Menjadi perempuan yang selalu mengerti kesibukan pasangan, tidak banyak menuntut, mandiri, nyatanya tidak menjamin akan membuat laki-laki setia. Justru, laki-laki malah mencari perempuan lain yang dianggap lebih membutuhkan kehadirannya.
Eleanor Louisine —pemilik usaha dalam bidang fashion —owner Best4U.co —harus menerima kenyataan pahit bahwa kekasihnya sudah berselingkuh dengan sahabatnya.
Dalam keadaan kacau setelah mengetahui kekasihnya selingkuh, Eleanor pergi ke bar dan bertemu dengan Arkana Xavier —laki-laki berandalan yang sedang menikmati masa mudanya.
Paginya, Eleanor mendapati dirinya terbangun di dalam kamar bersama Arkana. Ia yang belum tahu siapa Arkana berpikir Arkana gigolo. Namun, ternyata Arkana adalah tuan muda kaya raya.
Dan gara-gara malam itu, Eleanor berakhir menjadi wanita tahanan sang tuan muda —Arkana Xavier.
Bagaimana kisahnya? ikuti terus ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Candylight_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Arka pantas dinobatkan sebagai laki-laki paling bertanggungjawab. Setelah tahu Eleanor hamil, hari itu juga Arka mendaftarkan pernikahannya dengan Eleanor. Bahkan, Arka rela menunda pergi ke kantor demi mengurus semuanya. Arka mengurusnya sendiri karena Eleanor harus tetap berada di dalam rumahnya.
Arka tahu hati Eleanor masih untuk laki-laki lain, tapi itu tidak masalah karena anak yang Eleanor kandung adalah darah dagingnya. Siapapun laki-laki yang Eleanor cintai tidak akan merubah fakta bahwa Eleanor hamil anaknya.
"Sekarang istirahatlah, aku akan pergi ke kantor," ucap Arka setelah memberikan buku pernikahan yang selesai diurusnya pada Eleanor.
Semua mudah untuk orang-orang yang memiliki banyak uang seperti Arka, tidak sampai satu jam buku pernikahannya dengan Eleanor sudah selesai diurus. Dan sekarang, Arka harus pergi ke kantor karena hari ini adalah hari pertamanya menjadi pemimpin perusahaan.
Arka seharusnya berangkat pagi-pagi untuk mencotohkan hal baik pada karyawan, namun Ia terpaksa telat karena ada hal yang jauh lebih penting daripada mencontohkan hal baik pada karyawan-karyawan di kantor. Arka harus memberikan status yang jelas untuk keturunan keluarga Xavier, calon anaknya.
"Kenapa kamu selalu menyuruhku istirahat? apa aku tidak boleh memiliki kegiatan lain selain beristirahat?"
"Kalau begitu lakukan apapun yang kamu inginkan, asal jangan kelelahan dan tidak keluar dari rumah," ucap Arka langsung memperbaiki kalimat sebelumnya. Arka tidak pernah mau berdebat dengan Eleanor. Apalagi sekarang Eleanor sedang mengandung keturunannya.
"Jaga bayi kita selama aku di kantor," pintanya mengusap perut Eleanor yang masih rata. Bisa dilihat jika Arka sangat menyayangi janin berusia dua minggu yang ada di perut Eleanor.
Janin itu akan mengubah statusnya sebagai ketua berandalan menjadi seorang ayah. Arka tidak sabar untuk melihat seperti apa wujud dari hasil satu malamnya dengan Eleanor.
"Iya, aku akan menjaganya. Kamu tenang saja."
Arka dan Eleanor saling melemparkan senyuman. Baik Arka maupun Eleanor, mereka sangat menyambut dengan baik calon keturunan mereka. Rasa kaget itu pasti ada, apalagi Eleanor tidak pernah berniat memiliki anak dari Arka. Tapi Eleanor cukup dewasa dalam menerima janin dalam kandungannya.
Lagipula, Eleanor tidak bisa menyalahkan janin di perutnya karena janin itu tidak akan hadir jika Eleanor tidak melakukan kesalahan. Eleanor yang mabuk, Eleanor yang memancing Arka sampai Arka menidurinya, akan sangat konyol jika sekarang Eleanor marah atau tidak menerima hasil dari kesalahannya.
"Baiklah, tapi sebelum aku pergi aku butuh ciuman penambahan semangat dari istriku ini," Arka membelai wajah Eleanor kemudian mendekatkan wajahnya pada wajah perempuan itu.
Cup!
Arka mencium Eleanor di hadapan semua pelayan yang sedang berkumpul di ruang keluarga. Karena sebelumnya Arka mengumpulkan mereka disana untuk memberitahukan jika Eleanor telah resmi menjadi nona muda keluarga Xavier.
"Sekarang aku sudah bersemangat untuk pergi ke kantor," ucap Arka setelahnya. Eleanor tersenyum.
