NovelToon NovelToon
Akan Kutemukan Peggantimu

Akan Kutemukan Peggantimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor jahat
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Wilda Sugandi adalah seorang istri yang baik hati dan menurut pada sang suami, Arya Dwipangga. Mereka sudah menikah selama 5 tahun namun sayang sampai saat ini Wilda dan Arya belum dikaruniai keturunan. Hal mengejutkan sekaligus menyakitkan adalah saat Wilda mengetahui bahwa Arya dan sahabat baiknya, Agustine Wulandari memiliki hubungan spesial di belakangnya selama ini. Agustine membuat Arya menceraikan Wilda dan membuat Wilda hancur berkeping-keping, saat ia pikir dunianya sudah hancur, ia bertemu dengan Mikael Parovisk, seorang CEO dari negara Serbia yang jatuh cinta padanya. Bagaimana kisah selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nasib Baik Selalu Berpihak

Pria tua itu, dengan tatapan mata yang penuh nafsu, berusaha mendekati Wilda. Ia mengulurkan tangannya, mencoba untuk menyentuh wajah Wilda. Wilda dengan sigap menepis tangan pria tua itu. Ia mundur selangkah, menjauhi pria tua yang semakin mendekat.

"Jangan sentuh saya!" kata Wilda dengan nada jijik.

Pria tua itu tertawa sinis. Ia tidak menyerah, terus saja berusaha untuk mendekati Wilda.

"Kamu tidak bisa menolak saya, Nona. Saya sudah lama menginginkan kamu," kata pria tua itu dengan nada genit.

Wilda semakin ketakutan. Ia tahu, pria tua itu punya niat buruk padanya. Ia berusaha untuk mencari cara untuk melarikan diri.

"Saya mohon, jangan lakukan ini pada saya. Saya tidak punya salah apa-apa pada kalian," kata Wilda dengan nada memohon.

"Kamu memang tidak bersalah. Tapi, kamu sudah membuat saya tergila-gila," kata pria tua itu sambil terus mendekat.

Wilda dengan cepat meraih kembali hijabnya yang tadi terlepas. Ia berusaha untuk menutupi kepalanya kembali. Namun, pria tua itu dengan sigap menahan tangannya.

"Tidak perlu ditutupi lagi. Saya sudah melihat semuanya," kata pria tua itu sambil tersenyum mesum.

Wilda semakin ketakutan. Ia tahu, ia tidak bisa lagi lari dari pria tua itu. Ia hanya bisa pasrah dan berdoa.

"Tolong! Tolong saya! Siapa pun, tolong saya!" teriak Wilda histeris.

Kedua pria yang tadi menyeret Wilda masuk ke dalam gubuk, hanya diam saja. Mereka tidak berusaha untuk menghentikan pria tua itu.

"Tidak ada yang akan menolongmu, Nona. Kamu sudah menjadi milikku," kata pria tua itu sambil semakin mendekat.

Wilda meraung histeris. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi padanya. Ia hanya bisa pasrah dan berdoa.

"Ya Allah, tolong saya! Lindungi saya dari orang jahat ini!" doa Wilda dalam hati.

Pria tua itu sudah semakin dekat. Ia mengulurkan tangannya, mencoba untuk menyentuh wajah Wilda. Wilda memejamkan matanya, pasrah dengan apa yang akan terjadi.

Tiba-tiba, suara keras menggelegar di luar gubuk.

"Kalian semua, berhenti!" teriak seseorang dengan nada marah.

Pria tua itu terkejut dan menoleh ke arah suara itu. Wilda juga membuka matanya, melihat ke arah suara itu.

****

Di saat yang genting itu, tiba-tiba muncul sesosok pria muda dengan wajah penuh amarah. Pria itu tak lain adalah Mikael, pria Serbia yang selama ini diam-diam menaruh hati pada Wilda. Mikael, yang entah bagaimana bisa menemukan tempat itu, datang tepat pada saat yang paling dibutuhkan.

Melihat Wilda dalam bahaya, amarah Mikael tak terbendung. Tanpa ragu, ia langsung menyerang ketiga pria yang berusaha melecehkan Wilda. Dengan kekuatan dan kecepatan yang luar biasa, Mikael membuat ketiga pria itu babak belur. Mereka tidak menyangka akan berhadapan dengan seseorang yang begitu kuat dan berani.

"Kalian semua, rasakan ini!" teriak Mikael sambil melayangkan pukulan bertubi-tubi ke arah ketiga pria itu.

Ketiga pria itu berusaha untuk melawan, namun mereka tidak mampu menandingi kekuatan Mikael. Mereka hanya bisa pasrah menerima pukulan demi pukulan dari pria Serbia itu.

"Ini balasan untuk perbuatan kalian yang keji!" kata Mikael dengan nada marah.

Setelah membuat ketiga pria itu tidak berdaya, Mikael langsung menghampiri Wilda. Ia melihat wanita itu masih dalam keadaan trauma dan ketakutan.

Wilda hanya bisa mengangguk lemah. Ia masih shock dengan apa yang baru saja ia alami.

Mikael kemudian memeluk Wilda erat. Ia ingin memberikan rasa aman dan nyaman kepada wanita yang ia cintai itu.

"Tenanglah, Wilda. Aku sudah di sini. Aku akan melindungimu," kata Mikael dengan lembut.

