Wanita Tahanan Tuan Muda
Eleanor tidak percaya dengan apa yang dilihat matanya saat ini, Kai —kekasihnya berciuman dengan perempuan lain. Parahnya, perempuan itu adalah sahabat mereka —Cantika. Kai maupun Cantika tidak sadar dengan kehadiran Eleanor karena mereka sedang asik berciuman.
"Oh, jadi ini?"
Barulah kedua orang yang sedang berciuman itu melepas tautan bibir mereka saat Eleanor mengeluarkan suaranya. Mereka menatap Eleanor dengan wajah terkejut, namun Eleanor tidak terlalu memperdulikan mereka dan lebih peduli dengan orang yang datang bersamanya ke tempat ini —Elang.
"El, ini gak seperti yang lo lihat."
"Sayang, tolong jangan salah paham. Aku dan Cantika—"
"Lo berusaha mati-matian mencegah gue kesini untuk menutupi perselingkuhan mereka?" tanya Eleanor pada Elang. Tanpa memperdulikan dua orang yang berusaha memberikan penjelasan.
Perselingkuhan Kai dan Cantika saja sudah cukup membuat hati Eleanor sakit, ditambah lagi Elang yang seakan berusaha menutupi perselingkuhan mereka. Semakin sakit hati Eleanor.
Pantas saja Elang melarang Eleanor masuk kesini, ternyata ada hal besar yang sengaja Elang sembunyikan dari Eleanor. Elang tahu Kai dan Cantika selingkuh, tapi tidak membiarkan Eleanor mengetahui itu dan sengaja menutupinya.
"Enggak, bukan gitu—"
"Mereka sudah berkhianat dan lo ikut-ikutan?!" air mata Eleanor menetes saat mengatakan itu.
Mereka berempat sudah lama bersahabat, dan hari ini Eleanor dikhianati oleh ketiga sahabatnya yang salah satunya merangkap menjadi kekasihnya.
Eleanor sakit hati, marah, kecewa, namun Ia tidak tahu harus bagaimana melampiaskan amarah dan kekecewaannya sekarang. Terlebih orang yang berkhianat padanya adalah orang yang Ia sayang.
"Enggak, El. Dengarkan gue dulu," Elang meraih tangan Eleanor dan berusaha menjelaskan. Eleanor menolak disentuh sebelum tangan itu sempat menggenggam tangannya.
"Gue selalu menganggap kalian sahabat, tapi kenapa? kenapa kalian melakukan ini?" Eleanor berteriak histeris sambil menjambak rambutnya sendiri. Hal yang biasa Ia lakukan saat emosinya mulai tidak terkendali dan meledak-ledak.
"Sayang."
"El."
"Eleanor."
Kai, Cantika dan Elang khawatir melihat Eleanor seperti itu. Mereka tahu Eleanor memiliki masalah dalam mengontrol emosinya dan perlu untuk ditenangkan. Namun, Eleanor menghindar saat mereka berniat menenangkannya.
"Mulai sekarang kalian bukan sahabat gue," ucap Eleanor menatap satu persatu sahabatnya, lalu tatapannya berhenti pada Kai.
"Dan kamu, mulai hari ini kita sudah gak punya hubungan apapun. Kita putus," suara Eleanor tercekat di dua kata terakhir. Sungguh, sebenarnya Ia tidak ingin putus dengan Kai, tapi pengkhianatan Kai tidak bisa dimaafkan.
Kai menggeleng, menolak keputusan Eleanor.
"Enggak, sayang. Aku bisa jelaskan. Ini gak seperti yang kamu lihat."
Eleanor menolak mendengar penjelasan Kai. Ia pergi begitu saja dari sana tanpa mau mendengar penjelasan laki-laki itu.
"Gue gak habis pikir sama kalian," Elang bicara pada Kai dan Cantika setelah Eleanor pergi.
Elang bukan sengaja membantu Kai dan Cantika menutupi perselingkuhan mereka, justru Ia juga terkejut melihat mereka berciuman. Yang ada dipikirannya saat melarang Eleanor masuk karena Ia tidak ingin Eleanor sakit hati.
"Kalian berdua sama-sama punya pacar, tapi berani ciuman kayak tadi?"
"Cantika lagi ada masalah sama Nathan, tadi kami hanya terbawa suasana. Kami gak selingkuh seperti yang ada dipikiran kalian," ucap Kai menjelaskan pada Elang. Ia berharap setelah ini Elang bisa membantunya bicara dengan Eleanor karena Eleanor pasti akan lebih mendengarkan Elang dibandingkan Kai.
