
Mom Dee 🥰 IG : devinton_01
LC memang meresahkan.. gak didunia novel gak didunia nyata
Rahmawati
ini malah Hanna yg jatuh cinta duluan sm edgar
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Bo Ra
wkwk mba2 LC lg viral ya kk thor😁
yuning
Edgar pemain Hanna
Erna Wati
ya Hanna,kau cemburu..kau mulai jatuh cinta pd Edgar.
mbu ne
nah kan...Hanna mulai terjebak permainan sendiri...
Rahmawati
Hanna iseng bgt sih, Edgar beneran khawatir
Rabiatul Addawiyah
Edgar pasti sdh mencintai Hanna neh...bukan krn nafsu utk bercinta diatas kasur sj tp hatinya jg
Mom Dee 🥰 IG : devinton_01
datang bulan kok berenang thor
Ceu Nah: udah dari kemarin kak, masa banyak terus😅
total 1 replies
yuning
jangan main main sama nyawa
Rahmawati
Siska mulai curiga kayaknya
Rahmawati
naomi hanya butuh perhatian
Rabiatul Addawiyah
Aamiin YRA
Bo Ra
cerita nya bagus kk
yuning
oh Siska pasti curiga tapi semoga gak secepat itu ,sistah
mbu ne
apakah Hanna mulai memberikan kode2 untuk menyingkirkan Siska? 🤔
mbu ne
atur aja K...🤭
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!