Meskipun Mikael telah menyelamatkannya dari bahaya, Wilda tetap menjaga jarak dengannya. Bukan karena ia membenci pria itu, namun karena Mikael bukanlah mahramnya. Wilda tidak ingin ada gosip miring tentang dirinya, apalagi setelah kejadian yang baru saja ia alami. Ia tidak ingin orang-orang berpikir yang tidak-tidak tentang hubungannya dengan Mikael.

"Terima kasih sudah menolong saya," kata Wilda dengan sopan. "Saya sangat berhutang budi pada Anda."

"Tidak perlu berterima kasih," jawab Mikael. "Saya senang bisa membantu kamu."

****

Kabar penangkapan orang-orang suruhannya oleh polisi membuat Agustine kalang kabut. Rencana yang ia susun dengan rapi untuk mencelakai Wilda kini berantakan. Ia tidak menyangka, Mikael akan bertindak sejauh itu, melibatkan pihak berwajib.

Kecemasan Agustine semakin menjadi-jadi. Ia membayangkan dirinya akan ikut terseret dalam kasus ini, dan perbuatan kejinya akan terbongkar. Reputasinya sebagai wanita terpandang akan hancur seketika.

"Tidak, aku tidak boleh sampai ikut ditangkap," gumam Agustine panik. Ia harus bertindak cepat untuk menyelamatkan dirinya.

Agustine segera menghubungi salah satu anak buahnya yang masih bebas. Ia memerintahkan orang itu untuk mencari informasi tentang keberadaan orang-orang suruhannya yang ditangkap polisi. Agustine ingin memastikan mereka tidak akan membocorkan namanya kepada polisi.

Setelah mendapat informasi yang dibutuhkan, Agustine segera menyusun rencana. Ia tidak punya banyak waktu. Polisi bisa saja menangkapnya kapan saja.

Malam itu, dengan hati berdebar, Agustine menyusup ke kantor polisi tempat orang-orang suruhannya ditahan. Ia menyuap petugas jaga untuk bisa bertemu dengan mereka.

"Kalian harus tutup mulut rapat-rapat," kata Agustine dengan nada mengancam. "Jangan sekali-kali menyebut nama saya. Jika kalian melakukannya, kalian akan menyesal seumur hidup."

Orang-orang suruhan Agustine yang sudah babak belur dan ketakutan, hanya bisa mengangguk pasrah. Mereka tidak berani melawan perintah Agustine.

"Bagus," kata Agustine puas. "Kalian sudah membuat keputusan yang tepat. Saya akan memastikan kalian tidak akan kekurangan apapun selama di penjara."

Agustine kemudian memberikan sejumlah uang kepada orang-orang suruhannya sebagai imbalan atas kesetiaan mereka. Setelah itu, ia segera meninggalkan kantor polisi dengan perasaan lega.

"Aku sudah aman sekarang," gumam Agustine sambil tersenyum licik.

****

Setibanya di depan rumah, Wilda melihat Nurjannah sedang menyapu halaman depan rumah. Nurjannah yang melihat kedatangan Wilda, langsung menghampirinya dengan wajah khawatir.

"Wilda! Kamu tidak apa-apa, Nak?" tanya Nurjannah dengan nada cemas.

Wilda mengangguk lemah. Ia tidak bisa berkata apa-apa. Air matanya tiba-tiba menetes.

Melihat air mata Wilda, Nurjannah semakin khawatir. Ia memeluk Wilda erat. Wilda kemudian menceritakan semua kejadian yang dialaminya semalam kepada Nurjannah. Ia menceritakan bagaimana ia diculik oleh dua orang pria dan dibawa ke sebuah gubuk tua. Ia juga menceritakan bagaimana ia berusaha melawan dan melarikan diri, namun gagal.

Nurjannah yang mendengar cerita Wilda, langsung histeris. Ia tidak menyangka anaknya akan mengalami kejadian yang begitu mengerikan. Wilda terus berusaha meyakinkan ibunya bahwa ia baik-baik saja. Namun, Nurjannah tetap saja tidak percaya. Ia terus saja menangis dan memeluk Wilda erat.

"Maafkan Ibu, Nak. Ibu tidak bisa menjaga kamu," kata Nurjannah dengan nada penuh penyesalan.

Wilda memeluk ibunya erat. Ia tahu, ibunya sangat mencintainya.

"Ibu tidak salah. Ini bukan salah Ibu," kata Wilda sambil berusaha menenangkan ibunya. "Yang penting, sekarang kita sudah sama-sama selamat."

Nurjannah terus saja menangis dan memeluk Wilda erat. Ia sangat bersyukur karena anaknya telah kembali dengan selamat. Ia berjanji akan selalu menjaga dan melindungi Wilda apapun yang terjadi.

1
Rani Yetiana
semoga Agustin gak bisa hamil biar taurasa tu nenek peot
Ma Em
Dasar pelakor maruk sdh tau suami sahabatmu masih saja digoda seperti tdk ada lelaki lain didunia ini apa Agustine tdk laku hingga suami sahabat sendiri embat juga
ay Susie
bikin darah tinggi ,,
Machmudah
suka sm othor nya rajin up....🥰
Serena Muna: makasih kakak
total 1 replies
Mika Su
bukunya sangat bagus dan gak nyesel buat baca
Serena Muna: terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!