Persahabatan dan percintaan mereka rumit, Kai selalu mencintai Eleanor, tapi Eleanor lebih dekat dan lebih terbuka dengan Elang. Sementara yang lebih dekat dan lebih terbuka dengan Kai adalah Cantika. Mereka tidak pernah mempermasalahkan itu, namun sekarang menjadi masalah besar.
Cantika curhat masalah hubungannya dengan Nathan pada Kai dan berujung dengan mereka yang berciuman. Elang tanpa sengaja memergoki mereka, lalu Eleanor juga datang melihat mereka.
"Ck, kita bicarakan itu nanti. Sekarang ada hal yang lebih penting," Elang pergi menyusul Eleanor setelahnya. Kai dan Cantika juga ikut menyusul. Mereka tidak mungkin membiarkan Eleanor mengendarai mobil dalam keadaan emosi.
"Mobil El masih disini, tapi kemana El?" tanya Elang saat melihat mobil Eleanor masih berada di parkiran tapi Eleanor tidak ada disana.
"El pasti pergi naik taksi," Kai yang mengenal baik kekasihnya menyahut.
Tangan Eleanor akan bergetar hebat ketika sedang emosi, kemungkinan Eleanor tidak bisa menyetir dan memilih pergi naik taksi.
"Benar juga, ayo kita ke apartemen El."
Cantika mengangguk setuju, berbeda dengan Kai yang merasa Eleanor tidak mungkin pergi kesana dengan kondisinya saat ini. Pasti Eleanor pergi ke tempat lain.
"Kalian ke apartemen El, gue mau nyari El ke tempat lain," kata Kai sebelum pergi dengan menaiki mobilnya untuk mencari ke tempat yang biasa Eleanor datangi ketika ada masalah.
Cantika menatap kepergian Kai. Ia merasa bersalah atas apa yang sudah terjadi, apalagi Ia tahu sebesar apa cinta Kai terhadap Eleanor. Andai Ia tidak mencium Kai, pasti semuanya tidak akan menjadi seperti ini.
Ya, Cantika yang mencium Kai, sementara Kai hanya diam menerima ciuman Cantika. Mereka sama sekali tidak memiliki perasaan terhadap satu sama lain, cinta Kai hanya untuk Eleanor dan cinta Cantika juga hanya untuk Nathan kekasihnya.
"Malah ngelamun! ayo, kita ke apartemen El."
"Eh, iya," Cantika akhirnya masuk ke dalam mobil Elang. Sementara Kai pergi entah kemana.
-
-
Eleanor untuk pertama kalinya menginjakkan kakinya di sebuah bar. Ia tidak tahu harus pergi kemana dan memutuskan pergi kesana.
Kai tahu semua tempat yang biasa Eleanor datangi ketika ada masalah. Eleanor pergi kesana untuk menghindari orang-orang yang kemungkinan sedang mencarinya sekarang, terutama Kai.
"Lo menghalangi orang yang mau masuk ke dalam."
Eleanor reflek memutar badan menatap orang yang menegurnya, karena Eleanor berdiri di depan bar dan menghalangi pintu masuk.
Laki-laki di depan Eleanor menunjukkan wajah kesal, namun ekspresinya berubah saat melihat kondisi Eleanor.
"Lo baik-baik aja?" tanya laki-laki di depan Eleanor itu sambil memperhatikan kondisi Eleanor yang nampak memprihatinkan di matanya.
Mata Eleanor sembab dan tubuhnya nampak bergetar. Seperti orang yang sedang menghadapi masalah besar dan sengaja datang ke bar untuk lari dari masalahnya.
"Ayo, masuk bareng gue. Gue bukan orang jahat kok," tanpa basa basi laki-laki asing itu menarik Eleanor masuk ke dalam bar.
Meski mereka tidak saling mengenal, tapi Eleanor bisa merasakan ketulusan laki-laki itu saat mengajaknya masuk ke dalam bar. Mungkin laki-laki itu kasihan melihat kondisi Eleanor sekarang.
Saat masuk ke dalam bar, ada dua laki-laki menghampiri mereka dan bicara pada laki-laki yang entah namanya siapa yang sekarang masih memegang tangan Eleanor.
"Woah, lo bawa siapa nih? mangsa baru lo ya?"
"Bukan."
"Terus?"
"Ck, bukan urusan lo!"
Tangan Eleanor kembali ditarik oleh laki-laki yang membawanya masuk ke dalam bar. Entah kenapa Eleanor merasa laki-laki itu berusaha melindunginya dari orang-orang di bar.
"Disini ada minuman non alkohol," kata laki-laki itu memberitahu Eleanor. Seperti menyadari jika Eleanor baru pertama kali ke bar.
"Oh ya, gue Arkana Xavier. Lo bisa manggil gue Arka."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments