NovelToon NovelToon
Istri Orang Lebih Menantang

Istri Orang Lebih Menantang

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor jahat
Popularitas:27.8k
Nilai: 5
Nama Author: KOHAPU

"Ah...ini di kantor! Bagaimana jika ada yang tau! Kalau istrimu---" Suara laknat seorang karyawati bernama Soraya.

"Stt! Tidak akan ada yang tau. Istriku cuma sampah yang bahkan tidak perlu diingat." Bisik Heru yang telah tidak berpakaian.

Binara Mahendra, atau biasa dipanggil Bima, melihat segalanya. Mengintip dari celah pintu. Jemari tangannya mengepal.

Namun perlahan wajahnya tersenyum. Mengetahui perselingkuhan dari suami mantan kekasihnya.

"Sampah mu, adalah harta bagiku..." Gumam Bima menyeringai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Pertama

Tidak dapat terlalu dekat. Binara Mahendra, mencengkeram setir mobilnya erat. Matanya mengamati spion, mengatur jarak agar Dira tidak tertinggal.

Wajahnya tersenyum, kala lampu lalu lintas menyala merah. Bima membuka kaca spionnya.

"Apa Pino sudah berangkat sekolah?" Tanyanya pada Dira.

"Sudah." Jawab Dira penuh senyuman.

"Oh, syukurlah...aku kira dia tipikal orang yang malas belajar sepertimu." Bima mengangkat sebelah alisnya.

"Dasar sial!" Gumam Dira dengan suara kecil.

"Bau bawang, berhenti mengumpatku yang berbau bunga ini. Ingat! Kita sekarang partner bisnis. Kesetiaanmu untuk siapa?" Tanya Bima.

"Binara Mahendra." Dira memutar bola matanya malas.

"Siapa? Aku tidak mendengarnya!?" Ucap Bima dengan sengaja.

"Terasi, bau bangkai!" Teriak Dira melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, mengingat lampu telah berubah menjadi hijau.

Sementara Bima bergumam."Wanita itu, kenapa dia lurus, padahal jalan menuju konveksi kan belok. Dasar...8 tahun berlalu masih belum pintar-pintar juga."

Pemuda yang membelokkan mobilnya ke kiri, kemudian menepikan mobilnya di pinggir jalan."Bu! Teh pucuk harum dua! Sari roti dua!" Ucapnya pada penjaga warung.

***

Dira pada awalnya melajukan motornya, merasa puas telah menghina Binara Mahendra yang congkak dan sombong. Tetap melajukan motor maticnya lurus. Hingga menyadari satu hal...

"Aku tidak tau, dimana konveksi nya!" Teriak Dira putar balik, mengamati Bima tidak mengikuti motornya.

Benar-benar si ceroboh dan manatan tengil. Pada akhirnya menghubungi Bima menggunakan earphone murah miliknya, sembari melajukan motor.

"Bima kamu dimana?" Tanya Dira.

"Aku di pelukan suamimu. Suamimu benar-benar tampan, mungkin jika dengan suamimu, aku tidak akan impoten." Jawaban tengil lagi yang terdengar.

"Aku tidak bercanda!" Teriak Dira murka.

"Sttt... kupingku sakit! Makanya, inilah karma dari menghina partner bisnis." Ucap Bima tenang.

"Kamu di mana? Aku sudah sampai perempatan." Jawab Dira berusaha bersabar menghadapi orang gila.

"Dari arahmu, seharusnya belok kanan. Ada warung kecil pinggir jalan. Disanalah aku menunggu bau bawang yang bodohnya tidak ketulungan." Pada akhirnya Dira mematikan panggilan setelah mendengar jawaban Bima.

Melajukan motornya, pada akhirnya mobil itu terlihat juga. Kulit Bima terlihat lebih putih dari saat pacaran dulu, ditambah dengan setelan jas yang digunakannya. Model rambut memberikan kesan berkelas. Begitu rupawan hingga banyak gadis yang mencuri pandang.

Tapi, tingkat tengil tinggi tetap terlihat. Pria yang melambaikan tangannya, memberikan tanda pada Dira."Bagaimana bisa lupa dengan pria setampan aku, sampai salah arah!" Benar-benar tawa dari seorang Binara Mahendra.