Beberapa pelayan menunjukkan ekspresi jijik, tapi bukan karena perkataan Arka, melainkan karena mereka tahu bahwa sekarang Eleanor sedang hamil anak Arka. Tidak salah jika mereka tidak pernah menyukai Eleanor sejak Eleanor datang ke rumah itu, karena Eleanor adalah perempuan tidak tahu malu dan menjijikkan di mata mereka.
Arka kemudian menatap pada para pelayannya, "tolong jaga istri saya dan calon bayi kami, jangan sampai terjadi sesuatu dengan mereka."
"Baik, Tuan muda. Kami pasti akan menjaga nona dengan baik," para pelayan yang tidak menyukai Eleanor menyembunyikan wajah asli mereka dan bersikap seolah-olah mereka bersedia menjaga Eleanor. Padahal, kenyataannya mereka sangat membenci Eleanor dan ingin sekali membuat Eleanor terusir dari rumah itu.
Setelah Arka pergi, pelayan yang tidak menyukai Eleanor langsung memberikan tatapan sinis. Sementara beberapa lainnya langsung pergi untuk melakukan pekerjaan mereka.
"Kemarin sih ada yang mengaku bukan wanita yang rela mengangkang demi uang, tapi kok sekarang tiba-tiba saja hamil ya?" sindir pelayan sengaja di hadapan Eleanor.
Arka sudah tidak ada, jadi tidak ada yang perlu mereka takutkan. Lagipula, mereka yakin bahwa Tuan dan Nyonya Xavier pasti tidak akan sudi memiliki menantu seperti Eleanor yang tidak jelas latar belakangnya.
"Kasihan sekali Tuan muda menikahi parasit yang mungkin sudah dinikmati banyak pria," sindir yang lainnya lagi.
Mereka masih pelayan yang sama yang pernah menyindir Eleanor dan kepergok oleh Arka. Tapi sepertinya mereka belum kapok setelah dimarahi oleh Arka kemarin.
"Sepertinya kalian tidak dengar yang aku katakan kemarin, aku memang mengangkang, tapi aku yang membayar Tuan muda kalian," ucap Eleanor membalas sindiran pelayan.
Eleanor bukan perempuan yang akan diam saja ketika ada yang menyindir dan mengatakan hal buruk tentangnya. Apalagi yang dikatakan para pelayan itu tidak benar.
Oke, bagian Eleanor yang mengangkang mungkin benar karena Eleanor tidak akan hamil sekarang jika tidak mengangkang di depan Arka. Tapi hal lain yang dikatakan pelayan salah besar. Eleanor tidak mengangkang demi mendapat uang.
"Memang berapa uang yang Anda miliki sampai bisa membayar Tuan muda kami?" pelayan itu tertawa mengejek Eleanor.
Semua yang Eleanor gunakan dari ujung rambut sampai ujung kaki saja diberi oleh tuan muda mereka, bagaimana Eleanor bisa memiliki uang? pikir mereka.
"Punya uang seratus ribu di dompet saja belagu sekali," sahut yang lain.
"Saya memiliki uang berapa memang apa urusannya dengan kalian, hoh?" tanya Eleanor merasa tidak perlu mengatakan seberapa banyak uang yang dimilikinya sampai bisa membayar seorang Arkana Xavier.
Keluarga Louisine yang menjadi nama belakang Eleanor bukan keluarga sembarangan. Namanya bahkan pantas bersanding dengan keluarga Xavier yang diagungkan oleh para pelayan. Eleanor hanya tidak pernah pamer bahwa dirinya kaya. Terlebih sekarang Eleanor menjadi tahanan Arka dan tidak membawa apapun selain dirinya ke rumah ini.
"Tentu saja itu urusan kami karena Anda dengan bangganya mengatakan bisa membayar Tuan muda kami," jawab pelayan.
Eleanor malas berurusan dengan pelayan miskin yang memiliki otak miskin pula. Lebih baik pergi ke dapur membuat kopi daripada mengurusi mereka. Namun para pelayan itu tidak membiarkan Eleanor pergi.
"Mau kemana Anda, hah?" tanya pelayan menghentakkan tangan Eleanor sampai Eleanor menghadap padanya.
Pelayan itu sepertinya sudah bosan bekerja sampai berani bertindak kasar seperti itu pada istri kesayangan majikannya.
"Jangan menguji kesabaranku!" ucap Eleanor menatap tajam pelayan yang sudah berani padanya. Bukan sebagai Eleanor istri Arka, tapi sebagai Eleanor yang tidak suka dibentak dan diperlakukan kasar oleh orang lain.
"A-apa?" pelayan itu terkejut Eleanor berteriak, tapi Ia tetap menganggap Eleanor sebagai parasit yang harus dibasmi.
"Jangan karena Tuan muda menjaga Anda selama ini, Anda jadi—"
"Berhenti mengoceh, brengsek!" Eleanor menjambak rambut pelayan yang bicara padanya kemudian mendorongnya sampai terjatuh ke lantai.
"Aku menikmati uang Tuan muda kalian karena Tuan muda kalian yang suka rela memberikan semuanya, bukan karena aku miskin seperti kalian."