Dira hanya dapat menatap sengit padanya."Sudah! Ayo berangkat lagi."

"Makan roti dan teh dulu. Kamu belum sarapan kan?" Tanya Bima begitu lembut. Bagaikan sosok pacar pertamanya kembali seperti semula.

Dira meraihnya, meminum teh kemasan yang diberikan Bima.

"Aku tidak ingin dikecam, karena membuat orang kurus seperti lidi mati kelaparan." Lanjut Bima.

Hal yang membuat perasaan Dira bagaikan rollercoaster. Setelah naik ke langit, tiba-tiba tenggelam ke dasar palung Mariana.

"Kamu benar-benar luar biasa... memuakkan." Dira mengangkat salah satu alisnya.

"Jangan mengomel! Makan saja yang cepat!" Bima menyumpal mulut Dira menggunakan roti.

Hanya sebatas ini... mungkin hanya sebatas ini dirinya dapat dekat dengan Dira. Hanya dapat menjadi orang tidak penting dalam hidupnya.

Mata Bima sedikit melirik ke Dira, kekasih yang begitu dihargai olehnya dulu, begitu kurus saat ini. Kala Dira menoleh, maka Bima berpura-pura melihat ke tempat lain.

Namun...ini menyenangkan baginya. Entah kenapa pemuda itu tersenyum.

***

Mobil pada akhirnya berhenti di area tempat konveksi. Bagian depannya merupakan butik? Banyak tanda tanya dalam benak Dira.

"Ayo masuk! Kalau terlalu lama, aku akan terlambat bekerja." Keluh Bima, memimpin jalan.

Dira menelan ludahnya. Terlihat butik yang baru buka, mungkin belum melakukan grand opening. Tapi beberapa pekerja sudah berada di sana.

Menunduk, para seller di tempat ini begitu cantik. Bahkan sangat cantik, dirinya sampai benar-benar kagum. Hingga melangkah lebih dalam, terdapat deretan mesin jahit, obras dan beberapa mesin lainnya.

Beberapa pekerja yang baru datang juga terlihat di sana. Termasuk seorang wanita paruh baya berpakaian eksentrik.

"Ini pasti Dira ya?" Ucap wanita itu memeluknya.

"Iya." Jawab Dira gugup.

"Aku Viola desainer di tempat ini sekaligus pengelola butik yang terdapat di depan tempat konveksi." Viola memperkenalkan dirinya. Matanya sedikit melirik ke arah Bima, rupa-rupanya orang ini melakukan nepotisme lagi. Tapi tidak apa, lagipula usaha ini merupakan usaha pribadi milik Bima.

"Bau bawang! Aku harap kamu mengerti dengan sekali penjelasan. Viola yang akan mengawasi kwalitas produk. Dia akan banyak mengajarimu. Tugasmu disini, mengelola konveksi. Ini pesanan yang aku dapatkan dari beberapa toko." Bima meletakkan tumpukan berkas, membuat Dira menelan ludahnya. Pengalamannya bertahun-tahun bekerja di konveksi bagaikan lenyap.

"Viola, kamu dapat mengkritik Dira dengan keras. Kamu boleh memarahinya jika dia melakukan kesalahan dalam memimpin konveksi." Tegas Bima, bagaikan menebarkan aura berbeda ketika bekerja."Dira apa kamu siap bekerja di bawah tekanan?"

"Siap!" Ucap Dira, bisa tidak bisa, harus bisa, ini demi putranya Pino.

Mata Dira menelisik ada lebih dari 20 orang pekerja konveksi di tempat ini. Apa dirinya dapat memimpin mereka.

"Kalau begitu...bau bawang...aku pergi, jangan mengecewakanku. Dan jangan lupa menjemput Pino." Bima melangkah meninggalkannya, pemuda yang beberapa kali melihat ke arah jam tangan. Mungkin memang sudah terlambat bekerja.

Terkadang Bima begitu menyebalkan, tapi terkadang begitu baik. Mungkin ini cara bagaimana dirinya agar dapat berkembang.

"Dira... mungkin tempatmu bekerja sebelumnya, adalah tempat konveksi murahan. Tapi tidak dengan sekarang. Dengar! Kerapian adalah yang terpenting, tidak boleh ada kesalahan jahit sedikitpun. Satu lagi, ikuti dengan tepat desain yang sudah ada. Mengerti!?" Tanya Viola mulai serius.

"Mengerti!" Dira menghela napas, berusaha tenang. Mulai bergerak, membimbing satu persatu pekerja agar bergerak sesuai keperluan konveksi.

Sedangkan Viola hanya tersenyum. Dirinya adalah desainer ternama yang seharusnya sudah pensiun setahun lalu. Mengenal Bima kala perjamuan bisnis empat tahun lalu. Tidak menyangka, pemuda yang terkadang begitu pintar dan arogan itu, akan memohon padanya untuk mengangkat seorang murid.

Dengan tawaran menggiurkan, sebuah butik, yang akan dibagi keuntungannya 60% dengan Viola selaku pengelola.

"Pria memang dapat bertindak di luar akal sehat jika sudah jatuh cinta." Gumamnya tersenyum, menatap Dira yang begitu tekun. Sudah menguasai dasar-dasarnya tapi belum terasah sama sekali.

"Dira! Awasi dan beri contoh, jika ada satu saja kancing yang mudah terlepas. Atau jahitan miring, kamu akan tau akibatnya." Ucap Viola, membuat Dira menelan ludahnya. Aura yang lebih mengerikan dari ibu mertua tersayang, itulah yang ada dalam fikiran Dira.

"Baik!" Teriak Dira.

Gaji besar memang memerlukan tanggung jawab yang besar bukan? Itulah yang ada dalam fikiran Dira. Jika dirinya melakukan kesalahan dalam membimbing, maka Viola akan membantu memperbaikinya.

"Kamu akan menjadi murid yang baik." Gumam Viola dengan suara kecil.

***

Soraya menghela napas, memasuki gedung perkantoran. Hamil? Itu kondisi yang tidak diduga olehnya akan terjadi secepat ini.

Itu artinya, salah satu dari mereka harus resign dari kantor. Mengingat isi kontrak yang melarang pasangan suami-istri dalam perusahaan yang sama.

"Heru!" Panggil Soraya menempel terang-terangan.

1
Nur Wahyuni
kenapa dunia sempit sekali... dari sekian banyak resort kenapa para parasit juga berkunjung ke situ
Rahma Intan
lanjut makin seru
mang tri
mela lagi mela lagi, nnt eskrim nya pino disabotase sm dia 😡
༄༅⃟𝐐Dena🌹
yaa kenapa ada mela dan keluarga nya 😒😒😒
yesi yuniar
waduuuh... akankah ada kekacauan setelah bertemu mereka ???
Indar
ya ealah kenapa hrs ketemu sama saudara durhaka sih 😠 ayo pino lawan mela jgn mengalah terus
Yani Setyani
Itu hama kenapa ada di mana mana, thor...
🌸Ar_Vi🌸
kok ketemu mereka lg siiihh.. sebel.. baru mau seneng2..
imau
g sabar nunggu kelanjutan nya, apakah Mela membuat keributan lagi?
imau
jadi serba salah ya Bima 😄
imau
bhahaha 😆😆😆
Heni Mulyani
lanjut
ari sachio
od donk... bkne bgun mlah koid yg ad😅😅😅
Uthie
Hahahaa.. gak sabar khayalan nya si Heru segera terealisasi kan... dan nanti tinggal dadah-dadah dijalan dehhhh Dira dan Bima serta Pino pada Heru /Tongue//Facepalm//Facepalm/
Abimanyu Rara Mpuzz
uhuy cemburu 🤭
Abimanyu Rara Mpuzz
i love it Vio 😍
azalea_lea
honey sweety darling kakaknda adinda
aahhhh semoga terwujud yaa bayangan heru
👍🌹❤🙏😁🤣
Ufi Yani
ibu bawang, ayah terasi ntar anaknyacabe rawit/Facepalm//Facepalm//Grin//Grin//Grin/ biar jd smbel
Abimanyu Rara Mpuzz
akhirnya bebas lepas 🥳
Abimanyu Rara Mpuzz
gasskeun
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!